24.4 C
Manado
Wednesday, 22 March 2023

Kapal Perang TNI Selamat dari Ledakan Besar di Lebanon

MANADOPOST.ID—Sehari setelah ledakan besar di Pelabuhan Beirut (marfa’ beirut), warga kota di sekitar wilayah pesisir laut mediterania tersebut mulai berbenah dan membersihkan puing-puing kaca. Yang pecah karena gelombang kejut dari ledakan yang terjadi pada Selasa sore (4/8).

Hamid Hodir, Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Lebanon, bercerita pada saat ledakan yang terjadi pada Selasa sore, sekitar pukul 18.02 waktu setempat tersebut mula mula dirasakan dengan suara dentuman keras yang diikuti dengan getaran mirip gempa bumi.

Warga kota Beirut yang mayoritas tinggal di bangunan-bangunan apartemen bertingkat pun terkejut. Termasuk Hamid yang tinggal di distrik Mar Ilyas (Mar Elias), Beirut, sekitar 4 kilometer dari lokasi kejadian.

”Ledakannya begitu dahsyat. Saya yang jaraknya 4 kilometer merasakan guncangan yang kuat seperti gempa kemudian disusul hembusan angin yang begitu kuat,” tutur Hamid pada Jawa Pos (grup Manado Post) kemarin (5/8).

1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile

Getaran mirip gempa bumi yang disusul oleh gelombang kejut tersebut kata Hamid memecahkan kaca-kaca bangunan apartemen maupun gedung-gedung pusat perbelanjaan.”Di telinga terasa mendengung,” tambahnya.

Perdana Menteri Hassan Diab kata Hamid juga terlihat sangat marah. Dia mengatakan akan mencari siapa saja yang bertanggung jawab atas ledakan tersebut. Hamid mengatakan, bahwa kerusakan terparah ada di radius 1-2 kilometer dari lokasi kejadian. “Banyak jatuh korban jiwa di 1 kilometer tersebut,” jelasnya.

Lokasi ledakan di marfa’ beirut kata Hamid adalah pelabuhan terbesar di Lebanon. Disitu banyak menjadi tempat bersandar kapal-kapal dan merupakan pusar perdagangan serta ekspor impor yang sibuk.

Di pelabuhan itu juga tempat bersandar kapal kontingen Indonesia KRI Sultan Hasanuddin yang menjalankan tugas perdamaian sebagain tentara UNIFIL. “Deket sekali dengan lokasi itu. Alhamdulillahnya info terakhir, KRI sedang berlayar ke Mersin, Turki. Jadi selamat.”

Baca Juga:  Moskow Bersiap Kerahkan Pasukan ke Donbas, Inggris Sebut Senjata Rusia Sudah Ketinggalan Zaman

Hamid menuturkan masih banyak pemukiman di dekat lokasi ledakan dalam radius 1 kilometer. Sepanjang pantai pelabuhan juga banyak berjejer restoran dan kafe-kafe yang memanfaatkan keindahan laut mediterania.

”Banyak kafe pinggir laut, restoran menghadap ke laut, tempat kongkow. Karena memang lautnya tenang dan indah,” jelasnya. Per kemarin (5/8) kata Hamid, warga Beirut sudah mulai beraktivitas normal dan membersihkan puing-puing serta pecahan kaca. Masjid Nasional Lebanon Muhammad Al Amin juga dilaporkan mengalami kerusakan dan pecah kaca. Lampu-lampu dalam masjid juga hancur.

”Pengurus Masjid mengajak pada seluruh warga bisa membantu membersihkan. Daerah saya jauhnya 4 kilometer, kaca-kaca juga pecah. Baik apartemen, pusat prebelanjaan, toko-toko kan biasanya banyak menggunakan kaca. Sekarang mulai dibersihkan, lalu lintas juga sudah mulai normal,” tutur Hamid.

Berdasar data dari KBRI Lebanon dari total 1.447 WNI yang berada di negara tersebut, 1.234 di antaranya merupakan personel TNI. Mereka adalah prajurit TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda untuk United Nation Interim Forces in Lebanon (UNIFIL). Komandan Pusat Misi Pasukan Perdamaian (PMPP) Mayjen TNI Victor H. Simatupang memastikan bahwa tidak ada satupun prajurit TNI menjadi korban.

Tidak hanya memastikan seluruh prajurit TNI di Lebanon dalam keadaan aman, Victor juga menyampaikan bahwa jajarannya sudah bergerak untuk ikut membantu petugas di Lebanon. ”Kami Satgas Hospital Level 2 telah berangkat dari Naqoura untuk membantu penanganan akibat ledakan tersebut,” terang abituren Akademi Militer (Akmil) 1986 itu.

Sejauh ini Kontingen Garuda yang dikirim ke Beirut sebanyak dua orang. Yakni Kapten Ckm Doni Saputera dan Serka Syehta. Mereka turun ke Beirut menggunakan satu unit ambulans. ”Meluncur ke Beirut untuk membantu evakuasi korban ledakan,” beber Victor. Tugas tersebut dilaksanakan berdasar perintah dari UNIFIL. Namun demikian, Victor belum bisa menyampaikan apa saja yang sudah dilakukan oleh timnya. Termasuk kemungkinan untuk menurunkan lebih banyak Kontingen Garuda.

Baca Juga:  Ukraina Desak Lebanon Buka Kembali Penyelidikan Terhadap Gandum Curian

Dalam keterangan resmi, Duta Besar RI untuk Lebanon Hajriyanto Y Tohari menuturkan, pihaknya belum mengantongi keterangan resmi dari otoritas setempat penyebab ledakan dahsyat itu. Namun, menurut beberapa sumber menganalisa ledakan tersebut akibat adanya bahan-bahan mudah meledak dan terbakar dalam volume besar yang disimpan di hangar pelabuhan. ”Ada info berasal dari sodium nitrat. Bubuk putih yang digunakan untuk pengawet makanan dan bisa meledak bila kena api,” kata Hajriyanto.

Berdasarkan catatan Kementerian kesehatan Lebanon, insiden tersebut menelan 78 korban jiwa. Sementara 4 ribu orang lainnya mengalami luka-luka. Jumlah tersebut masih akan naik terus bergerak. Mengingat, tenaga medis masih menyisir para korban untuk dibawa ke rumah sakit. Pencarian orang hilang juga masih terus dilakukan. Hajriyanto menyatakan, seluruh warga negara Indonesia (WNI) aman dan selamat.

Seorang WNI yang sedang menjalani karantina di Rumah Sakit Rafiq Hariri Beirut yang tidak jauh dari lokasi ledakan terkonfirmasi aman. Kedutaan Besar RI di Lebanon mencatat ada  1.447 orang WNI. Dari jumlah tersebut 1.234 orang diantaranya adalah Kontingen Garuda. Sedangkan, 213 orang lainnya merupakan WNI sipil, termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa.

”Kami sudah sampaikan imbauan melalui WhatsApp Grup dan simpul-simpul WNI. Sejauh terpantau aman. KBRI mengimbau untuk segera melapor apabila berada dalam situasi tidak aman,” terangnya. Hajriyanto juga terus berkomunikasi dengan kepolisian setempat untuk meminta laporan terkini terkait WNI.(jp/gnr)

MANADOPOST.ID—Sehari setelah ledakan besar di Pelabuhan Beirut (marfa’ beirut), warga kota di sekitar wilayah pesisir laut mediterania tersebut mulai berbenah dan membersihkan puing-puing kaca. Yang pecah karena gelombang kejut dari ledakan yang terjadi pada Selasa sore (4/8).

Hamid Hodir, Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Lebanon, bercerita pada saat ledakan yang terjadi pada Selasa sore, sekitar pukul 18.02 waktu setempat tersebut mula mula dirasakan dengan suara dentuman keras yang diikuti dengan getaran mirip gempa bumi.

Warga kota Beirut yang mayoritas tinggal di bangunan-bangunan apartemen bertingkat pun terkejut. Termasuk Hamid yang tinggal di distrik Mar Ilyas (Mar Elias), Beirut, sekitar 4 kilometer dari lokasi kejadian.

”Ledakannya begitu dahsyat. Saya yang jaraknya 4 kilometer merasakan guncangan yang kuat seperti gempa kemudian disusul hembusan angin yang begitu kuat,” tutur Hamid pada Jawa Pos (grup Manado Post) kemarin (5/8).

Getaran mirip gempa bumi yang disusul oleh gelombang kejut tersebut kata Hamid memecahkan kaca-kaca bangunan apartemen maupun gedung-gedung pusat perbelanjaan.”Di telinga terasa mendengung,” tambahnya.

Perdana Menteri Hassan Diab kata Hamid juga terlihat sangat marah. Dia mengatakan akan mencari siapa saja yang bertanggung jawab atas ledakan tersebut. Hamid mengatakan, bahwa kerusakan terparah ada di radius 1-2 kilometer dari lokasi kejadian. “Banyak jatuh korban jiwa di 1 kilometer tersebut,” jelasnya.

Lokasi ledakan di marfa’ beirut kata Hamid adalah pelabuhan terbesar di Lebanon. Disitu banyak menjadi tempat bersandar kapal-kapal dan merupakan pusar perdagangan serta ekspor impor yang sibuk.

Di pelabuhan itu juga tempat bersandar kapal kontingen Indonesia KRI Sultan Hasanuddin yang menjalankan tugas perdamaian sebagain tentara UNIFIL. “Deket sekali dengan lokasi itu. Alhamdulillahnya info terakhir, KRI sedang berlayar ke Mersin, Turki. Jadi selamat.”

Baca Juga:  Lebanon dan Suriah Bantu Teroris Hamas Keroyok Israel, Sejarah Perang Enam Hari Akan Terulang?

Hamid menuturkan masih banyak pemukiman di dekat lokasi ledakan dalam radius 1 kilometer. Sepanjang pantai pelabuhan juga banyak berjejer restoran dan kafe-kafe yang memanfaatkan keindahan laut mediterania.

”Banyak kafe pinggir laut, restoran menghadap ke laut, tempat kongkow. Karena memang lautnya tenang dan indah,” jelasnya. Per kemarin (5/8) kata Hamid, warga Beirut sudah mulai beraktivitas normal dan membersihkan puing-puing serta pecahan kaca. Masjid Nasional Lebanon Muhammad Al Amin juga dilaporkan mengalami kerusakan dan pecah kaca. Lampu-lampu dalam masjid juga hancur.

”Pengurus Masjid mengajak pada seluruh warga bisa membantu membersihkan. Daerah saya jauhnya 4 kilometer, kaca-kaca juga pecah. Baik apartemen, pusat prebelanjaan, toko-toko kan biasanya banyak menggunakan kaca. Sekarang mulai dibersihkan, lalu lintas juga sudah mulai normal,” tutur Hamid.

Berdasar data dari KBRI Lebanon dari total 1.447 WNI yang berada di negara tersebut, 1.234 di antaranya merupakan personel TNI. Mereka adalah prajurit TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda untuk United Nation Interim Forces in Lebanon (UNIFIL). Komandan Pusat Misi Pasukan Perdamaian (PMPP) Mayjen TNI Victor H. Simatupang memastikan bahwa tidak ada satupun prajurit TNI menjadi korban.

Tidak hanya memastikan seluruh prajurit TNI di Lebanon dalam keadaan aman, Victor juga menyampaikan bahwa jajarannya sudah bergerak untuk ikut membantu petugas di Lebanon. ”Kami Satgas Hospital Level 2 telah berangkat dari Naqoura untuk membantu penanganan akibat ledakan tersebut,” terang abituren Akademi Militer (Akmil) 1986 itu.

Sejauh ini Kontingen Garuda yang dikirim ke Beirut sebanyak dua orang. Yakni Kapten Ckm Doni Saputera dan Serka Syehta. Mereka turun ke Beirut menggunakan satu unit ambulans. ”Meluncur ke Beirut untuk membantu evakuasi korban ledakan,” beber Victor. Tugas tersebut dilaksanakan berdasar perintah dari UNIFIL. Namun demikian, Victor belum bisa menyampaikan apa saja yang sudah dilakukan oleh timnya. Termasuk kemungkinan untuk menurunkan lebih banyak Kontingen Garuda.

Baca Juga:  Kembali Ramalkan Akan Ada Pandemi Baru, Bill Gates: Akibat Perubahan Iklim

Dalam keterangan resmi, Duta Besar RI untuk Lebanon Hajriyanto Y Tohari menuturkan, pihaknya belum mengantongi keterangan resmi dari otoritas setempat penyebab ledakan dahsyat itu. Namun, menurut beberapa sumber menganalisa ledakan tersebut akibat adanya bahan-bahan mudah meledak dan terbakar dalam volume besar yang disimpan di hangar pelabuhan. ”Ada info berasal dari sodium nitrat. Bubuk putih yang digunakan untuk pengawet makanan dan bisa meledak bila kena api,” kata Hajriyanto.

Berdasarkan catatan Kementerian kesehatan Lebanon, insiden tersebut menelan 78 korban jiwa. Sementara 4 ribu orang lainnya mengalami luka-luka. Jumlah tersebut masih akan naik terus bergerak. Mengingat, tenaga medis masih menyisir para korban untuk dibawa ke rumah sakit. Pencarian orang hilang juga masih terus dilakukan. Hajriyanto menyatakan, seluruh warga negara Indonesia (WNI) aman dan selamat.

Seorang WNI yang sedang menjalani karantina di Rumah Sakit Rafiq Hariri Beirut yang tidak jauh dari lokasi ledakan terkonfirmasi aman. Kedutaan Besar RI di Lebanon mencatat ada  1.447 orang WNI. Dari jumlah tersebut 1.234 orang diantaranya adalah Kontingen Garuda. Sedangkan, 213 orang lainnya merupakan WNI sipil, termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa.

”Kami sudah sampaikan imbauan melalui WhatsApp Grup dan simpul-simpul WNI. Sejauh terpantau aman. KBRI mengimbau untuk segera melapor apabila berada dalam situasi tidak aman,” terangnya. Hajriyanto juga terus berkomunikasi dengan kepolisian setempat untuk meminta laporan terkini terkait WNI.(jp/gnr)

Most Read

Artikel Terbaru