MANADOPOST.ID- Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara (Sulut), sepanjang Januari 2022 lalu, ekspor Sulut mencapai 60,64 juta USD. Atau setara Rp865.375.248.000. Sementara impornya senilai 8,00 juta USD atau setara
Rp114.195.600.000 (asumsi kurs, Selasa (15/2/).
Kepala BPS Sulut, Asim Saputra membeberkan, komoditas ekspor nonmigas terbesar pada Januari lalu, masih didominasi lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15), senilai 35,69 juta USD (58,86% dari total ekspor), sedangkan untuk komoditas impor terbesar adalah mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84), senilai 4,05 juta USD. (50,60% dari total impor).
Sementara, lanjutnya, negara tujuan ekspor nonmigas terbesar Sulut adalah Tiongkok sebesar 23,25 juta USD (38,34% dari total ekspor). “Negara Tiongkok juga menjadi negara pemasok terbesar pada bulan Januari 2022 sebesar 4,25 juta USD (53,13% dari total impor),” jelasnya.
Asim pun berharap, kedepannya akan banyak produk dan hasil alam Sulut yang akan diekspor.. Apalagi Sulut sendiri merupakan daerah yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). “Kualitas produk ekspor pun harus diperhatikan. Apalagi saat ini ada direct call Manado-Jepang. Ini akan terus mempermudah ekspor barang, ” tukasnya.
Di sisi lain, tidak dapat dipungkiri bahwa kesuksesan ekspor Sulut tidak terlepas dari peranan para eksportir. Salah satunya para komunitas Ekspor SulutGo.
Alan Harvey selaku Ketua Komunitas SulutGo Ekspor, mengaku sangat bersemangat dalam melakukan ekspor karena merasa terbantu dengan peran berbagai pihak, salah satunya Bea Cukai.
Dia menuturkan, berkat pelayanan yang prima tersebut, arus barang dan dokumen ekspor selama ini dapat berjalan cepat, sehingga dapat menunjang ketepatan waktu ekspor mereka kepada penerima barang di luar negeri. “Kami berharap kemudahan pengurusan dokumen bisa terus dipermudah, agar kedepannya kegiatan ekspor semakin besar dan memberi kontribusi yang positif untuk Sulut dan Indonesia pada umumnya,” kuncinya.(ayu)