25.4 C
Manado
Tuesday, 21 March 2023

Murka! Bupati Puncak Tantang KKB Papua Perang Lawan TNI-Polri, Willem : Kalau Mau Perang Kami Siapkan Lapangan

MANADOPOST.ID – Aksi brutal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, yang terus meresahkan masyarakat di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua mendapat reaksi keras dari berbagai golongan masyarakat.

Salah satu yang mengecam aksi brutal KKB Papua, adalah Bupati Puncak, Willem Wandik. Dikutip dari Cendrawsih Pos (Jawa Pos Group), Kamis (22/4) Willem mengutuk keras prilaku KKB akhir-akhir ini, yang sudah tidak manusiawi.

Willem mempertanyakan perjuangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang berjuang untuk merdeka, tetapi warga bahkan keluarga sendiri ikut dibunuh.

Bupati Puncak Willem Wendik

“Berjuang apa yang kayak begini, kalian berjuang apa sebenarnya. Ini membuat kita yang di Papua dan bahkan dunia juga ikut bingung dengan perjuangan yang sekarang dilakukan ini,” ucap Bupati Willem Wandik

1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile

Ia mengatakan belakangan ini, Kabupaten Puncak terus  menjadi sorotan akibat aksi sadis KKB, mulai dari pembunuhan guru di Distrik Beoga, pembakaran gedung sekolah, penembakan tukang ojek di Kampung Eromaga dan pembunuhan anak sekolah bernama Ali Mom.

“Seluruh Indonesia dan dunia sudah tahu bahwa daerah Puncak atau daerah pegunungan itu tidak aman, tempat sering terjadi pembunuhan. Sebagaimana yang sering terjadi selain kejadian yang dilakukan oleh KKB, ada juga masalah politik yang menimbulkan keributan serta kekacauan di Kabupaten Puncak,” ujarnya.

Ilustrasi KKB Papua

Selain itu, tambah dia, masalah adat yaitu istri pertama yang selingkuh dan pertikaian antara organisasi antara gereja yang salah paham juga semakin memperkeruh suasana.

Baca Juga:  KLHK Minta Tambang Emas BDL Setop Aktivitas

“Perang suku juga termasuk salah satu faktor yang membuat orang-orang berkumpul dan berdatangan. Ini menimbulkan banyaknya kelompok – kelompok yang masuk dan terjadilah hal – hal yang mendatangkan KKB yang mengakibat kejadian sekarang terjadi,” ungkap Willem.

“Masalah yang sekarang terjadi ini, saya tidak mengerti. Karena kalau perang suku, kita tahu apa yang mereka inginkan dan apa yang harus dilakukan. Tetapi kalau kejadian sekarang saya tidak mengerti keinginan atau maksudnya apa,” sambungnya.

Willem menambahkan, kejadian yang biasa dilakukan oleh KKB hanya perampasan senjata dan penembakan anggota atau penyerangan Pos TNI-Polri. Tetapi sekarang, penembakan terhadap guru, tukang ojek dan pembakaran sekolah. Bahkan pembunuhan masyarakat asli juga terjadi.

“Saya bingung sekali dengan kegiatan yang dilakukan sekarang oleh kelompok – kelompok ini,” sesalnya.

Bupati menyesalkan seringnya terjadi pembunuhan tukang ojek, warga non Papua, anggota TNI-Polri dan saat ini mereka membunuh masyarakatnya sendiri.

“Kita cari tahu apa yang mereka inginkan sebenarnya. Kalau mau perang, kami siapkan lapangan perang. Biar kita masyarakat undur dan kalian berperang melawan TNI-Polri. Itu baru laki-laki. Jangan membuat masyarakat jadi takut atau jadi korban,” tegasnya.

Baca Juga:  Diklarifikasi Polri, Inilah Tempat Habib Rizieq Shihab Ditahan, Ruangannya Ber-AC
Ketat : Penjagaan di daerah konflik di Papua

Terkait pembunuhan masyarakat asli, Bupati Willem Wandik mengutuk tindakan tersebut. “Ini membuat saya takut. Karena ini sudah sangat-sangat tidak benar. Apabila ada orang di balik kejadian ini yang membuat atau memerintahkan untuk membunuh anak ini, saya kutuk dengan tanah ini. Saya kutuk kalian semua kelompok ini,” ucapnya.

Sementara itu, Kapolres Puncak Kompol I Nyoman Punia menginginkan wilayah hukumnya itu aman dan kondusif, seperti yang sebelumnya. Sehingga semua bisa kembali beraktivitas seperti biasanya lagi.

“Apabila kita aman, kita bisa membangun dengan aman dan nyaman. Tetapi kalau yang terjadi sekarang ini, pembakaran sekolah, pembakaran jembatan. Bahkan guru dan anak sekolah dibunuh, sebenarnya apa salah sekolah dan jembatan, sehingga dibakar? Saya bingung dengan kejadian ini,” tuturnya.

Di tempat yang sama Dandim Puncak Jaya, Letkol Inf. Rofi Irwansyah mengatakan kehadiran TNI-Polri untuk menjaga masyarakat dan menjaga keamanan Kabupaten Puncak. Untuk itu, jangan karena kehadiran TNI-Polri justru masyarakat menjauh. Dirinya berharap TNI-Polri menjadi bagian masyarakat agar bisa menciptakan keamanan di Ilaga.

“Kita sudah melaksanakan pengamanan dalam kota Ilaga. Kita melakukan kegiatan patroli dalam kota ini untuk menciptakan keamanan dan juga memberi keamanan kepada masyarakat, agar KKB tidak bisa masuk Ilaga untuk membuat keributan,” tutupnya. (JPG)

MANADOPOST.ID – Aksi brutal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, yang terus meresahkan masyarakat di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua mendapat reaksi keras dari berbagai golongan masyarakat.

Salah satu yang mengecam aksi brutal KKB Papua, adalah Bupati Puncak, Willem Wandik. Dikutip dari Cendrawsih Pos (Jawa Pos Group), Kamis (22/4) Willem mengutuk keras prilaku KKB akhir-akhir ini, yang sudah tidak manusiawi.

Willem mempertanyakan perjuangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang berjuang untuk merdeka, tetapi warga bahkan keluarga sendiri ikut dibunuh.

Bupati Puncak Willem Wendik

“Berjuang apa yang kayak begini, kalian berjuang apa sebenarnya. Ini membuat kita yang di Papua dan bahkan dunia juga ikut bingung dengan perjuangan yang sekarang dilakukan ini,” ucap Bupati Willem Wandik

Ia mengatakan belakangan ini, Kabupaten Puncak terus  menjadi sorotan akibat aksi sadis KKB, mulai dari pembunuhan guru di Distrik Beoga, pembakaran gedung sekolah, penembakan tukang ojek di Kampung Eromaga dan pembunuhan anak sekolah bernama Ali Mom.

“Seluruh Indonesia dan dunia sudah tahu bahwa daerah Puncak atau daerah pegunungan itu tidak aman, tempat sering terjadi pembunuhan. Sebagaimana yang sering terjadi selain kejadian yang dilakukan oleh KKB, ada juga masalah politik yang menimbulkan keributan serta kekacauan di Kabupaten Puncak,” ujarnya.

Ilustrasi KKB Papua

Selain itu, tambah dia, masalah adat yaitu istri pertama yang selingkuh dan pertikaian antara organisasi antara gereja yang salah paham juga semakin memperkeruh suasana.

Baca Juga:  Irjen Pol Napoleon Bonaparte Masih Berstatus Anggota Aktif Polisi, Ini Penjelasan Polri

“Perang suku juga termasuk salah satu faktor yang membuat orang-orang berkumpul dan berdatangan. Ini menimbulkan banyaknya kelompok – kelompok yang masuk dan terjadilah hal – hal yang mendatangkan KKB yang mengakibat kejadian sekarang terjadi,” ungkap Willem.

“Masalah yang sekarang terjadi ini, saya tidak mengerti. Karena kalau perang suku, kita tahu apa yang mereka inginkan dan apa yang harus dilakukan. Tetapi kalau kejadian sekarang saya tidak mengerti keinginan atau maksudnya apa,” sambungnya.

Willem menambahkan, kejadian yang biasa dilakukan oleh KKB hanya perampasan senjata dan penembakan anggota atau penyerangan Pos TNI-Polri. Tetapi sekarang, penembakan terhadap guru, tukang ojek dan pembakaran sekolah. Bahkan pembunuhan masyarakat asli juga terjadi.

“Saya bingung sekali dengan kegiatan yang dilakukan sekarang oleh kelompok – kelompok ini,” sesalnya.

Bupati menyesalkan seringnya terjadi pembunuhan tukang ojek, warga non Papua, anggota TNI-Polri dan saat ini mereka membunuh masyarakatnya sendiri.

“Kita cari tahu apa yang mereka inginkan sebenarnya. Kalau mau perang, kami siapkan lapangan perang. Biar kita masyarakat undur dan kalian berperang melawan TNI-Polri. Itu baru laki-laki. Jangan membuat masyarakat jadi takut atau jadi korban,” tegasnya.

Baca Juga:  Indonesia Masters: Minions Kandaskan Langkah Rambitan/Pramudya di Perempatfinal
Ketat : Penjagaan di daerah konflik di Papua

Terkait pembunuhan masyarakat asli, Bupati Willem Wandik mengutuk tindakan tersebut. “Ini membuat saya takut. Karena ini sudah sangat-sangat tidak benar. Apabila ada orang di balik kejadian ini yang membuat atau memerintahkan untuk membunuh anak ini, saya kutuk dengan tanah ini. Saya kutuk kalian semua kelompok ini,” ucapnya.

Sementara itu, Kapolres Puncak Kompol I Nyoman Punia menginginkan wilayah hukumnya itu aman dan kondusif, seperti yang sebelumnya. Sehingga semua bisa kembali beraktivitas seperti biasanya lagi.

“Apabila kita aman, kita bisa membangun dengan aman dan nyaman. Tetapi kalau yang terjadi sekarang ini, pembakaran sekolah, pembakaran jembatan. Bahkan guru dan anak sekolah dibunuh, sebenarnya apa salah sekolah dan jembatan, sehingga dibakar? Saya bingung dengan kejadian ini,” tuturnya.

Di tempat yang sama Dandim Puncak Jaya, Letkol Inf. Rofi Irwansyah mengatakan kehadiran TNI-Polri untuk menjaga masyarakat dan menjaga keamanan Kabupaten Puncak. Untuk itu, jangan karena kehadiran TNI-Polri justru masyarakat menjauh. Dirinya berharap TNI-Polri menjadi bagian masyarakat agar bisa menciptakan keamanan di Ilaga.

“Kita sudah melaksanakan pengamanan dalam kota Ilaga. Kita melakukan kegiatan patroli dalam kota ini untuk menciptakan keamanan dan juga memberi keamanan kepada masyarakat, agar KKB tidak bisa masuk Ilaga untuk membuat keributan,” tutupnya. (JPG)

Most Read

Artikel Terbaru