MANADOPOST.ID—Dirjen Perhubungan Udara sudah merubah kebijakan terkait kapasitas penumpang yang semula 50 persen kini menjadi 70 persen. Kebijakan ini tertuang dalam Surat Edaran Nomor 13 Tahun 2020. Dalam regulasi baru ini, pesawat bisa mengangkut penumpang antara 70 hingga 100% tergantung pada jenis armadanya. Menanggapi keputusan ini, bos maskapai Lion Air Group Edward Sirait menyebutkan, kebijakan pemerintah meningkatkan daya angkut tersebut sudah bagus dibandingkan sebelumnya hanya 50 persen. “Dengan dibuat kebijakan tersebut, maka sektor penerbangan akan menggeliat. Orang bisa mendapatkan harga tiket yang lebih baik,” katanya. Namun, Presiden Direktur Lion Air Group ini menambahkan, jika penumpangnya sudah rapid test seharusnya daya angkut semua pesawat bisa 100 persen. Harga tiketnya juga bakal bisa lebih murah lagi. “Untuk apa kita menggunakan teknologi (rapid test), kalau ternyata kita masih ragu,” kata Sirait. Sirait pun memberikan masukan agar biaya rapid test maupun PCR yang sekarang masih relatif mahal bisa menjadi lebih murah dan terjangkau oleh masyarakat. Pemerintah harus melakukan kontrol sehingga biaya yang ditanggung penumpang bisa jadi lebih ringan. “Untuk bisa terbang, sekarang pemerintah bikin syarat non-reaktif rapid test. Maka, rapid test ini seharusnya diadakan secara murah supaya tidak membebani masyarakat. Kalau pemerintah tidak bisa menyubsidi, ya harganya dikontrol lah. Pemerintah daerah juga perlu fasilitasi itu agar daerah itu bisa menggeliat,” katanya. Dia juga menyarankan, agar lokasi rapid tes diperbanyak. Termasuk klinik diperbolehkan mengadakan rapid test dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. “Dengan lokasi diperbanyak, maka biayanya jadi lebih murah, dan masyarakat terbantu. Beda kalau PCR yang butuh waktu dan lebih mahal,” imbuhnya. Diketahui, mulai Rabu (10/6) Pesawat Lion Air, Batik Air dan Wings Air yang tergabung dalam Lion Air Group kembali terbang setelah sempat stop operasi sejak 5 Juni lalu. Terkait kesiapan pesawat dan kru, kata Edward pihaknya ingin menyiapkan penerbangan ke seluruh rute. Namun, tergantung permintaan. “Terkait jumlah penerbangan kami masih menyesuaikan. Kalau penumpangnya hanya cukup untuk sekali, ya kami terbang sekali. Masih menyesuaikan,” pungkasnya.(fgn/gnr)