34.4 C
Manado
Tuesday, 30 May 2023

AA Maramis Sosok di Balik Sila Ketuhanan yang Maha Esa, Berkat Perjuangannya Syariat Islam Diganti 

MANADOPOST.ID – Sejarah lahirnya Pancasila di bumi Indonesia harus terus diingat masyarakat. Pancasila yang menjadi dasar negara memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Lahirnya Pancasila tak lepas dari peran pahlawan nasional asal Sulawesi Utara (Sulut) Dr Mr Alexander Andries Maramis atau lebih dikenal dengan AA Maramis.

1 Juni menjadi tanggal sakral bagi bangsa Indonesia. Pancasila lahir. Yang sejak 2016 diperingati dan pada 2017 resmi menjadi hari libur nasional. Peran AA Maramis jelas tertuang dalam sejarah. Ketika itu pada Jumat 1 Juni 1945, bertempat di Gedung Chuo Sangi In (kini Gedung Pancasila, Jakarta Pusat), sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan memasuki hari keempat. Saat itu, Soekarno mengemukakan lima prinsip yang kelak menjadi basis ideologi negara baru bernama Indonesia (dilansir dari sulsel.idntimes.com).

Usulan itu disambut hangat. Sebagai tindak lanjut, dibentuklah Panitia Sembilan. Sebuah komite kecil berisi sembilan anggota BPUPK. Semuanya berasal dari latar belakang berbeda. Salah satunya AA Maramis yang merupakan tokoh Kristen nasionalis-sekuler asal Manado, Sulut.

Baca Juga:  Survei SMRC: 84 Persen Publik Tidak Percaya Adanya Kebangkitan PKI

Sepanjang dekade 1930-an, Alex Maramis dikenal masyarakat sebagai pengacara ulung pembela rakyat kecil. Ia bahkan lebih sering bekerja tanpa bayaran. Saat bekerja di Palembang, ia bertemu perempuan bernama Elizabeth Marie Diena Velhoed yang kelak menjadi istrinya.

1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile

Di masa pendudukan Jepang, reputasinya kian melejit. Saat bertugas di Jakarta, ia menjadi pegiat di Majelis Pertimbangan Poesat Tenaga Ra’jat (Poetera). Usai Poetera bubar pada 1944, ia direkrut sebagai penasihat di Kaigun Bukanfu, kantor penghubung Angkatan Darat dan Angkatan Laut Jepang di Indonesia.

Masuk 1945, pada pengujung Perang Dunia II, Dai Nippon yang kian terdesak oleh Sekutu di medan tempur Pasifik mulai menjanjikan kemerdekaan pada Indonesia. Sebagai bukti bahwa ini tak sekadar “mulut manis”, mereka membentuk BPUPK pada 1 Maret 1945. Sekitar dua bulan berselang, ke-67 orang anggotanya diumumkan. Ada nama Alex Maramis tertera dalam daftar

Baca Juga:  TIDAK SENANG! PKS Sorot Menteri Agama yang Keluarkan Edaran Soal Aturan Pengeras Suara Masjid

Terpilihnya Alex Maramis didasarkan pada dua pertimbangan. Pertama, ia adalah praktisi hukum, yang dijamin sangat membantu perumusan konstitusi. Kedua, ia berasal dari golongan Kristen minoritas sekaligus wakil dari Sulawesi dan Indonesia bagian timur (bersama Johannes Latuharhary asal Ambon).

Sebagai tindak lanjut sidang pertama BPUPK pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945, Panitia Sembilan dibentuk untuk menyusun prinsip dasar sebuah negara. Hari Jumat 22 Juni 1945, setelah berembuk selama tiga pekan, terbitlah Piagam Jakarta yang kelak jadi cikal bakal Pancasila. Tetapi, masih ada yang mengganjal di benak Alex Maramis, satu-satunya pemeluk Kristen di Panitia Sembilan.

MANADOPOST.ID – Sejarah lahirnya Pancasila di bumi Indonesia harus terus diingat masyarakat. Pancasila yang menjadi dasar negara memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Lahirnya Pancasila tak lepas dari peran pahlawan nasional asal Sulawesi Utara (Sulut) Dr Mr Alexander Andries Maramis atau lebih dikenal dengan AA Maramis.

1 Juni menjadi tanggal sakral bagi bangsa Indonesia. Pancasila lahir. Yang sejak 2016 diperingati dan pada 2017 resmi menjadi hari libur nasional. Peran AA Maramis jelas tertuang dalam sejarah. Ketika itu pada Jumat 1 Juni 1945, bertempat di Gedung Chuo Sangi In (kini Gedung Pancasila, Jakarta Pusat), sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan memasuki hari keempat. Saat itu, Soekarno mengemukakan lima prinsip yang kelak menjadi basis ideologi negara baru bernama Indonesia (dilansir dari sulsel.idntimes.com).

Usulan itu disambut hangat. Sebagai tindak lanjut, dibentuklah Panitia Sembilan. Sebuah komite kecil berisi sembilan anggota BPUPK. Semuanya berasal dari latar belakang berbeda. Salah satunya AA Maramis yang merupakan tokoh Kristen nasionalis-sekuler asal Manado, Sulut.

Baca Juga:  Satu Keluarga Tewas Akibat Covid-19, Termakan Hoax Antivaksin

Sepanjang dekade 1930-an, Alex Maramis dikenal masyarakat sebagai pengacara ulung pembela rakyat kecil. Ia bahkan lebih sering bekerja tanpa bayaran. Saat bekerja di Palembang, ia bertemu perempuan bernama Elizabeth Marie Diena Velhoed yang kelak menjadi istrinya.

Di masa pendudukan Jepang, reputasinya kian melejit. Saat bertugas di Jakarta, ia menjadi pegiat di Majelis Pertimbangan Poesat Tenaga Ra’jat (Poetera). Usai Poetera bubar pada 1944, ia direkrut sebagai penasihat di Kaigun Bukanfu, kantor penghubung Angkatan Darat dan Angkatan Laut Jepang di Indonesia.

Masuk 1945, pada pengujung Perang Dunia II, Dai Nippon yang kian terdesak oleh Sekutu di medan tempur Pasifik mulai menjanjikan kemerdekaan pada Indonesia. Sebagai bukti bahwa ini tak sekadar “mulut manis”, mereka membentuk BPUPK pada 1 Maret 1945. Sekitar dua bulan berselang, ke-67 orang anggotanya diumumkan. Ada nama Alex Maramis tertera dalam daftar

Baca Juga:  Tumpas KKB Papua, TNI Kirim 400 Pasukan Setan ke Papua

Terpilihnya Alex Maramis didasarkan pada dua pertimbangan. Pertama, ia adalah praktisi hukum, yang dijamin sangat membantu perumusan konstitusi. Kedua, ia berasal dari golongan Kristen minoritas sekaligus wakil dari Sulawesi dan Indonesia bagian timur (bersama Johannes Latuharhary asal Ambon).

Sebagai tindak lanjut sidang pertama BPUPK pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945, Panitia Sembilan dibentuk untuk menyusun prinsip dasar sebuah negara. Hari Jumat 22 Juni 1945, setelah berembuk selama tiga pekan, terbitlah Piagam Jakarta yang kelak jadi cikal bakal Pancasila. Tetapi, masih ada yang mengganjal di benak Alex Maramis, satu-satunya pemeluk Kristen di Panitia Sembilan.

Most Read

Artikel Terbaru