Kamis, 1 Juni 2023

MENGEJUTKAN! Setelah 22 Hari Berperang, Negosiasi Rusia dan Ukraina Disebutkan...

- Minggu, 20 Maret 2022 | 22:31 WIB
Seorang nenek di Ukraina belajar pegang senjata untuk melawan Rusia (Istimewa)
Seorang nenek di Ukraina belajar pegang senjata untuk melawan Rusia (Istimewa)

MANADOPOST.ID-Negosiasi atau gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina masih menemui jalan buntu meski perang sudah berlangsung 22 hari. Negosiasi kedua negara buntu soal nazi.   Negosiator utama asal Rusia, Vladimir Medinsky mengatakan negosiasi masih buntu terkait pembahasan denazifikasi atau masalah nazi.   Namun pihaknya telah membuat kemajuan pada topik demiliterisasi dalam pembicaraan dengan Ukraina.   Selama 22 hari setelah Rusia menginvasi Ukraina, dan setelah serangkaian pembicaraan secara langsung maupun melalui tautan video, Medinsky mengatakan kedua negara setengah jalan dalam masalah Ukraina mengadopsi status netral.   “Pada denazifikasi, situasinya cukup aneh karena rekan Ukraina kami di sisi lain menganggap tidak ada formasi Nazi di Ukraina dan ini bukan masalah di Ukraina modern,” kata Medinsky seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (19/2).   Meski demikian Medinsky mengatakan Rusia akan terus mengangkat masalah itu dalam pembicaraan.   Dia menyebut Ukraina menyembunyikan ‘formasi militer Nazi yang diizinkan’ dengan simbolisme, pelatihan, dan ideologi mereka sendiri.   “Saya pikir kami pasti akan kembali ke pertanyaan ini lagi dan lagi,” kata dia.   Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy justru mengatakan Rusialah yang berperilaku seperti Nazi dengan menghancurkan kota-kota Ukraina dalam perang yang telah menewaskan ribuan orang dan memaksa jutaan orang meninggalkan rumah mereka.   “Ini hanya perilaku Nazi murni. Saya bahkan tidak dapat memenuhi syarat ini dengan cara yang berbeda,” katanya.   Sebagai informasi, Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu. Menurut Presiden Vladimir Putin invasi tersebut sebagai operasi khusus untuk mengurangi kemampuan militer Ukraina dan membasmi orang-orang yang disebutnya nasionalis berbahaya. (ral/pojoksatu)

Editor: Grand Regar (ukw: 17399)

Tags

Terkini

AS Cari Warganya yang Hilang di Indonesia

Sabtu, 25 Maret 2023 | 13:41 WIB
X