MANADOPOST.ID- Tepat di hari peringatan lahitnya RA Kartini 21 April lalu, bayi kembar siam Joanna dan Jovalin akhirnya terpisah setelah menjalani operasi selama sembilan jam di RSUP Prof Dr RD Kandou Manado.
Raut bahagia terpancar di wajah Serda Fredrik Lumowa dan sang istri Marcela Sumakul usai operasi pemisahan buah hati mereka, Joanna dan Jovalin, di RSUP Kandou berjalan baik dan lancar, Kamis (21/4) lalu.
Ucapan syukur dan terima kasih terus terucap dari bibir keduanya. “Mohon doanya, semoga keduanya segera pulih dan sehat. Kami dan keluarga juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kasad dan Ibu yang telah memperhatikan putri kami. Kepada seluruh tim dokter, kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas segala upaya medis untuk kesehatan putri kami,” ujar Serda Fredrik.
Tindakan medis operasi pemisahan diketahui dimulai pukul 08.30 WITA dan hingga pukul 12.46 WITA. Operasi pemisahan si kembar berjalan dengan lancar dan pemisahan berhasil dengan baik. Selanjutnya dilakukan tindakan medis dan secara keseluruhan baru selesai pada pukul 15.45 WITA. Operasi pemisahan kembar siam Joanna dan Jovalin dilakukan oleh tim dokter terpadu sebanyak 67 orang dokter yang diketuai oleh DR dr Harsali Lampus MHSM SpBA.
“Rencananya operasi ini akan berlangsung selama 12 jam 15 menit. Jam 6 pagi kita sudah mulai persiapan. Tim anestesi sudah mempersiapkan pasien dua jam. Pada jam 08.45 tim dokter sudah siap untuk melakukan operasi dengan kondisi pasien sudah terbius. Pada saat jalannya operasi, puji Tuhan kami tidak mendapatkan banyak masalah, karena sebelumnya sudah melakukan pemeriksaan dan simulasi dengan waktu yang cukup lama,” jelas dr Lampus.
Dia menyampaikan terima kasih kepada manajemen RSUP Kandou yang memberikan kepercayaan dan selalu mensuport tim terpadu. “Terima kasih kepada pak Dirut yang sudah menyiapkan fasilitas, sarana prasarana, peralatan yang terbaik yang tak kalah saing baik nasional maupun internasional,” ungkapnya.
Operasi yang baru kali pertama di RSUP Kandou, disaksikan langsung oleh Panglima Kodam 13 Merdeka Mayor Jenderal TNI Alfret Denny Tuejeh, dan Komandan Korem 131/Santiago Brigjen TNI Mukhlis SAP MM, juga Direktur Utama RSUP Kandou Dr dr Jimmy Panelewen SpB-KBD, Direktur SDM Pendidikan dan Umum Dr dr Ivonne E Rotty MKes, serta Direktur Pelayanan Medik Keperawatan dan Penunjang dr Jeheskiel Panjaitan SH MARS, dan pejabat terkait RSUP Kandou, melalui layar monitor di ruang jantung CVBC RSUP Kandou.
Dirut Panelewen mengatakan operasi pemisahan anak kembar siam baru pertama kali di RSUP Kandou, yang sebelumnya setiap kasus kembar siam selalu dikirim ke Jakarta. “Tahun 2019 silam di RSUP Kandou, lahirnya Joanna dan Jovelyn Lumowa, pada waktu itu pihak RSUP Kandou langsung bentuk tim untuk penanganan, karena kedua bayi tersebut kembar siam. Tapi dengan kajian tim medis belum bisa dilakukan tindakan operasi, karena selain pandemi Covid-19, tetapi juga untuk mematangkan semua organ dari kedua bayi ini,” jelas Panelewen.
Lanjutnya, terlaksananya operasi ini merupakan atensi dari seluruh jajaran TNI-AD, dari sisi RSUP Kandou sendiri mampu untuk melaksanakannya. “Saya mendapat kunjungan dari Danrem 131/Santiago Pak Mukhlis untuk silahturahmi, tetapi point utamanya untuk membahas kedua pasien ini, untuk dilakukan operasi pemisahan .Dan kamipun langsung membentuk Tim Terpadu, kita matangkan tim dokter,dan semua komponen untuk menunjang proses ini,” ujarnya.
Menurut Panelewen, pelaksanaan operasi pemisahan kembar siam ini berjalan dengan lancar. “Saya berterima kasih serta memberikan apresiasi yang sangat tinggi bagi teman teman dokter, dan semua jajaran TNI-AD, yang turut mengikuti jalannya operasi dari awal sampai selesai,” terang Panelewen, sembari menambahkan dirinya selalu memanjatkan doa kepada Tuhan agar proses operasinya berjalan lancar, karena tujuan kita baik untuk menyelamatkan kedua anak ini.
Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUP Prof R D Kandou Manado dr Jeheskiel Panjaitan sekaligus sebagai penanggung jawab Tim Terpadu Operasi Pemisahan Bayi Kembar siam menambahkan, pemisahan bayi kembar siam dijadwalkan pada 21 April karena kedua bayi tersebut berjenis kelamin perempuan. “Setelah berkoordinasi dengan tim, maka dijadwalkan operasi pada tanggal 21 April, karena kedua bayi kembar siam tersebut adalah perempuan sekaligus untuk memperingati Hari Lahir RA Kartini,” ungkap dr Panjaitan.
Sementara itu Panglima Kodam 13 Merdeka Mayor Jenderal TNI Alfret Denny Tuejeh menyampaikan apresiasi kepada tim dokter yang sudah berjuang untuk kedua anak tersebut.
“Saya selaku Pangdam terharu melihat perjuangan,semangat dari tim dokter yang melaksanakan operasi besar ini, dan semuanya berkat dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Apresiasi buat RSUP Kandou sudah membantu anak buah saya, yang mempunyai anak kembar siam ini, pesan saya pantau terus kedua anak ini pasca operasi, berharap kepada Tuhan semuanya semakin membaik,” tuturnya.(*)