32.4 C
Manado
Monday, 29 May 2023

Tiongkok Batasi Durasi Anak-anak Bermain Game

MANADOPOST.ID – Tiongkok tidak ingin anak-anak yang menjadi masa depan negara kecanduan game online. Karena itu, mulai pekan ini mereka menerapkan kebijakan baru. Yaitu, pembatasan waktu permainan online untuk anak-anak dan remaja yang berusia 18 tahun ke bawah.

Xinhua melaporkan bahwa Badan Publikasi dan Pers Nasional (NPPA) melarang anak-anak bermain game online tanpa batas waktu. Mereka hanya diizinkan bermain satu jam pada Jumat, akhir pekan, dan hari libur nasional. Waktunya pukul 20.00–21.00. Artinya, jika tidak ada hari libur nasional, dalam sepekan mereka hanya bisa bermain game online selama tiga jam.

Aturan baru tersebut diterapkan pada perusahaan-perusahaan penyedia game online untuk anak-anak. Akses anak-anak yang jadi pengguna dibatasi. Perusahaan juga tidak akan diizinkan untuk memberikan layanan kepada pengguna yang belum login atau masuk dengan mendaftarkan nama asli. Itu dilakukan untuk mencegah perusahaan mengabaikan latar belakang penggunanya.

Baca Juga:  Edan, Warga India Kasta Atas Merasa ‘Kebal’ Covid-19

Kebijakan baru tersebut lebih ketat daripada aturan yang diterapkan pada 2019. Saat itu anak-anak boleh bermain game online selama 90 menit per hari pada hari kerja dan tiga jam per hari pada akhir pekan. NPPA menegaskan bahwa perubahan aturan itu diterapkan guna mencegah anak-anak kecanduan video game. Itu juga menjadi cara untuk menjaga kesehatan fisik dan mental anak-anak.

1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile

Kebijakan baru tersebut menjadi pukulan baru bagi perusahaan game seperti Tencent dan NetEase. Mereka sebelum ini harus menyesuaikan diri dengan kebijakan antimonopoli serta perlindungan data. Nilai saham perusahaan-perusahaan teknologi di Tiongkok sempat turun.

’’Ada lebih dari 110 juta anak yang bermain video game di Tiongkok saat ini. Kami berharap pembatasan yang baru ini memicu penurunan pemain dan mengurangi waktu serta uang yang dihabiskan anak-anak di bawah 18 tahun untuk bermain game,’’ tegas analis senior di Niko Partners Daniel Ahmad. (Jawa Pos)

Baca Juga:  Junta Militer Kewalahan Hadapi Penularan Covid-19 yang Makin Meluas di Myanmar, Akhirnya Minta Bantuan International

MANADOPOST.ID – Tiongkok tidak ingin anak-anak yang menjadi masa depan negara kecanduan game online. Karena itu, mulai pekan ini mereka menerapkan kebijakan baru. Yaitu, pembatasan waktu permainan online untuk anak-anak dan remaja yang berusia 18 tahun ke bawah.

Xinhua melaporkan bahwa Badan Publikasi dan Pers Nasional (NPPA) melarang anak-anak bermain game online tanpa batas waktu. Mereka hanya diizinkan bermain satu jam pada Jumat, akhir pekan, dan hari libur nasional. Waktunya pukul 20.00–21.00. Artinya, jika tidak ada hari libur nasional, dalam sepekan mereka hanya bisa bermain game online selama tiga jam.

Aturan baru tersebut diterapkan pada perusahaan-perusahaan penyedia game online untuk anak-anak. Akses anak-anak yang jadi pengguna dibatasi. Perusahaan juga tidak akan diizinkan untuk memberikan layanan kepada pengguna yang belum login atau masuk dengan mendaftarkan nama asli. Itu dilakukan untuk mencegah perusahaan mengabaikan latar belakang penggunanya.

Baca Juga:  Sebut Rusia sebagai Pengganggu, Ketua DPR AS Nancy Pelosi Minta Ukraina Tidak Mundur

Kebijakan baru tersebut lebih ketat daripada aturan yang diterapkan pada 2019. Saat itu anak-anak boleh bermain game online selama 90 menit per hari pada hari kerja dan tiga jam per hari pada akhir pekan. NPPA menegaskan bahwa perubahan aturan itu diterapkan guna mencegah anak-anak kecanduan video game. Itu juga menjadi cara untuk menjaga kesehatan fisik dan mental anak-anak.

Kebijakan baru tersebut menjadi pukulan baru bagi perusahaan game seperti Tencent dan NetEase. Mereka sebelum ini harus menyesuaikan diri dengan kebijakan antimonopoli serta perlindungan data. Nilai saham perusahaan-perusahaan teknologi di Tiongkok sempat turun.

’’Ada lebih dari 110 juta anak yang bermain video game di Tiongkok saat ini. Kami berharap pembatasan yang baru ini memicu penurunan pemain dan mengurangi waktu serta uang yang dihabiskan anak-anak di bawah 18 tahun untuk bermain game,’’ tegas analis senior di Niko Partners Daniel Ahmad. (Jawa Pos)

Baca Juga:  Vaksin Sinovac Akhirnya Diakui di Singapura, Tapi Wajib Tiga Dosis Suntikan

Most Read

Artikel Terbaru