MANADOPOST.ID--Rudal dan serangan udara di Ukraina menjadi tanda perang dengan Rusia dimulai pada Kamis dini hari (24/2). Ledakan keras menghantam ibu kota Ukraina, Kyiv, dan lebih dari 12 daerah lainnya di seluruh sudut kota. Presiden Amerika Serikat Joe Biden bersama negara Barat bereaksi keras. Ledakan terjadi hanya beberapa menit setelah Presiden Vladimir Putin mengumumkan operasi militer. Putin mengklaim untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina dan membawa para pemimpinnya ke pengadilan. Para pejabat Ukraina mengatakan bahwa gelombang serangan awal menargetkan instalasi militer, lapangan terbang dan fasilitas pemerintah di seluruh negeri. Presiden Biden menyebut langkah Putin sebagai serangan yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan di Ukraina, menjanjikan tindakan lebih lanjut terhadap Rusia. “Presiden Putin telah memilih perang yang direncanakan yang akan membawa korban jiwa dan penderitaan manusia,” kata Biden dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari World Street Journal, Kamis (24/2). AS dan Barat Siapkan Sanksi Langkah-langkah sanksi menargetkan bank dan utang Rusia. AS siap melarang ekspor teknologi yang penting bagi industri. AS dan sekutunya siap untuk mengungkap sanksi lebih lanjut. “Ini serangan yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan,” tegas Biden. Hukuman akan memiliki efek jera yang lebih besar daripada sanksi pertama. Negara-negara Barat memberlakukan sanksi atas utang negara Rusia, enam bank Rusia, beberapa orang kaya Rusia yang terkait dengan lingkaran dalam Putin, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan pejabat tinggi lainnya, dan menghentikan pipa gas alam Nord Stream 2.(Jawapos)