MANADOPOST.ID--Rusia membantah adanya foto satelit dan pemberitaan media Barat yang menyebutkan penampakan jenazah bergelimpangan di jalan. Kremlin mengatakan tuduhan pembantaian warga sipil di kota Bucha, Ukraina, adalah sebagai berita hoax mengerikan. “Itu pemalsuan mengerikan yang bertujuan untuk merendahkan tentara Rusia,” kata Kremlin, sebutan pemerintah Rusia. Sejak pasukan Rusia menarik diri dari kota-kota dan desa-desa di sekitar ibu kota Ukraina Kiev, pasukan Ukraina telah menunjukkan kepada wartawan mayat-mayat warga sipil yang dibunuh oleh pasukan Rusia, rumah-rumah yang hancur dan mobil-mobil yang terbakar. Barat mengatakan warga sipil yang tewas adalah bukti kejahatan perang. Reuters mengaku melihat mayat di kota Bucha tetapi tidak dapat memverifikasi secara independen siapa yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu. “Ini adalah pertunjukan yang diarahkan dengan baik tetapi tragis,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan. “Kami sekali lagi mendesak masyarakat internasional lepaskan diri Anda dari persepsi emosional seperti itu dan berpikirlah dengan kepala Anda,” kata Peskov. “Bandingkan fakta dan pahami pemalsuan mengerikan yang sedang kita hadapi,” tegasnya. Tudingan Genosida Ukraina mengatakan Rusia bersalah atas genosida dan Presiden AS Joe Biden menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan kejahatan perang dan menyerukan pengadilan. Kremlin mengatakan pernyataan Biden tidak dapat diterima dan tidak layak diucapkan oleh seorang pemimpin Amerika Serikat. “Ini palsu yang matang dalam imajinasi sinis propaganda Ukraina,” kata mantan presiden Rusia era 2008-2012, Dmitry Medvedev, dan sekarang menjadi wakil sekretaris Dewan Keamanan Rusia, tentang Bucha. Dia tidak memberikan bukti spesifik. Dia justru menuduh pasukan Ukraina telah membunuh warga mereka sendiri dalam upaya untuk mendiskreditkan Rusia. Kementerian pertahanan Rusia mengatakan memiliki bukti bahwa Pusat Operasi Psikologis Ukraina ke-72 telah membantu menggelar propaganda semacam itu di sebuah desa berjarak 23 km barat laut Kiev serta di Sumy, Konotop, dan kota-kota lain. Rusia belum mempublikasikan bukti untuk klaimnya tetapi mengatakan media Barat telah memberikan narasi parsial yang berlebihan tentang perang di Ukraina yang sebagian besar mengabaikan kekhawatiran Rusia tentang perluasan NATO dan penganiayaan terhadap penutur bahasa Rusia. “Barat kolektif telah mengedipkan mata dan menutup telinganya dan tidak ingin mendengarkan apa pun,” tegas Peskov.(Jawapos)