MANADOPOST.ID– Cukong tambang yang menjadi penyebab kerusakan lingkungan di Sulut, jadi sorotan pemerintah pusat. Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) jadi faktor pemicu penyebab bencana banjir dan longsor, di daerah Nyiur Melambai. Tak kurang anak buah Presiden RI Joko Widodo angkat bicara.
Menteri Sosial (Mensos) Republik Indonesia (RI) Tri Rismaharini, saat diwawancarai koran ini, Rabu (20/1) di Manado, terkait pengaruh kerusakan lingkungan terhadap bencana alam, menilai faktor tersebut merupakan salah satu pemicu besar terjadi bencana alam.
Karena itu, dirinya meminta peran aktif pemerintah daerah untuk menindaklanjuti semua tindakan-tindakan yang merusak lingkungan.
“Saat ini, kita harus bersahabat dengan alam. Karena itu, pemerintah daerah di Sulut ini harus mengontrol semua kerusakan lingkungan yang terjadi. Saya waktu menjabat Wali Kota Surabaya, tidak ada kata berdamai dengan perusak lingkungan. Saya tindak tegas. Jadi kepala daerah disini, baik bupati maupun wali kota, juga harus tegas akan hal ini,” tegas Risma.
Pernyataan Risma wajib diperhatikan pemda dan aparat penegak hukum. Sebab, berdasarkan investigasi harian ini dan sejumlah temuan petugas di lapangan, para penjahat lingkungan ini masih seenaknya melakukan pembabatan pohon tanpa izin untuk memperluas bisnis haram.
Bahkan, daerah resapan air makin berkurang dan pemanasan global akibat dirusak penambang ilegal. Tak hanya itu, penambang illegal yang tidak berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) ini, membuat pemerintah pusat harus menanggung kerugian triliunan rupiah membiayai korban banjir dan longsor. Apalagi, kalau ada korban jiwa.
“Harus tegas dan hapus setoran ataupun upeti PETI terhadap oknum-oknum tertentu untuk memutus mata rantai masalah tambang illegal dan kerusakan lingkungan,” harap sejumlah warga Bolmong Raya.
Terkait bantuan bencana, Menteri Risma yang dikenal tegas ini menggambarkan, anggaran bantuan sebesar apapun tidak akan cukup membantu masyarakat, jika bencana yang diakibatkan kerusakan lingkungan tetap terjadi.
“Kalau ada ilegal logging, tambang liar serta permasalahan sampah, ya harus diselesaikan. Jika tidak diatasi, maka ketika cuaca ekstrem datang, bencana akan tetap terjadi. Maka ini harus menjadi perhatian bersama antara pemerintah kabupaten/kota dan pemerintah provinsi. Nah untuk saat ini, reboisasi tentu juga menjadi solusi. Tapi kita tidak bisa menunggu itu, harus ada solusi-solusi yang harus diciptakan,” paparnya.
Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw juga mendukung penuh apa yang disampaikan Mensos Risma, terkait pentingnya menjaga lingkungan dalam upaya mencegah bencana alam banjir dan tanah longsor.
“Pemerintah di 15 daerah itu harus memiliki komitmen memerangi semua tindakan pidana merusak lingkungan. Jika ada kegiatan-kegiatan perusakan lingkungan, harus langsung bergerak. Koordinasi dengan pihak keamanan dan turun langsung. Pemprov akan mendukung upaya pemerintah di kabupaten/kota untuk memerangi pelaku perusak lingkungan,” tegas Kandouw.
Wali Kota Manado Dr GS Vicky Lumentut (GSVL) mengusulkan kepada Mensos agar nanti diteruskan ke Presiden dan Menteri PUPR, untuk mencegah banjir ke depan di Manado dibangun pintu dan pompa air di muara sungai.
“Tadi ke Bu Mensos, sahabat saya juga karena pernah sama-sama di Apeksi. Diusulkan untuk membuat pintu air bersama pompa di muara sungai. Ini guna mencegah air laut balik masuk ke sungai saat air pasang yang dapat mengakibatkan banjir rob,” beber Lumentut.
GSVL berharap Mensos melanjutkan kepada kementerian terkait, mengenai usulan Pemkot Manado dalam rangka pembangunan Rusunawa.
“Memang waktu lalu kita sudah usulkan, dan tinggal menunggu realisasi. Mudah-mudahan ke depan banjir dan longsor bisa kita hindari. Saya sekali lagi berterima kasih atas perhatian Pak Presiden Jokowi melalui kehadiran Ibu Mensos di Manado. Kiranya apa yang kita harapkan bersama bisa terwujud. Kepada rakyatku Manado tetap waspada dan berdoa agar kita dijauhkan dari bencana alam, dan segera keluar dari situasi sulit akibat pandemi Covid 19,” urai Ketua P/KB Sinode GMIM ini.
Bak gayung bersambut, Mensos menegaskan, akan memberikan bantuan bagi warga yang menjadi korban bencana longsor berkoordinasi dengan Pemkot Manado.
“Tadi saya sampaikan ke kawan saya pak Vicky (wali kota, red), karena pernah sama-sama di Apeksi sebagai wali kota. Agar dicarikan solusi bagaimana baiknya, warga yang bermukim di daerah rawan longsor direlokasi ke tempat aman. Nanti saya bantu sampaikan ke pak presiden dan menteri terkait. Saya juga menyampaikan turut berdukacita atas korban meninggal akibat longsor di Manado,” ungkap Risma.
Sementara itu, Bupati Kabupaten Minahasa Royke Oktavian Roring dan Wakil Bupati Minahasa Robby Dondokambey (ROR-RD), Wagub Sulut Steven Kandouw, menerima kunjungan Mensos RI Tri Rismaharini yang melakukan peninjauan lokasi bencana di Desa Tateli Weru Kecamatan Mandolang, Rabu (20/1).
Dalam kesempatan ini, ROR-RD berterima kasih kepada Mensos yang sudah berkunjung ke Kabupaten Minahasa, bahkan melihat dari dekat rakyat Minahasa dengan segala kebutuhan mereka.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Minahasa, kami mengucapkan terima kasih, atas bantuan yang telah diberikan untuk Kabupaten Minahasa,” kunci ROR-RD. (Tim MP)