MANADOPOST.ID— Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia (RI) untuk Kanada merangkap International Civil Aviation Organization (ICAO) Daniel Tumpal Simanjuntak angkat suara terkait meninggalkan salah satu mahasiswa asal Sulawesi Utara (Sulut) di Toronto, Kanada, 8 Januari 2021, Grace Karundeng. Saat menerima pesan whats up Pemimpin Redaksi Manado Post tadi malam, Simanjuntak langsung telepon balik. Dubes mengawali keterangannya dengan menyampaikan duka mendalam pada keluarga besar Grace Karundeng. “Sebagai Dutas Besar RI untuk Kanada, saya turut berdukacita mendalam atas musibah yang dialami keluarga besar Adik Grace Karundeng,” ucapnya, lewat telpon Whatsaap. Dia melanjutkan, KBRI sudah berkomunikasi dengan pihak berwajib di Kanada dan pihak berwenang. Di mana saat ini almarhumah masih diotopsi di Humber Rivers Hospitals di Toronto. “Ini sesuai dengan ketentuan hukum peraturan di Kanada, harus diotopsi. Hasilnya akan disampaikan pada KBRI lewat KJRI di Toronto dan diteruskan ke keluarga,” jelasnya. KBRI melalui Konjen RI di Toronto juga lanjut Simanjuntak, akan menyerahkan hasil otopsi bersama dengan jenazah almarhumah serta dokumen dokumen pada keluarga. Sekaligus ikut memfasilitasi pemulangan Jenazah Almarhumah Grace ke Indonesia. “Semua sudah dikomunikasikan antara keluarga, baik tante almarhumah di Toronto maupun ibunda dari Grace yang ada di Airmadidi,” tukasnya sembari menambahkan, update peristiwa ini akan dilakukan pihaknya melalui KJRI di Toronto. “Pak Tommy bisa tambah menanyakan informasi lebih lengkap lagi ke Pak Budi, fungsi Konsuler di KJRI Toronto,” tambahnya. KBRI pun terus memantau lewat perwakilan KJRI. Karena diketahui jarak Kedubes di Otawa dengan Toronto sekira 500 Km. “Kedubes siap memfasilitasi apapun yang diminta keluarga. Termasuk yang berhubungan dengan pihak berwajib di Kanada dan pihak RS serta pihak lainnya. Termasuk rencana pemulangan jenazah. Kami siap memfasiltasi,” sebutnya. Dalam pernyataannya pada Manado Post, Simanjuntak tak berhenti menyampaikan rasa dukanya. Karena menurut dia, bukan saja karena almarhumah merupakan warga Indonesia, namun kata Dubes, ada keterikatan keluarga antara dia dengan Sulawesi Utara. “Karena saya juga masuk keluarga besar Kawanua. Istri saya orang Winangun Manado. Jadi saya turut bersedih,” tuturnya. Konsulat Jenderal RI di Toronto, dihubungi Manado Post, mengatakan, bahwa KJRI mendapat informasi dari warga Indonesia di Toronto. Kemudian langsung menghubungi pihak berwajib. Pihak berwajib langsung menuju ke apartement tempat Grace Karundeng tinggal. Grace Karundeng ditemukan meninggal di apartement tempat dia tinggal. Almarhumah langsung dibawa ke rumah sakit untuk diotopsi . "Karena itu kami belum bisa berspekolasi soal penyebab kematian. Kita tunggu saja hasil otopsi pihak berwajib . Mereka akan beritahu penyebab kematian adik Grace Karundeng, " jelas Budi, fungsi konsoler KJRI Toronto., tadi malam. (*)