29.4 C
Manado
Sunday, 26 March 2023

Ivermectin Bisa Sebabkan Pasien Covid Diare, Kejang Hingga Koma

MANADOPOST.ID–Perdebatan obat Ivermectin untuk mengobati pasien Covid-19 belum selesai. Di Australia, sejumlah pasien mengalami overdosis usai mengonsumsi obat Ivermectin untuk merawat pasien Covid-19.

Rumah Sakit Westmead di Australia mengatakan telah merawat pasien yang overdosis setelah mengonsumsi obat ivermectin. Padahal pengobatan itu belum terbukti dan berpotensi berbahaya untuk Covid-19.

Pasien tersebut pergi ke rumah sakit mencari pengobatan karena mengalami efek samping diare dan muntah, setelah minum obat tersebut. Pasien di sana memesan obat tersebut secara online sebagai penyembuhan Covid-19.

Otoritas kesehatan setempat prihatin dengan masyarakat yang memakai ivermectin, dan sudah memperingatkan orang lain.  Efek samping ivermectin lain yang diketahui dari mulai ringan hingga mengancam jiwa, termasuk kejang dan koma.

1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile

Sejak para peneliti menunjukkan ivermectin dapat membunuh SARS-CoV-2 di laboratorium, ada minat apakah obat itu juga akan bekerja untuk membunuh virus dalam tubuh manusia. Sejauh ini, tidak ada bukti klinis bahwa obat ini bekerja untuk mengobati atau mencegah Covid-19.

Baca Juga:  Terdeteksi di 43 Negara, Berikut Cara Efektif Cegah Covid Varian Mu

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mengizinkannya. Lalu Gugus Tugas Bukti Klinis Covid-19 Nasional Australia dan NPS Medicinewise, Administrasi Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat, dan Perpustakaan Cochrane belum mengizinkannya juga.

Meskipun demikian, apoteker komunitas telah melaporkan peningkatan permintaan ivermectin. Di Australia, ivermectin disetujui untuk mengobati infeksi parasit pada manusia. Ini juga banyak digunakan dalam kedokteran hewan untuk mengobati dan mencegah infeksi parasit.

Di Australia, ivermectin bisa didapatkan secara legal mendapat persetujuan dari dokter. Itu karena ivermectin tidak 100 persen aman karena kemungkinan muncul efek samping yang berbahaya dan penilaian dokter diperlukan untuk memutuskan apakah ivermectin aman dan sesuai untuk setiap pasien.

Jadi ivermectin saat ini hanya direkomendasikan untuk mengobati dan mencegah Covid-19 ketika digunakan sebagai bagian dari uji klinis, di mana pasien dapat dipilih dan dipantau dengan lebih aman. Tak semua orang bisa meminumnya karena dapat mengakibatkan overdosis seperti dilansir dari Science Alert, Senin (6/9).

Baca Juga:  HEBOH! Aroma Korupsi Dana Covid-19 Pemkab Bolmong di Masa Kepemimpinan Yasti Soepredjo Mencuat

“Ketika diambil pada dosis yang dianjurkan, obat ini umumnya ditoleransi dengan baik,” kata Para Ahli dari Australia yaitu Nial Wheate, Associate Professor dari Sydney Pharmacy School, University of Sydney; Andrew McLachlan, Kepala Sekolah dan Dekan Farmasi, University of Sydney, dan Slade Matthews, Dosen Senior, University of Sydney.

Tapi ivermectin diketahui menyebabkan efek samping ringan seperti diare, mual, pusing dan kantuk. Efek samping yang kurang umum, tetapi serius, termasuk ruam kulit yang parah dan efek pada sistem saraf (menyebabkan tremor, kebingungan, dan kantuk).

“Dalam dosis yang lebih tinggi, dan kasus overdosis, efek samping ini bisa lebih parah. Ini termasuk tekanan darah rendah, masalah dengan keseimbangan, kejang, cedera hati, dan bahkan dapat menyebabkan koma,” tutur mereka. (Jawapos)

MANADOPOST.ID–Perdebatan obat Ivermectin untuk mengobati pasien Covid-19 belum selesai. Di Australia, sejumlah pasien mengalami overdosis usai mengonsumsi obat Ivermectin untuk merawat pasien Covid-19.

Rumah Sakit Westmead di Australia mengatakan telah merawat pasien yang overdosis setelah mengonsumsi obat ivermectin. Padahal pengobatan itu belum terbukti dan berpotensi berbahaya untuk Covid-19.

Pasien tersebut pergi ke rumah sakit mencari pengobatan karena mengalami efek samping diare dan muntah, setelah minum obat tersebut. Pasien di sana memesan obat tersebut secara online sebagai penyembuhan Covid-19.

Otoritas kesehatan setempat prihatin dengan masyarakat yang memakai ivermectin, dan sudah memperingatkan orang lain.  Efek samping ivermectin lain yang diketahui dari mulai ringan hingga mengancam jiwa, termasuk kejang dan koma.

Sejak para peneliti menunjukkan ivermectin dapat membunuh SARS-CoV-2 di laboratorium, ada minat apakah obat itu juga akan bekerja untuk membunuh virus dalam tubuh manusia. Sejauh ini, tidak ada bukti klinis bahwa obat ini bekerja untuk mengobati atau mencegah Covid-19.

Baca Juga:  AS DARURAT COVID! Varian Omicron Menyebar Sampai ke Dalam Penjara

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mengizinkannya. Lalu Gugus Tugas Bukti Klinis Covid-19 Nasional Australia dan NPS Medicinewise, Administrasi Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat, dan Perpustakaan Cochrane belum mengizinkannya juga.

Meskipun demikian, apoteker komunitas telah melaporkan peningkatan permintaan ivermectin. Di Australia, ivermectin disetujui untuk mengobati infeksi parasit pada manusia. Ini juga banyak digunakan dalam kedokteran hewan untuk mengobati dan mencegah infeksi parasit.

Di Australia, ivermectin bisa didapatkan secara legal mendapat persetujuan dari dokter. Itu karena ivermectin tidak 100 persen aman karena kemungkinan muncul efek samping yang berbahaya dan penilaian dokter diperlukan untuk memutuskan apakah ivermectin aman dan sesuai untuk setiap pasien.

Jadi ivermectin saat ini hanya direkomendasikan untuk mengobati dan mencegah Covid-19 ketika digunakan sebagai bagian dari uji klinis, di mana pasien dapat dipilih dan dipantau dengan lebih aman. Tak semua orang bisa meminumnya karena dapat mengakibatkan overdosis seperti dilansir dari Science Alert, Senin (6/9).

Baca Juga:  Erick Thohir Tegaskan Kebijakan Tes PCR Dilakukan Transparan, Tak Mungkin Cari Untung

“Ketika diambil pada dosis yang dianjurkan, obat ini umumnya ditoleransi dengan baik,” kata Para Ahli dari Australia yaitu Nial Wheate, Associate Professor dari Sydney Pharmacy School, University of Sydney; Andrew McLachlan, Kepala Sekolah dan Dekan Farmasi, University of Sydney, dan Slade Matthews, Dosen Senior, University of Sydney.

Tapi ivermectin diketahui menyebabkan efek samping ringan seperti diare, mual, pusing dan kantuk. Efek samping yang kurang umum, tetapi serius, termasuk ruam kulit yang parah dan efek pada sistem saraf (menyebabkan tremor, kebingungan, dan kantuk).

“Dalam dosis yang lebih tinggi, dan kasus overdosis, efek samping ini bisa lebih parah. Ini termasuk tekanan darah rendah, masalah dengan keseimbangan, kejang, cedera hati, dan bahkan dapat menyebabkan koma,” tutur mereka. (Jawapos)

Most Read

Artikel Terbaru