MANADOPOST.ID–Di awal Februari 2020, Kapolri Jenderal Pol Idham Azis melakukan mutasi di tubuh Polri. Mapolda Sulawesi Utara (Sulut) kembali dikomandani putra daerah. Irjen Pol Royke Lumowa memimpin Korps Tribrata Bumi Nyiur Melambai.
Meski hanya enam bulan bertugas, segudang gebrakan dilakukan Eks Kakorlantas Polri. Tim khusus (Timsus) pemberantas kejahatan di tengah masyarakat dibentuk. Namanya Maleo.
Pasca di-launcing, Katimsus Kompol Prevly Tampanguma SH didampingi Wakatimsus AKP Frelly Regapat SE, Kanit I Iptu Fadhly Strk, Kanit II Ipda Firman Rinaldi, Kanit III Aiptu Royke Kowaas, dan ada Admin Timsus Brigpol Defis Suoth SH, menghadirkan rasa aman di tengah warga Sulut.
Menggambarkan ‘Power On Hand Kapolda’, sebagai tim pemukul premanisme, masing-masing personel memiliki kemampuan komplit. Melaksanakan tugas penegakkan hukum berskala resiko tinggi dan kejahatan jalanan, dalam menangani segala bentuk gangguan kamtibmas.
Baik kejahatan konvensional seperti street crime. Sampai kejahatan berintensitas tinggi. Seperti perampokan, terorisme, penculikan, narkoba, konflik antar kelompok, dan kejahatan lainnya.
Berkekuatan 1 Satuan Setingkat Kompi (SSK), tim yang berdiri 2 Maret 2020 ini, seakan tak pernah tidur. Kolaborasi Brimob berkemampuan Gegana, SAR dan Sniper. Sabhara dengan kemampuan resque dan penanganan rusuh massa.
Intelijen dengan kemampuan reserse mobile (resmob). Juga anggota Ditnarkoba dan Ditlantas. Juga Ditpolairud dengan kualifikasi penyelam. Bertugas 1×24 jam, mengintai kejahatan di wilayah hukum Polda Sulut. Sesuai filosofi burung Maleo.
Hewan endemik Sulawesi yang berada di daerah Bolmong ini, memiliki ukuran tubuh yang kecil. Namun dengan ukuran telur yang sangatlah besar. Halnya Timsus Maleo Polda Sulut. Tim yang kecil namun dapat bermafaat besar, memberi rasa aman bagi warga Sulut. Working Together For A Safer Sulut.
Bekerja bersama untuk Sulut yang Lebih Aman. Di masa kepemimpinannya, bandar togel dan mafia tambang yang selama ini jadi momok di Sulut, juga tak berkutik. Uang masyarakat kecil yang diraup bandar togel sekira Rp4 M setiap hari, distop.
Bandar Togel yang membodohi masyarakat ditindak tegas. Begitupun tambang tak berizin dihentikan. Mafia tambang yang merusak sumber daya alam dan mendatangkan bencana lingkungan disikat. Dia tak gentar.
Penertiban pertambangan emas tanpa izin (PETI) terus digempur. Tak tanggung-tangung, tiga bos besar tambang illegal ditahan. Tidak ada pilih kasih. Kata dia, kalau mau sebut siapa lagi yang membantu, ditangkap lagi.
Aktivitas PETI dengan alat berat jadi target berikutnya. “Yang menggali tradisional, kita masih mengimbau. Yang penting mereka jaga keselamatan. Kita cegah jangan sampai merusak lingkungan atau mencelakakan dirinya sendiri. Harga mati untuk mereka tidak boleh menggunakan merkuri. Dilarang keras, tidak boleh. Pelanggaran pidana,” ungkap Lumowa.
Polisi humanis ini, juga mencium maraknya mafia tanah. Timsus dibentuk. Sejumlah kasus yang sedang ditangani naik tahap sidik. Sebelumnya, hanya diam di tempat. Irjen Lumowa terkenal suka tantangan. Dia tak segan menyalurkan bantuan Covid-19 kepada prajurit di perbatasan dengan menggunakan jet sky.
Mantan Kapolda Maluku dikenal santun. Tak jarang terlihat di jalanan. Seringkali Irjen Lumowa menghabiskan sore harinya untuk bersepeda. Tak sungkan berdialog dengan warga yang ditemuinya. Dalam beberapa kali kunjungan, dia bahkan enggan dikawal. Hingga menyetir mobil dinas sendiri. Tanpa driver.
Setelah menaklukkan ombak lautan, puncak tertinggi pun dilibas. Gunung Klabat, Minut didaki Irjen Lumowa dan jajaran. Di momen Hari Bhayangkara ke-74, titik pendakian melalui jalur Kaki Dian, Airmadidi, dipilih.
Cuaca cerah mengawali langkah kaki sekira 40 orang rombongan. Ada Wakapolda Brigjen Pol Yadi Suryadinata bersama PJU dan staf, jajaran Polres Minut dan masyatakat pecinta alam, kala itu.
Dua hari perjalanan menempuh gunung tertinggi di Sulut. Mendaki ketinggian sekira 1995 mdpl. Jalan terjal mengiringi pendakian hari pertama. Dengan menempuh sekira 8 jam pendakian.
Namun kelestarian hutan gunung Klabat menjadi bonus perjalanan melelahkan. Sebab banyak pohon tumbang jalur pendakian. Sehingga perlu tenaga ekstra untuk melaluinya. Rombongan pun tiba di base camp sekira pukul 16.45. Bermalam dipuncak tertinggi Sulut.
Di hari kedua, puncak tertinggi gunung Klabat jadi sasaran. Dengan bergandengan tangan, menuju bersama puncak. Turut melaunching Pataka Polda Sulut yang baru. Dari bahasa Sansekerta Sarwa Bhrata Eka. Menjadi Bahasa daerah, Maesaan Waya. Melambangkan pohon kelapa yang menjadi ikon Sulut.
Yang dikelilingi lautan yang mendominasi luas Sulut. Di samping itu, dipilihnya pendakian di Klabat, karena gunung yang ada di Minut ini merupakan ikon Sulut. Sekaligus dirangkaikan dengan patrol untuk menjaga kelestarian gunung Klabat, sebelum rombongan turun melalui jalur Desa Laikit dan tiba pukul 16.00.
Apresiasi datang dari berbagai elemen daerah kepadanya semasa bertugas. Wakil Gubernur (Wagub) Sulut Steven Kandouw mengatakan, koordinasi antara pemprov dan Polda berjalan baik. Terobosan positif yang dilakukan Polda Sulut di bawah komando Irjen Lumowa diapresiasi.
Apresiasi juga datang dari para tokoh agama/rohaniwan. Sekertaris Sinode GMIM Pdt Evert Tangel STh MPdK menilai Irjen Lumowa memberantas preman jalanan hingga preman berdasih. Hal yang sama juga diungkapkan Ketua Majelis Gembala KGPM Pdt Tedius Batasina MTh. Dirinya mengapresiasi semua kebijakan dan strategi yang dilakukan Kapolda Lumowa semasa bertugas di Sulut.
Bahkan, setelah kembali bertugas di Mabes Polri, Agustus lalu, sejumlah gebrakan Lumowa diteruskan Kapolda Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak. Hingga pensiun, ungkapan terimakasih kepada jenderal dua bintang deras mengalir. Gubernur Olly Dondokambey pun berharap Irjen Lumowa bisa kembali bertugas melayani masyarakat Sulut. “Entah apapun jabatan atau bentuknya nanti,” tukasnya. (*)