24.4 C
Manado
Wednesday, 22 March 2023

BERANI BANGET! Warga Rusia Demo Tolak Perang: Maafkan Kami, Hati Saya Bersama Rakyat Ukraina

MANADOPOST.ID–Alexandra dan Anna, keduanya berusia 27 tahun, bergabung dengan sejumlah warga Rusia di depan kedutaan Ukraina di Moskow pada Minggu (27/2) lalu. Mereka berkumpul untuk menyuarakan rasa malu, kesedihan dan putus asa, atas invasi Rusia dan meminta maaf kepada rakyat Ukraina.

Kedua sahabat itu, yang menolak menyebut nama belakang mereka, yakin kerabat mereka telah diberangkatkan ke Ukraina bersama Garda Nasional Rusia setelah menjalani latihan di Krimea.

Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina pada 2014 dan memulai invasi besar-besaran ke negara tetangganya itu pada Kamis lalu (24/2), yang ditanggapi oleh Barat dengan sanksi keras.

“Saya menentang perang ini dan saya ingin itu dihentikan segera. Hati saya bersama rakyat Ukraina, kepada mereka yang telah gugur, menderita dan berada di zona konflik,” kata Alexandra yang bekerja di perhotelan.

Baca Juga:  Hubungi AS, Rusia Siap Untuk Pengendalian Senjata
1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile

Dia meletakkan bunga di seberang jalan, karena trotoar di depan kedutaan yang dipasangi barikade dan dijaga polisi. Beberapa peserta aksi menaruh tanda bertuliskan “Maafkan Kami” dan simbol hati dari kardus berwarna biru-kuning bendera Ukraina.

Semua benda-benda itu dibuang petugas setelah mereka bubar. Seorang polisi mengatakan kepada Reuters bunga-bunga itu disingkirkan setiap dua jam agar tidak mengganggu orang yang lewat.

Kejadian di depan kedutaan itu hanya satu dari sekian aksi protes antiperang yang ditindak keras oleh polisi Moskow.

Hampir 6.000 orang telah ditahan dalam protes-protes antiperang sejak Kamis lalu, menurut pemantau protes OVD-Info. Banyak polisi berjaga di alun-alun ibu kota Rusia itu. Alun-alun Pushkin di pusat kota ditutup pada Minggu (27/2).

Baca Juga:  Ukraina Minta Pertemuan dengan Dewan Keamanan PBB, Topik Utama Diskusi Soal Serangan Rusia di Mal

Belum ada jajak pendapat soal pandangan publik terhadap invasi, namun tingkat keterpilihan Presiden Vladimir Putin masih tinggi dan mayoritas penduduk tampak mendukungnya.

Penangkapan aktivis besar-besaran jarang terjadi di Rusia sejak kelompok oposisi pimpinan Alexei Navalny dihancurkan tahun lalu. Navalny kini mendekam di penjara.(Jawapos)

MANADOPOST.ID–Alexandra dan Anna, keduanya berusia 27 tahun, bergabung dengan sejumlah warga Rusia di depan kedutaan Ukraina di Moskow pada Minggu (27/2) lalu. Mereka berkumpul untuk menyuarakan rasa malu, kesedihan dan putus asa, atas invasi Rusia dan meminta maaf kepada rakyat Ukraina.

Kedua sahabat itu, yang menolak menyebut nama belakang mereka, yakin kerabat mereka telah diberangkatkan ke Ukraina bersama Garda Nasional Rusia setelah menjalani latihan di Krimea.

Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina pada 2014 dan memulai invasi besar-besaran ke negara tetangganya itu pada Kamis lalu (24/2), yang ditanggapi oleh Barat dengan sanksi keras.

“Saya menentang perang ini dan saya ingin itu dihentikan segera. Hati saya bersama rakyat Ukraina, kepada mereka yang telah gugur, menderita dan berada di zona konflik,” kata Alexandra yang bekerja di perhotelan.

Baca Juga:  Berjanji Ulangi Sejarah Uni Soviet di 1945, Vladimir Putin: Kemenangan Ini Akan Jadi Milik Kita

Dia meletakkan bunga di seberang jalan, karena trotoar di depan kedutaan yang dipasangi barikade dan dijaga polisi. Beberapa peserta aksi menaruh tanda bertuliskan “Maafkan Kami” dan simbol hati dari kardus berwarna biru-kuning bendera Ukraina.

Semua benda-benda itu dibuang petugas setelah mereka bubar. Seorang polisi mengatakan kepada Reuters bunga-bunga itu disingkirkan setiap dua jam agar tidak mengganggu orang yang lewat.

Kejadian di depan kedutaan itu hanya satu dari sekian aksi protes antiperang yang ditindak keras oleh polisi Moskow.

Hampir 6.000 orang telah ditahan dalam protes-protes antiperang sejak Kamis lalu, menurut pemantau protes OVD-Info. Banyak polisi berjaga di alun-alun ibu kota Rusia itu. Alun-alun Pushkin di pusat kota ditutup pada Minggu (27/2).

Baca Juga:  Serukan Gencatan Senjata di Minggu Paskah, Negosiator Ukraina: Rusia Terus Menembaki Mariupol

Belum ada jajak pendapat soal pandangan publik terhadap invasi, namun tingkat keterpilihan Presiden Vladimir Putin masih tinggi dan mayoritas penduduk tampak mendukungnya.

Penangkapan aktivis besar-besaran jarang terjadi di Rusia sejak kelompok oposisi pimpinan Alexei Navalny dihancurkan tahun lalu. Navalny kini mendekam di penjara.(Jawapos)

Most Read

Artikel Terbaru