MANADOPOST.ID-Semangat yang ditunjukan Wali Kota Bitung Maximiliaan Jonas Lomban (MJL) bersama ketua Tim Penggerak PKK Khouni Lomban Rawung di tengah hantaman pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Kota Bitung mendapat apresiasi dan simpati para tokoh agama (toga) di di Kota Bitung. Bagi para toga ini, MJL adalah sosok seorang pekerja keras, energik dan tidak pernah membatasi diri dengan warga Kota Bitung dalam masa pandemi covid 19. “Jujur saya harus mengatakan, MJL adalah sosok pemimpin yang layak dijadikan teladan. Semangat kerjanya saya apresiasi. Tidak memandang waktu dan tempat, MJL selalu hadir untuk warga kota Bitung termasuk dalam masa pandemi virus C-19,” ucap Pdt Aser Essau MTh, Ketua BPMW Bitung I. Bagi tokoh Nusa Utara di BPMS GMIM ini, dalam menjalankan pengabdiannya kepada warga Kota Bitung, dirinya percaya bahwa Tuhan Allah tetap menuntun MJL bersama keluarga. “Saya berdoa, Tuhan Allah tetap melidungi MJL bersama Ibu, apalagi hasil rapid test menunjukan non reaktif atau negatif,” harap Essau yang juga mantan Ketua BPMW Mawakom di Manado. Harapan dan doa yang sama juga disampaikan Ustad Abdul Tahir. Tokoh muslim di kota Bitung ini mengatakan, sudah menjadi konsekwensi pekerjaan sebagai seorang Wali Kota dan pemimpin umat untuk berhadapan dengan resiko pekerjaan termasuk ancaman virus Covid-19. Namun, dirinya bangga dan salut terhadap MJL yang tetap menunjukan semangat dan dedikasinya sebagai seorang pemimpin. “Saya percaya, pak Wali tetap sehat dan kuat,” harap Ustad Abdul. Rasa haru juga ikut disampaikan Gembala GPDI Elim Aertembaga Gbl Novie Manaroinsong. “Puji Tuhan, torang pe pak Wali (MJL red) dalam keadaan yang diberkati Tuhan. Saya selalu mendoakan pak Wali dan keluarga untuk tetap sehat dan diberkati, apalagi memberi diri kepada bangsa dan negara dalam masa pandemi Covid 19,” ungkapnya. Menurut Manaroinsong, sangat sulit menemukan sosok pemimpin seperti yang ditunjukan MJL saat ini. Ketika pemimpin lain ikut membatasi tatap muka dengan warganya karena takut terpapar dengan C-19, namun, sosok MJL sebaliknya justru langsung menemui warga di lapangan. “Sebagai pemimpin gereja, kita butuh pemimpin seperti ini (MJL red) yang tidak pernah menciptakan jarak dengan warga. Pemimpin yang peduli dengan jemaatnya, serta pemimpin yang tetap menunjukan kesederhanaa-nya ditengah-tengah kesulitan ekonomi yang melanda warganya,” tutupnya.(van)