MANADOPOST.ID--Presdien Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut, gempuran artileri Rusia di Kota Kharkiv, Ukraina, menewaskan 18 orang dan melukai 100 lebih selama empat hari terakhir. Pada Minggu (17/4), lima orang tewas dan 20 lainnya terluka ketika rudal dan tembakan artileri menghantam pusat kota tersebut dan pinggiran Saltivka. Itu diungkap gubernur setempat Oleh Synyehubov, dikutip Reuters seperti dilansir dari Antara. Synyehubov menyebutkan, pasukan bersenjata Ukraina berhasil menyerang balik pasukan Rusia di kawasan Kharkiv. Mereka merebut kembali dua desa secara penuh dan sebagian desa lainnya. Sementara itu, Zelenskyy dalam pidatonya mengatakan, tembakan artileri Rusia terus menggempur Kota Kharkiv. ”Ini tidak lain adalah teror yang disengaja. Mortar, artileri terhadap tempat tinggal biasa, terhadap warga sipil biasa,” kata Presiden Zelenskyy. Sebelumnya, tentara Ukraina yang masih bertahan di Kota Pelabuhan Mariupol mengabaikan ultimatum Rusia untuk menyerah pada Minggu (17/4). Beberapa jam setelah tenggat pukul 03.00 GMT (10.00 WIB), tidak ada tanda-tanda menyerah dari tentara Ukraina di pabrik baja Azovstal yang menghadap ke Laut Azov. Mengutip penyadapan radio, kementerian pertahanan Rusia mengatakan, tentara Ukraina yang terkepung, termasuk 400 tentara bayaran asing, diperintahkan untuk menembak siapa pun yang ingin menyerah. Belum ada komentar dari pemerintah Ukraina tentang hal itu. Moskow sebelumnya mengatakan, pasukan mereka hampir sepenuhnya telah merebut Kota Mariupol. Setelah gagal mengatasi perlawanan Ukraina di utara, militer Rusia mengalihkan serangan ke wilayah Donbas di timur sembari terus meluncurkan rudal dari jarak jauh ke wilayah lain, termasuk ibu kota Kiev. Sekitar empat juta warga Ukraina meninggalkan negara itu, kota-kota porak-poranda dan ribuan orang tewas. Merebut Mariupol, pelabuhan utama di Donbas, akan menjadi capaian strategis bagi Rusia. Sebab, kota itu menghubungkan kelompok separatis pro-Rusia di timur dengan wilayah Krimea yang dicaplok Moskow pada 2014. Sementara itu, Paus Fransiskus pada Minggu (17/4) mengkritik Rusia secara implisit saat menyampaikan khutbah Paskah di Lapangan Santo Petrus setelah Misa. ”Semoga tercipta perdamaian di Ukraina yang dilanda perang, yang begitu tersiksa kekerasan dan terseret penghancuran kejam dan tidak berperikemanusiaan,” kata Paus.(Jawapos)