MANADOPOST.ID – Peneliti Pusat Sains Antariksa (Pusainsa) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Emmanuel Sungging mengatakan bahwa fenomena alam yang terjadi bersamaan dengan Hari Raya Waisak terjadi dalam siklus 195 tahun sekali, Gerhana Bulan Total (GBT) atau super blood moon, Rabu (26/5) malam, kemarin. “Gerhana bulan 26 Mei 2021 ini disebut sebagai siklus gerhana Bulan Saros seri 121, untuk dua siklus saros berturut-turut, fenomena bulan super merah yang bersamaan dengan Waisak, dapat berulang setiap 195 tahun. Jadi fenomena ini akan terjadi kembali 10 Mei 2199, 21 Mei 2217, dan 16 Mei 2394,” beber Emmanuel kepada JawaPos.com (Manado Post Group), Rabu (26/5).
Namun, tidak perlu khawatir. Bagi masyarakat yang ketinggalan menyaksikan Gerhana Bulan Berdarah secara langsung malam kemarin, di bulan November mendatang akan ada lagi. Akan tetap, gerhana bulan biasa. ”Ada fenomena gerhana bulan lain, di bulan November,” ujarnya. Untuk detailnya, pihaknya akan meluncurkan kalender astronomi sebelum fenomena tersebut datang. “Nanti detilnya biasa kami siapin kalau udah deket-deket sih,” ujarnya. (jawapos)