MANADOPOST.ID— Side Event Presidensi G20, Women20 (W20) di Likupang sudah selesai digelar sejak Rabu (16/2). Namun euforia keberhasilan Sulawesi Utara (Sulut) menjadi tuan rumah kegiatan internasional masih terasa.
Apalagi, warga Nyiur Melambai sukses memperkenalkan sosok Maria Walanda Maramis sebagai salah satu tokoh kesetaraan gender. Sebagaimana tema “Freedom from Discrimination”, Sulut layak dijadikan acuan mancanegara sebagai daerah yang berhasil memberikan ruang luas bagi perempuan untuk berkarya.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey pada pembukaan W20 berharap iven tersebut dapat menjadi momentum untuk memperkokoh komitmen bersama, membuat semua perempuan dunia ‘Bebas dari Diskriminasi’.
“Dengan semangat atmosfer Women of Twenty, marilah bersama, kita dorong kesetaraan, keamanan dan kesejahteraan dengan menghapus diskriminasi terhadap perempuan. Bersama, kita dukung upaya pemberdayaan perempuan melalui Usaha Kecil dan Menengah yang dimiliki dan dikelola oleh perempuan, serta pemberdayaan perempuan dengan disabilitas dan perempuan-perempuan perdesaan. Bersama, kita wujudkan kesetaraan pelayanan kesehatan bagi peningkatan kualitas hidup perempuan yang kuat,” ajaknya.
Menurutnya, dunia membutuhkan wanita yang akan mengangkat dan membangun orang lain, yang akan mencintai dan dicintai. Wanita yang hidup dengan berani, baik lembut dan tegas. Wanita dengan tekad yang kuat, sehingga dari keikhlasan seorang wanita akan tumbuh generasi hebat yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa.
Para peserta diajak berkolaborasi dalam pelaksanaan W20 di Sulawesi Utara (Sulut). Orang nomor satu di Bumi Nyiur Melambai ini menyatakan sukacita dan rasa bangga karena Sulut, khususnya Minahasa Utara dipercayakan sebagai lokasi pelaksanaan W20 Indonesia 2022.
Olly bahkan sempat mengajak semua peserta mengheningkan cipta sejenak, untuk mengingat jasa dan pengorbanan para Pahlawan Wanita, para Pejuang Feminis yang telah memperjuangkan emansipasi perempuan di Indonesia dan di dunia.
“Kita pahami bahwa kesetaraan gender adalah salah satu hak asasi manusia. Tidak hanya laki-laki, tetapi perempuan memiliki hak yang sama untuk membuat pilihan hidup dengan kehormatan, keberanian dan kebebasan,” tandanya.
Perempuan memiliki potensi yang luar biasa, tidak bisa dipandang sebelah mata, dan tidak bisa ditempatkan hanya sebagai warga kelas dua, melainkan sejajar sebagai mitra laki-laki dalam konteks apapun.
“Di Sulawesi Utara, kesetaraan gender senantiasa diperjuangkan penuh. Kebijakan yang berpihak pada perempuan di Sulawesi Utara, terus dapat kita upayakan dan laksanakan,” ungkap dia.
Dijelaskannya, berbagai inovasi dalam pemberdayaan perempuan, terus dihadirkan. “Karena itulah, Kami sangat bersukacita ketika kami dapat menjadi nyonya rumah, atas pelaksanaan W20 Indonesia 2022 ini, terlebih atas agenda Deklarasi Likupang tentang Kesetaraan Gender yang turut dirangkaikan,” imbuhnya.
Gubernur Olly meyakini setiap daerah di belahan dunia, memiliki komitmen yang sama, melakukan hal yang sama, untuk terus memperjuangkan kesetaraan gender. Untuk mencapai kesetaraan gender, katanya, memang memerlukan upaya yang sistematis, terencana dan berkesinambungan dalam segala aspek pembangunan.
Dalam hal ini, kerjasama antar kelompok sosial yang peka terhadap isu-isu perempuan (gender sensitivity) menjadi sangat penting, begitu juga komitmen bersama dari para pemimpin dunia, tokoh masyarakat dan tokoh agama, akademisi dan seluruh elemen masyarakat, untuk bersama-sama menghilangkan berbagai hambatan budaya patriarki, struktural dan instrumental guna mewujudkan kesetaraan gender di semua bidang kehidupan.
Panitia Lokal W20 Jopie Rori SH MH mengatakan, sejak masa lampau, kaum perempuan di Sulut telah diberikan tempat untuk berprestasi. Bahkan menempati jabatan strategis baik pemerintahan maupun non pemerintahan.
Olehnya, W20 dijadikan momentum deklarasi Likupang. Yang isinya menggaungkan tidak adanya diskriminasi di Sulut. Dengan begitu Sulut dapat dijadikan role model daerah bahkan negara lain tentang cara menghargai kesetaraan gender. “Melalui konferensi, deklarasi Likupang merujuk pada pengakuan Sulut bebas diskriminasi,” tuturnya.
Staf Ahli Bupati Minut tersebut menyebut sosok Maria Walanda Maramis dimunculkan sebagai tokoh asli Sulut yang mampu mendorong pengakuan terhadap kaum perempuan. “Bahkan dalam rangkaian persiapan W20, panitia membedah beragam kontribusi Maria Walanda Maramis bagi Sulut bahkan Indonesia,” ungkapnya.
Sementara itu, Co-chair W20 Indonesia 2022 Dian Siswarini menyebut Women20 dengan bangga telah menyelesaikan diskusi kebijakan yang fokus pada isu prioritas Women20 yang pertama, yaitu diskriminasi & kesetaraan, berjudul “Bebas Diskriminasi: Perjalanan Sejarah dari Jepang ke Indonesia” atau “Freedom from Discrimination: Historical Journey from Japan to Indonesia”.
Kegiatan ini dihadiri lebih dari 500 peserta secara offline and online yang terdiri dari delegasi Women20 dari 20 negara anggota G20, organisasi internasional, LSM, sektor privat, akademisi, dan publik yang tertarik dengan isu kesetaraan gender.
Menghadirkan narasumber dari beragam negara seperti Jepang, Italia, Korea Selatan, dan Australia. Dari kegiatan tersebut, Women20 mendapatkan banyak informasi terkait diskriminasi perempuan yang masih kerap terjadi secara nasional dan global. Namun, banyak pula praktik baik dan solusi bersama yang bisa dilakukan agar perempuan mendapatkan kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk berperan aktif dalam pembangunan.
“Kerja kami justru baru dimulai, bapak ibu sekalian. Women20 setelah ini akan menggodok informasi yang telah kami terima untuk kemudian kami susun menjadi sebuah dokumen yang bernama Communique,” tuturny.
Dokumen itu adalah sebuah komitmen dan visi delegasi Women20 untuk masa depan, yang kemudian akan direkomendasikan kepada para pemimpin negara/pemerintahan. “Kami berharap solusi kolaboratif yang Women20 tawarkan dapat mendorong perempuan menjadi pusat untuk pemulihan ekonomi dalam pandemi Covid-19,” ungkapnya.
Melihat banyaknya pemimpin perempuan yang ditemui di Likupang, dia optimis Sulut bisa terus mencetak perempuan- perempuan pemimpin yang berkualitas. “Saya berharap mereka yang sudah hadir dapat terinspirasi untuk terus berjuang menghapus diskriminasi terhadap perempuan dan mewujudkan kesetaraan gender,” tukasnya. (jen)