29.4 C
Manado
Tuesday, 30 May 2023

Sosok Pasutri Polisi Ganteng dan Jaksa Cantik Asal Manado, Sukses Berkarier di Kota Semarang, Jawa Tengah

MANADOPOST.ID – Pasangan Suami Istri (Pasutri) Polisi Ganteng dan Jaksa Cantik Asal Manado ini bisa menjadi inspirasi masyarakat Indonesia, termasuk Sulawesi Utara. Kapolsek Ngaliyan Kompol Christian Chrisye Lolowang SIK SH MH bersama istri Jaksa fungsional di Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Semarang, Rina Christina, sukses membangun karier dan rumah tangga. Lolowang sendiri cekatan dalam tugasnya, di wilayah Polsek Ngaliyan, selang bertugas sekira 3 bulan.

Kompol Christian Chrisye Lolowang. (Foto Kicaunews)

Wilayah tersebut ada sekira 700 perusahaan, kebanyakan tempat industri, seperti di Kawasan Industri Candi (KIC). Permasalahan hukum ditangani profesional. Selain itu, pengawasan distribusi Vaksin, karena gudang Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (Jateng) ada di Ngaliyan Tambak Aji. Tanggung jawab menghitung, cek keseluruhan serta mendata pendistribusian vaksin ke seluruh Jawa Tengah dan melaporkan ke Polres, ditunaikan dengan baik. Saking telitinya, tidak boleh ada selisih antara vaksin yang masuk dan keluar. Eks, Kasi Standar Cegah dan Tindak Subdit Ditlantas Polda Jateng ini juga aktif membangun silaturahmi dengan tokoh-tokoh masyarakat. Diantaranya, Ketua MUI Provinsi Jateng Dr KH Ahmad Darodji MSi. Sosok low profile eks Kasat Lantas Polres Pati ini pun diterima baik tokoh masyarakat, agama dan adat wilayah Ngaliyan, Kota Semarang.

Baca Juga:  Kaca Pecah, Gelas Dilempar Peserta, Musda Keluarga Besar Putra Putri Polri Sulut Mengarah Anarkisme

 

Bagaimana dengan kiprah sang istri Rina Christina?

1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile
Rina Christina. (Foto: dok. pribadi – Radar Semarang)

Jaksa fungsional di Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Semarang ini berbagi kisah kehidupan rumah tangganya. Selain menjadi jaksa, Rina menjadi Ibu Rumah Tangga sekaligus anggota Bhayangkari. Suaminya, Kompol Christian Chrisye Lolowang menjabat Kapolsek Ngaliyan Kota Semarang. Rina mengaku biasa menghabiskan waktu libur bersama sang suami dan anak-anak di akhir pekan.

Biasanya, berlibur mengunjungi kebun binatang dan memberikan edukasi untuk anak-anak. Perempuan 35 tahun ini memiliki waktu spesial menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga zumba aerobik. Bahkan, sempatkan datang ke sanggar senam, sebelum Pandemi Covid-19. Namun, kini hanya melalui YouTube. “Paling tidak seminggu tiga sampai empat kali, yang penting tetap olahraga,” beber Rina kepada Radar Semarang.

Diketahui, sebelum bertugas di Kota Semarang, Rina sudah melanglang buana di beberapa kejaksaan. Dia menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Kejari Manado pada 2007. Pindah ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulawesi Utara pada 2009.

Baca Juga:  Satu Jam Jelang Pembukaan PON XX Papua, Antrean Panjang Terjadi di Luar Stadion

Kemudian, sekolah jaksa pada 2010 di Pendidikan dan Pelatihan Pembentukan Jaksa (PPPJ) Jakarta. Setelah itu, masuk ke Kejari Kendari, hingga pindah ke Kejari Padang tahun 2013, dan Kejari Kota Semarang sejak 2015 hingga sekarang. Selama bertugas di Kota Semarang, Rina mengaku memiliki pengalaman paling berkesan, saat menangani kasus pembunuhan. Menurutnya, menjadi tantangan sekaligus pengalaman luar biasa, sebab baru beberapa bulan menjadi jaksa. “Saat itu 2011, baru enam bulan jadi jaksa. Jadi suatu tantangan karena pengalamannya masih minim,” beber perempuan berdarah Manado ini.

Meskipun demikian, tetap bersikap profesional dan tidak membeda-bedakan kasus. Baginya, wajib memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat, terutama pencari keadilan. Sebab, tiap perkara memiliki tingkat kesulitan beda-beda. “Kuncinya, harus sesuai penegakan hukum dan SOP. Termasuk menyampaikan ke korban atau orang yang berperkara untuk tidak memberi sesuatu atau embel-embel,” pungkas ibu dua anak ini. (jpnn/kicaunews/vip)

MANADOPOST.ID – Pasangan Suami Istri (Pasutri) Polisi Ganteng dan Jaksa Cantik Asal Manado ini bisa menjadi inspirasi masyarakat Indonesia, termasuk Sulawesi Utara. Kapolsek Ngaliyan Kompol Christian Chrisye Lolowang SIK SH MH bersama istri Jaksa fungsional di Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Semarang, Rina Christina, sukses membangun karier dan rumah tangga. Lolowang sendiri cekatan dalam tugasnya, di wilayah Polsek Ngaliyan, selang bertugas sekira 3 bulan.

Kompol Christian Chrisye Lolowang. (Foto Kicaunews)

Wilayah tersebut ada sekira 700 perusahaan, kebanyakan tempat industri, seperti di Kawasan Industri Candi (KIC). Permasalahan hukum ditangani profesional. Selain itu, pengawasan distribusi Vaksin, karena gudang Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (Jateng) ada di Ngaliyan Tambak Aji. Tanggung jawab menghitung, cek keseluruhan serta mendata pendistribusian vaksin ke seluruh Jawa Tengah dan melaporkan ke Polres, ditunaikan dengan baik. Saking telitinya, tidak boleh ada selisih antara vaksin yang masuk dan keluar. Eks, Kasi Standar Cegah dan Tindak Subdit Ditlantas Polda Jateng ini juga aktif membangun silaturahmi dengan tokoh-tokoh masyarakat. Diantaranya, Ketua MUI Provinsi Jateng Dr KH Ahmad Darodji MSi. Sosok low profile eks Kasat Lantas Polres Pati ini pun diterima baik tokoh masyarakat, agama dan adat wilayah Ngaliyan, Kota Semarang.

Baca Juga:  Restrukturisasi Kredit Diperpanjang

 

Bagaimana dengan kiprah sang istri Rina Christina?

Rina Christina. (Foto: dok. pribadi – Radar Semarang)

Jaksa fungsional di Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Semarang ini berbagi kisah kehidupan rumah tangganya. Selain menjadi jaksa, Rina menjadi Ibu Rumah Tangga sekaligus anggota Bhayangkari. Suaminya, Kompol Christian Chrisye Lolowang menjabat Kapolsek Ngaliyan Kota Semarang. Rina mengaku biasa menghabiskan waktu libur bersama sang suami dan anak-anak di akhir pekan.

Biasanya, berlibur mengunjungi kebun binatang dan memberikan edukasi untuk anak-anak. Perempuan 35 tahun ini memiliki waktu spesial menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga zumba aerobik. Bahkan, sempatkan datang ke sanggar senam, sebelum Pandemi Covid-19. Namun, kini hanya melalui YouTube. “Paling tidak seminggu tiga sampai empat kali, yang penting tetap olahraga,” beber Rina kepada Radar Semarang.

Diketahui, sebelum bertugas di Kota Semarang, Rina sudah melanglang buana di beberapa kejaksaan. Dia menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Kejari Manado pada 2007. Pindah ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulawesi Utara pada 2009.

Baca Juga:  Wow! Uang Rp 1,2 Miliar Dibagikan Untuk Pelayat di Rumah Duka Wagub Papua

Kemudian, sekolah jaksa pada 2010 di Pendidikan dan Pelatihan Pembentukan Jaksa (PPPJ) Jakarta. Setelah itu, masuk ke Kejari Kendari, hingga pindah ke Kejari Padang tahun 2013, dan Kejari Kota Semarang sejak 2015 hingga sekarang. Selama bertugas di Kota Semarang, Rina mengaku memiliki pengalaman paling berkesan, saat menangani kasus pembunuhan. Menurutnya, menjadi tantangan sekaligus pengalaman luar biasa, sebab baru beberapa bulan menjadi jaksa. “Saat itu 2011, baru enam bulan jadi jaksa. Jadi suatu tantangan karena pengalamannya masih minim,” beber perempuan berdarah Manado ini.

Meskipun demikian, tetap bersikap profesional dan tidak membeda-bedakan kasus. Baginya, wajib memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat, terutama pencari keadilan. Sebab, tiap perkara memiliki tingkat kesulitan beda-beda. “Kuncinya, harus sesuai penegakan hukum dan SOP. Termasuk menyampaikan ke korban atau orang yang berperkara untuk tidak memberi sesuatu atau embel-embel,” pungkas ibu dua anak ini. (jpnn/kicaunews/vip)

Most Read

Artikel Terbaru