MANADOPOST.ID—Lamanya penyelesaian Proyek Pekerjaan Penataan Kawasan Pantai Malalayang dan Bunaken yang tak kunjung selesai kini dikeluhkan berbagai pihak.
Hal ini diungkapkan oleh penjual gorengan di kawasan Pantai Malalayang Yeni Taibilang yang mengeluhkan Proyek Penataan Kawasan Pantai Malalayang yang hingga kini belum bisa ditempati warga.
“Kita sudah dapat surat dari kecamatan untuk tidak boleh lagi jualan disini. Jadi semua yang jual gorengan dan makanan akan pindah disana (lokasi penataan kawasan pantai Malalayang). Tapi mau pindah dimana, disana juga masih ditutup. Belum diresmikan padahal awalnya bilang Desember tahun lalu, 2021 proyek sudah selesai dan akan diresmikan,” kata Yeni yang tinggal tidak jauh dari lokasinya berjualan.

Ditambahkan pula wanita ini bahwa belum dibukanya kawasan tersebut berhubung proyek yang sama di Pulau Bunaken juga belum tuntas. “Ini belum diresmikan karena sementara mereka bangun di Bunaken,” tambah Yeni.
Dia pun berharap proyek tersebut segera tuntas, karena pendapatan pada lokasi lama (area kawasan penataan) jauh berbeda dengan lokasi berjualan saat ini. “Harapannya bangunan cepat selesai, supaya somo pindah. Kalau disini kadang pendapatan kotornya cuma 200-an ribu per hari, belum potong modal. Tapi kalau tempat lama, di lokasi yang sementara dibangun itu pendapatan rata-rata 800 ribu per hari,” ungkap wanita paruh baya ini.
Hal yang sama dikeluhkan Juliati Lumopa. Menurutnya, karena lebih ramai pembeli pada lokasi sebelumnya yakni di lokasi proyek kawasan penataan pantai Malalayang yang saat ini dibangun, ia berharap pemerintah segera memindahkan penjual gorengan pada lokasi baru.
“Semoga wisata kuliner Pantai Malalayang cepat selesai, karena berjualan disana yang lebih ramai. Beberapa waktu lalu, pemerintah Kecamatan juga sudah menyurat untuk pindah dan kios akan dibongkar. Tapi kita menunggu proyek bangunan selesai,” kata Lumopa.
Penjual gorengan Bruri Sarapil juga berharap agar pelaku bisnis UMKM Kuliner Pantai Malalayang segera dipindahkan pada lokasi baru.
“Saya berharap kita sebagai UMKM Kuliner Pantai Malalayang dapat segera pindah ke lokasi yang baru. Dengan menempati lokasi yang berusaha, saya berharap pendapatan juga akan lebih bagus dari sekarang. Karena lokasi baru lebih higienis dan lebih tertata,” tutur Sarapil yang juga merupakan Ketua Asosiasi Kuliner Pantai Malalayang Dua.
Hal senada diungkapkan Mario EP. Warga Teling juga berharap segera akan menikmati wisata pantai baru, usai pemberlakuan PPKM dan berharap dapat meningkatkan perekonomian warga sekitar. “ini sudah klar PPKM, suka skali mo pigi lihat itu Pantai Malalayang yang dorang so beking, tapi ini dapa lihat masih ada tutup dengan seng. Padahal ini tampa wisata gratis dan kalau so buka pasti akan mengangkat perekonomian warga sekitar dan pelaku UMKM yang jualan makanan dan gorengan di situ,” ujarnya dengan dialek Manado kental.

Sementara itu, Ketua Aliansi Masyarakat Anti Korupsi (AMAK) Sulut dr Sunny Rumawung, juga mendesak agar pemerintah pusat dalam hal ini Cipta Karya dapat segera menyelesaikan dan meresmikan proyek nasional tersebut.
“Saya perhatikan proyek Penataan Kawasan Pantai Malalayang masih ditutup dan tidak bisa kelihatan progresnya. Harusnya pemerintah dalam hal ini Cipta Karya agar segera meresmikan pekerjaan tersebut. Apalagi ini sudah lewat waktu,” kata Rumawung.
Berdasarkan papan proyek yang terletak dilokasi, pekerjaan Penataan Pantai Malalayang, menunjukkan harusnya proyek yang mulai dikontrak pada Oktober 2020 tersebut telah ditargetkan rampung pada akhir 2021. Dengan masa waktu tertera 450 hari, yakni tuntas pada Desember 2021.
“Makanya segera diresmikan saja lokasinya, kalau sudah selesai. Lagian pekerjaannya kan sudah melewati waktu yang ditentukan. Sayangkan, proyek dengan anggaran yang besar, tapi penyelesainnya berlarut-larut,” tambah Ketua AMAK Sulut ini.
Ia pun menyebutkan bahwa lokasi yang saat ini ditempati penjual kuliner Pantai Malalayang sangat berbahaya untuk ditempati.
“Karena bagian yang masyarakat tempati saat ini untuk berjualan terkesan kumuh dan agak berbahaya. Karena mereka menempati lokasi dipinggir laut yang kapan saja bisa terjadi abrasi” terang nya.
Rumawung pun berharap, agar dengan diresmikannya Proyek Penataan Kawasan Pantai Malalayang, akan meningkatkan roda perekonomian di Sulawesi Utara khususnya di Kota Manado pasca pandemi. Selain itu pula meningkatkan ekonomi UMKM dan masyarakat di sekitar kawasan Pantai Malalayang.
“Dimasa pandemi ini banyak kesulitan yang terjadi dimasyarakat sehingga pengembangan ekonomi mikro di lokasi ini perlu ditingkatkan. Jadi himbauan saya agar Pemkot Manado dapat segera mendesak Kementerian PUPR dalam hal ini Cipta Karya untuk segera meresmikan destinasi Pantai Wisata Malalayang agar masyarakat umum dapat segera menikmati sarana” yang ada di dalamnya. Serta UMKM juga dapat menempati lokasi tersebut sehingga ada lapangan pekerjaan untuk masyarakat. Sehingga sektor ekonomi dan pariwisata di Kota Manado khususnya di kawasan itu dan sekitarnya bisa bergeliat lagi,” Pungkas Rumawung. (*)