MANADOPOST.ID- Secara laboratorium, belum ada bukti adanya keberadaan variant of concern (Alfa, Beta, Delta dan Kappa) di Sulawesi Utara.
Meski demikian, menurut Satgas Covid-19 Sulut, perkembangan kondisi epidemiologik dan kecepatan transmisi dari beberapa kasus menunjukkan adanya kemungkinan bahwa yang sementara beredar di Sulut pada saat ini adalah variant of concern (VoC) ini.
“Pola transmisi dari VoC ini berdasarkan laporan investigasi dari negara dan daerah lain di Indonesia adalah lebih cepat, menjangkiti lebih banyak orang dan adanya kemungkinan yang sangat tinggi bahwa transmisinya bersifat aerosol/airborne,” tutur Juru Bicara Satgas Covid-19 Sulut dr Steaven Dandel MPH.
Dandel menjelaskan, penularan aerosol/airborne adalah penularan yang disebabkan karena menghirup partikel virus yang mengambang di udara. “Pada penularan airborne, orang yang infeksius mengeluarkan partikel virus ini lewat batuk atau bersin yang melayang di udara dan bisa bertahan sampai 16 jam. Sehingga mereka yang tidak memakai masker akan sangat mudah terinfeksi,” bebernya.
1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile
Lanjutnya, dengan pola transmisi seperti ini maka masyarakat diimbau untuk menaikkan kewaspadaannya ke titik tertinggi. “Pemakaian masker menjadi hal yang wajib dilakukan. Pola kerja dari rumah diimplementasikan kembali. Sirkulasi udara ruangan kerja harus diperbaiki. Menghindari makan bersama, karena pada saat makan bersama otomatis masker akan dibuka. Menghindari acara acara di tempat tertutup dan padat. Menghindari kerumunan kemanapun kita pergi. Acara acara resepsi dengan kehadiran lebih dari 30 orang sebaiknya dihindari. Pelaksanaan ibadah dan perayaan sebaiknya melalui daring,” tandasnya.(tan)
MANADOPOST.ID- Secara laboratorium, belum ada bukti adanya keberadaan variant of concern (Alfa, Beta, Delta dan Kappa) di Sulawesi Utara.
Meski demikian, menurut Satgas Covid-19 Sulut, perkembangan kondisi epidemiologik dan kecepatan transmisi dari beberapa kasus menunjukkan adanya kemungkinan bahwa yang sementara beredar di Sulut pada saat ini adalah variant of concern (VoC) ini.
“Pola transmisi dari VoC ini berdasarkan laporan investigasi dari negara dan daerah lain di Indonesia adalah lebih cepat, menjangkiti lebih banyak orang dan adanya kemungkinan yang sangat tinggi bahwa transmisinya bersifat aerosol/airborne,” tutur Juru Bicara Satgas Covid-19 Sulut dr Steaven Dandel MPH.
Dandel menjelaskan, penularan aerosol/airborne adalah penularan yang disebabkan karena menghirup partikel virus yang mengambang di udara. “Pada penularan airborne, orang yang infeksius mengeluarkan partikel virus ini lewat batuk atau bersin yang melayang di udara dan bisa bertahan sampai 16 jam. Sehingga mereka yang tidak memakai masker akan sangat mudah terinfeksi,” bebernya.
Lanjutnya, dengan pola transmisi seperti ini maka masyarakat diimbau untuk menaikkan kewaspadaannya ke titik tertinggi. “Pemakaian masker menjadi hal yang wajib dilakukan. Pola kerja dari rumah diimplementasikan kembali. Sirkulasi udara ruangan kerja harus diperbaiki. Menghindari makan bersama, karena pada saat makan bersama otomatis masker akan dibuka. Menghindari acara acara di tempat tertutup dan padat. Menghindari kerumunan kemanapun kita pergi. Acara acara resepsi dengan kehadiran lebih dari 30 orang sebaiknya dihindari. Pelaksanaan ibadah dan perayaan sebaiknya melalui daring,” tandasnya.(tan)