MANADOPOST.ID-Aktivitas Perusahaan Tambang PT Sumber Energi Jaya (SEJ) di wilayah Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara dikeluhkan warga.
Diduga aktivitas tambang PT SEJ yang menggunakan bahan peledak, menyebabkan lahan perkebunan warga mengalami retak dan terancam ambruk.
H. Ungke Ibrahim, salah satu warga sekaligus pemilik lahan pertanian mengaku jika pasca PT SEJ melakukan aktivitas, kondisi tanah perkebunan menjadi tidak stabil mengalami keretakan dan patahan di mana-mana.
“Mereka menggunakan peledak sehingga berdampak pada lahan perkebunan warga. Bahkan beberapa ruas jalan perkebunan terancam ambruk,” ujar Ibrahim.
1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile
Kejadian patahan ini kata Ibrahim sudah terjadi sejak 2021 khususnya di bagian Utara pit PT. SEJ dan terus berdampak sampai sekarang.
Kondisi ini membuat masyarakat takut untuk mengolah lahan, dikarenakan juga jarak tambang PT SEJ sangat dekat ditambah lagi kegiatan peledakan setiap hari.
“Keluhan ini sudah kerap kali disampaikan. Akan tetapi belum ada perhatian dan tanggung jawab dari pihak perusahaan,” timpalnya.
Sementara itu, pihak Pemerintah Desa Ratatotok Selatan sebagai salah satu desa di wilayah lahan tambang PT SEJ pun ikut membenarkan kondisi tersebut.
Hukum Tua Markus Korua mengungkapkan, keluhan warga ini sudah disampikan ke pihak perusahaan. Harapannya ada itikad baik pihak perusahaan terkait dampak dari aktivitas pertambangan dengan peledak. Akan tetapi upaya tersebut tidak kunjung ditanggapi.
“Iya memang kondisi ini sudah terjadi sejak 2021 silam. Ada beberapa warga pemilik lahan yang sangat terdampak. Kami sudah secara persuasif berkomunikasi, tapi sampai sekarang belum direspon,” tandasnya.(gnr)
MANADOPOST.ID-Aktivitas Perusahaan Tambang PT Sumber Energi Jaya (SEJ) di wilayah Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara dikeluhkan warga.
Diduga aktivitas tambang PT SEJ yang menggunakan bahan peledak, menyebabkan lahan perkebunan warga mengalami retak dan terancam ambruk.
H. Ungke Ibrahim, salah satu warga sekaligus pemilik lahan pertanian mengaku jika pasca PT SEJ melakukan aktivitas, kondisi tanah perkebunan menjadi tidak stabil mengalami keretakan dan patahan di mana-mana.
“Mereka menggunakan peledak sehingga berdampak pada lahan perkebunan warga. Bahkan beberapa ruas jalan perkebunan terancam ambruk,” ujar Ibrahim.
Kejadian patahan ini kata Ibrahim sudah terjadi sejak 2021 khususnya di bagian Utara pit PT. SEJ dan terus berdampak sampai sekarang.
Kondisi ini membuat masyarakat takut untuk mengolah lahan, dikarenakan juga jarak tambang PT SEJ sangat dekat ditambah lagi kegiatan peledakan setiap hari.
“Keluhan ini sudah kerap kali disampaikan. Akan tetapi belum ada perhatian dan tanggung jawab dari pihak perusahaan,” timpalnya.
Sementara itu, pihak Pemerintah Desa Ratatotok Selatan sebagai salah satu desa di wilayah lahan tambang PT SEJ pun ikut membenarkan kondisi tersebut.
Hukum Tua Markus Korua mengungkapkan, keluhan warga ini sudah disampikan ke pihak perusahaan. Harapannya ada itikad baik pihak perusahaan terkait dampak dari aktivitas pertambangan dengan peledak. Akan tetapi upaya tersebut tidak kunjung ditanggapi.
“Iya memang kondisi ini sudah terjadi sejak 2021 silam. Ada beberapa warga pemilik lahan yang sangat terdampak. Kami sudah secara persuasif berkomunikasi, tapi sampai sekarang belum direspon,” tandasnya.(gnr)