Sabtu, 3 Juni 2023

Pasukan AS Ditarik dari Afghanistan, Bush: Itu Adalah Kesalahan

- Jumat, 16 Juli 2021 | 10:15 WIB
George W Bush (Istimewa)
George W Bush (Istimewa)

MANADOPOST.ID - ’’Itu adalah kesalahan.’’ Kritik tersebut dilontarkan George W. Bush, mantan presiden Amerika Serikat (AS). Hal itu berkaitan dengan penarikan pasukan asing dari Afghanistan. Menurut dia, penduduk sipil di Afghanistan akan menjadi korban Taliban setelah pasukan NATO dan AS hengkang dari negara tersebut. ’’Perempuan dan gadis Afghanistan akan mengalami penderitaan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata,’’ ujarnya saat diwawancarai Deutsche Welle. Presiden ke-43 AS itu adalah sosok yang memulai perang di Afghanistan. Dia mengirim pasukan AS ke negara tersebut setelah serangan 11 September 2001. Al Qaeda dituding sebagai dalang serangan itu dan Taliban melindunginya. Sejak saat itu, perang terus berkecamuk di Kabul. Saat Joe Biden berkuasa, ada 2.500 tentara AS dan 7.500 pasukan NATO di Afghanistan. Mayoritas pasukan tersebut ditarik sejak awal Mei. Pemulangan terakhir dilakukan 11 September nanti, bersamaan dengan peringatan 20 tahun serangan di menara World Trade Center dan Pentagon. Setelah pasukan asing hengkang, Taliban menguat. Satu per satu wilayah yang dikuasai pemerintah Afghanistan berpindah tangan ke Taliban. PBB pun mengingatkan bahwa meningkatnya konflik bisa menambah penderitaan penduduk. Mereka menyerukan bantuan finansial untuk Afghanistan. Kemarin Taliban berhasil mengambil alih perlintasan Spin Boldak. Yakni, area strategis yang menghubungkan Afghanistan dan Provinsi Balochistan, Pakistan. Beberapa petinggi Taliban dan pasukannya berada di Balochistan. Jubir Taliban Zabihullah Mujahid menyatakan bahwa mereka menjamin keselamatan pedagang dan penduduk sekitar. Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Afghanistan menampik klaim perebutan wilayah itu. Namun, media sosial dipenuhi foto-foto pasukan Taliban yang bersantai di Spin Boldak. ’’Saya pergi ke toko pagi ini dan melihat anggota Taliban ada di mana-mana. Mereka ada di pasar, kantor polisi, dan area bea cukai,’’ ucap Raz Mohammad, penjaga toko di dekat perbatasan, seperti dikutip Agence France-Presse. Meski situasinya memburuk, Biden bersikukuh bahwa keterlibatan pasukan AS di Afghanistan harus berakhir. Itu adalah momen bagi pemerintah Afghanistan untuk menentukan masa depannya sendiri. Pembicaraan damai antara pemerintah Afghanistan dan Taliban akan berlangsung kembali di Doha, Qatar, besok (16/7). Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional Abdullah Abdullah akan memimpin jalannya pembicaraan. Hamid Karzai, mantan presiden Afghanistan, juga masuk jajaran delegasi. Sementara itu, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace siap bekerja sama dengan Taliban jika nanti ada pemerintahan gabungan di Afghanistan. Yakni, antara pemerintah saat ini dan Taliban. ’’Semua proses perdamaian mengharuskan Anda berdamai dengan musuh. Terkadang memang begitulah adanya,’’ tegas Wallace, seperti dikutip Daily Telegraph. (Jawa Pos)

Editor: Kenjiro Tanos

Tags

Terkini

AS Cari Warganya yang Hilang di Indonesia

Sabtu, 25 Maret 2023 | 13:41 WIB
X