Senin, 5 Juni 2023

Hubungan AS-Tiongkok Tegang Lagi, Berawal dari Masalah Balon Udara

- Senin, 6 Februari 2023 | 11:23 WIB
Joe Biden (ANGELA WEISS/AFP via Getty Images)
Joe Biden (ANGELA WEISS/AFP via Getty Images)

MANADOPOST.ID- Tiongkok marah. Amerika Serikat (AS) dituding bereaksi berlebihan. Melanggar aturan internasional. Tudingan itu terjadi setelah militer AS menembak jatuh sebuah balon udara milik Tiongkok, Sabtu (4/2). Balon itu ditembak saat berada di Samudra Atlantik. Alasan Washington menembak lantaran meyakini balon itu dipakai untuk memata-matai. Namun, Beijing bersikeras bahwa balon itu untuk kepentingan meteorologi. Bukan mata-mata atau pengintai. ’’Tiongkok menyatakan ketidakpuasan dan protes keras terhadap penggunaan kekuatan oleh AS untuk menyerang pesawat sipil tak berawak.’’ Demikian bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Tiongkok seperti dikutip Agence France-Presse. CNN mengungkapkan, Kepala Badan Meteorologi Tiongkok Zhuang Guotai dipecat pascapenembakan balon tersebut. Namun, beberapa pakar menilai, kebijakan pemecatan itu hanya untuk menguatkan klaim Tiongkok. Bahwa, balon itu untuk keperluan meteorologi. ’’Tiongkok akan dengan tegas melindungi hak dan kepentingan yang sah dari perusahaan terkait dan berhak untuk melakukan tanggapan lebih lanjut yang diperlukan,’’ tambah pernyataan Kemenlu Tiongkok. Balon tersebut ditembak jatuh dengan menggunakan misil. Diluncurkan pesawat F-22 Raptor yang lepas landas dari pangkalan Angkatan Udara Langley di Virginia. Balon jatuh di perairan dangkal dengan kedalaman 14 meter. Sebelum menembak balon itu, Administrasi Penerbangan Federal sempat menutup wilayah udara di lepas Pantai Carolina dan tiga bandara di wilayah tenggara. Penutupan itu sebagai upaya menjaga keamanan nasional. Bandara baru dibuka lagi pada Sabtu sore, setelah penembakan. Penyelam Angkatan Laut AS dan kapal selam tidak berawak diterjunkan untuk mengangkat sisa-sisa balon dan muatannya ke permukaan. Benda itu akan dibawa ke laboratorium FBI di Quantico, Virginia. Selanjutnya, dianalisa oleh pakar FBI dan badan intelijen. Sebelumnya, pada Jumat (3/2), Pentagon sempat menyatakan bahwa balon udara tersebut tidak menimbulkan ancaman militer maupun politik. Namun, ternyata mereka berubah pikiran sehari setelahnya. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menegaskan, operasi itu sebagai tindakan yang disengaja dan sah. Penembakan tersebut dilakukan sebagai tanggapan atas pelanggaran kedaulatan oleh Tiongkok. Kehadiran balon di wilayahnya tidak bisa diterima. Sebab, diduga kuat untuk mengawasi atau mengintai tempat-tempat strategis di Benua Amerika. Ternyata, Presiden AS Joe Biden juga memerintahkan penembakan balon Tiongkok tersebut. ’’Mereka berhasil menjatuhkannya dan saya ingin memuji pilot kami yang melakukannya,’’ ujar Biden. Balon tersebut mulai memicu lontroversi sejak Kamis (2/2). Bahkan, karena itu Menteri Luar Negeri Antony Blinken membatalkan kunjungannya ke Beijing pada Jumat (3/2). Padahal kunjungan itu kali pertama yang bertujuan untuk mengurai ketegangan hubungan AS-Tiongkok. Awalnya, Beijing tutup mulut sebelum akhirnya mengakui bahwa balon itu memang miliknya. Balon bermasalah serius itu masuk ke wilayah udara Kepulauan Aleutian, AS di Alaska, pada 28 Januari 2023. Balon terbang menuju wilayah Kanada, sebelum akhirnya kembali ke AS. Sebetulnya, balon terbang di wilayah AS itu bukan merupakan kejadian kali pertama. Sebelumnya, tiga balon juga terlihat selama masa kepresidenan Donald Trump dan satu lagi di awal pemerintahan Biden. Namun, baru kali ini ada balon yang bertengger cukup lama. Balon tersebut terbang di atas bagian barat laut AS, masuk negara bagian Montana. Kawasan yang menjadi pangkalan udara sensitif dan rudal nuklir strategis di tempat penyimpanan bawah tanah. Di tempat itu juga terdapat gudang rudal balistik nuklir antarbenua AS. ’’Kami yakin balon itu berusaha memantau situs militer yang sensitif,’’ ujar salah seorang pejabat senior petahanan AS. Pentagon mengungkapkan, selama beberapa tahun terakhir, balon milik Tiongkok terlihat di lima benua. Termasuk di Asia Timur dan Selatan serta Eropa. Balon lain serupa juga terlihat di atas Amerika Latin. Pada 3 Februari, Otoritas Angkatan Udara Kolombia mendeteksi objek dengan karakteristik mirip balon itu berada di wilayah udaranya. (sha/hud)

Editor: Tanya Rompas

Tags

Terkini

AS Cari Warganya yang Hilang di Indonesia

Sabtu, 25 Maret 2023 | 13:41 WIB
X