MANADOPOST.ID - Ukraina lebih memilih jalan damai lewat diplomatik dibandingkan perang. Sebab jika adu kekuatan, Ukraina bakal kalah dari Rusia. Ia juga belum menjadi anggota NATO sehingga pasukan aliansi tersebut tidak akan dikerahkan dalam skala besar. Amerika Serikat (AS), Inggris dan negara-negara sekutunya juga hanya memilih mengirimkan senjata saja. AS dan negara-negara Eropa juga lebih memilih jalur yang sama. Tapi Rusia kukuh tidak mau menarik pasukan dari perbatasan dan ingin agar semua tuntutannya dikabulkan. ’’AS tetap bersiap untuk terlibat dalam diplomasi, tapi kami juga bersiap untuk skenario lainnya,’’ bunyi pernyataan Gedung Putih. Pemerintah Rusia menyatakan bahwa yang terjadi saat ini adalah puncak histeria dari AS dan sekutunya. Itu tak lebih dari spekulasi provokatif. Padahal yang diinginkan Rusia adalah masalah jaminan keamanan. Presiden Rusia Vladimir Putin memilih terus melakukan dialog dengan Presiden AS Joe Biden untuk mencari titik temu. Presiden Prancis Emmanuel Macron juga berbicara dengan Putin via telepon pada Sabtu. Dia menyatakan bahwa dialog tidak sejalan dengan eskalasi yang terjadi. (Jawa Pos)