31.4 C
Manado
Sunday, 28 May 2023

Denmark dan Finlandia Juga Hentikan Penggunaan Moderna Bari Orang Dewasa

MANADOPOST.ID–Denmark dan Finlandia mengikuti langkah Swedia menghentikan sementara penggunaan vaksin Covid-19 Moderna.

Ketiga Negara di Eropa ini menghentikan sementara pemberian vaksin Moderna kepada pria usia 30-an ke bawah, setelah muncul kekhawatiran tentang efek samping yang jarang dari peradangan jantung pasca-inokulasi.

Pengumuman penghentian vaksin Spikevax Moderna itu disampaikan Direktur Institut Nasional untuk Kesehatan dan Kesejahteraan Finlandia, Mika Salminen, dalam sebuah konferensi, Kamis waktu setempat (7/10).

“Sebuah studi Nordik yang melibatkan Finlandia, Swedia, Norwegia dan Denmark menemukan bahwa pria di bawah usia 30 tahun yang menerima Moderna Spikevax memiliki risiko sedikit lebih tinggi daripada yang lain terkena miokarditis,” jelasnya, seperti dikutip dari Reuters.

1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile
Baca Juga:  Euro 2020:  Grup B, Bikin Rasa Penasan, Berikut Daftar Skuat Denmark, Finlandia, Belgia dan Rusia

Salminen mengatakan bahwa sementara peradangan jantung sering hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Baca Juga: Swedia Hentikan Penggunaan Vaksin Moderna Untuk Orang Dewasa, Ini Penyebabnya

Dia merekomendasikan agar usia berisiko ini diinokulasi dengan vaksin Pfizer-BioNTech, yang dipasarkan sebagai Comirnaty.

Salminen juga mengatakan pria muda Finlandia yang telah mendapatkan dosis pertama Spikevax akan menerima Comirnaty untuk dosis kedua.

Dia menegaskan masih penting untuk mendapatkan dosis kedua untuk mendapatkan perlindungan maksimal terhadap virus.

Baca Juga: Pengguna Sinovac Kini Bisa Masuk Eropa, Tapi yang Sudah Divaksin Dua Dosis

Keputusan Finlandia datang sehari setelah negara tetangga mereka, Swedia menangguhkan penggunaan Spikevax pada semua penduduknya yang lahir pada tahun 1991 ke bawah.

Baca Juga:  Kurangi Ketergantungan dari Rusia, Uni Eropa Cari Pasokan Gas Tambahan dari Nigeria

Hal ini setelah terjadi peningkatan insiden penyakit radang jantung miokarditis dan perikarditis setelah inokulasi, terutama setelah dosis kedua.

Di hari yang sama Denmark juga menghentikan penggunaan Spikevax dengan alasan serupa, meskipun hanya untuk anak di bawah usia 18 tahun.(ral/rmol/pojoksatu)

MANADOPOST.ID–Denmark dan Finlandia mengikuti langkah Swedia menghentikan sementara penggunaan vaksin Covid-19 Moderna.

Ketiga Negara di Eropa ini menghentikan sementara pemberian vaksin Moderna kepada pria usia 30-an ke bawah, setelah muncul kekhawatiran tentang efek samping yang jarang dari peradangan jantung pasca-inokulasi.

Pengumuman penghentian vaksin Spikevax Moderna itu disampaikan Direktur Institut Nasional untuk Kesehatan dan Kesejahteraan Finlandia, Mika Salminen, dalam sebuah konferensi, Kamis waktu setempat (7/10).

“Sebuah studi Nordik yang melibatkan Finlandia, Swedia, Norwegia dan Denmark menemukan bahwa pria di bawah usia 30 tahun yang menerima Moderna Spikevax memiliki risiko sedikit lebih tinggi daripada yang lain terkena miokarditis,” jelasnya, seperti dikutip dari Reuters.

Baca Juga:  Ronaldo Beri Dukungan, Doakan Christian Eriksen

Salminen mengatakan bahwa sementara peradangan jantung sering hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Baca Juga: Swedia Hentikan Penggunaan Vaksin Moderna Untuk Orang Dewasa, Ini Penyebabnya

Dia merekomendasikan agar usia berisiko ini diinokulasi dengan vaksin Pfizer-BioNTech, yang dipasarkan sebagai Comirnaty.

Salminen juga mengatakan pria muda Finlandia yang telah mendapatkan dosis pertama Spikevax akan menerima Comirnaty untuk dosis kedua.

Dia menegaskan masih penting untuk mendapatkan dosis kedua untuk mendapatkan perlindungan maksimal terhadap virus.

Baca Juga: Pengguna Sinovac Kini Bisa Masuk Eropa, Tapi yang Sudah Divaksin Dua Dosis

Keputusan Finlandia datang sehari setelah negara tetangga mereka, Swedia menangguhkan penggunaan Spikevax pada semua penduduknya yang lahir pada tahun 1991 ke bawah.

Baca Juga:  Mantan Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab Didakwa atas Ledakan Beirut Tahun 2020

Hal ini setelah terjadi peningkatan insiden penyakit radang jantung miokarditis dan perikarditis setelah inokulasi, terutama setelah dosis kedua.

Di hari yang sama Denmark juga menghentikan penggunaan Spikevax dengan alasan serupa, meskipun hanya untuk anak di bawah usia 18 tahun.(ral/rmol/pojoksatu)

Most Read

Artikel Terbaru