28.4 C
Manado
Tuesday, 28 March 2023

UMNO Cabut Dukungan ke Muhyiddin

MANADOPOST.ID – UMNO mencabut dukungannya untuk Perdana Menteri (PM) Malaysia Muhyiddin Yassin. Padahal, ia merupakan partai terbesar dalam koalisi Perikatan Nasional (PN) yang kini berkuasa di pemerintahan Malaysia. Tak hanya menarik dukungan, UMNO juga meminta Muhyiddin turun dari jabatannya.

’’UMNO mendesak Muhyiddin Yassin untuk mundur guna memungkinkan PM baru diangkat dalam jangka waktu terbatas,’’ ujar Presiden UMNO Ahmad Zahid, sebagaimana dikutip Agence France-Presse. Dia menambahkan, PM yang baru akan mengarahkan negara untuk keluar dari pandemi yang terus memburuk di Malaysia. Diharapkan, situasi bisa membaik sebelum pemilu digelar.

Sejatinya UMNO cukup lama terbelah. Antara ingin tetap bersama pemerintah dan berdiri sendiri. Namun, kali ini mereka sudah satu suara. Ada beberapa hal yang membulatkan keputusan UMNO untuk keluar dari koalisi pemerintah. Di antaranya, kegagalan dalam penanganan pandemi dan tidak mampu membantu penduduk yang terdampak lockdown.

Baca Juga:  Dua Rudal Rusia Hantam Kota Cherkasy Ukraina, 1 Orang Tewas dan 5 Luka-luka

Belakangan, Malaysia memang jadi pemberitaan gara-gara banyak penduduk yang tak mampu memenuhi kebutuhannya akibat lockdown berkepanjangan. Mereka mengibarkan bendera putih di depan rumah, tanda meminta bantuan kepada sejumlah organisasi yang berkeliling.

1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile

Sebanyak 38 di antara 115 anggota koalisi PN berasal dari UMNO. Partai atau koalisi butuh minimal 112 dukungan untuk bisa membentuk pemerintahan.

Muhyiddin belum berkomentar apa pun soal itu. Namun, Jaksa Agung Idrus Harun menjelaskan, PM dan para menteri kabinetnya bisa terus menjalankan pemerintahan. Sebab, belum ada bukti kuat bahwa dia tak lagi mendapat dukungan dari mayoritas anggota parlemen.

’’Berdasar pasal 43 (2) (a) Konstitusi Federal, penentuan apakah pemimpin mendapat kepercayaan mayoritas anggota parlemen akan ditentukan anggota parlemen itu sendiri dan bukan melalui pernyataan partai politik atau pemimpin partai politik mana pun,’’ tegasnya. Beberapa pengamat menilai Muhyiddin akan tetap berkuasa, tapi dalam jangka pendek. (Jawa Pos)

Baca Juga:  Soal Larangan Transit Kaliningrad, Rusia Bakal Panggil Duta Besar Uni Eropa

MANADOPOST.ID – UMNO mencabut dukungannya untuk Perdana Menteri (PM) Malaysia Muhyiddin Yassin. Padahal, ia merupakan partai terbesar dalam koalisi Perikatan Nasional (PN) yang kini berkuasa di pemerintahan Malaysia. Tak hanya menarik dukungan, UMNO juga meminta Muhyiddin turun dari jabatannya.

’’UMNO mendesak Muhyiddin Yassin untuk mundur guna memungkinkan PM baru diangkat dalam jangka waktu terbatas,’’ ujar Presiden UMNO Ahmad Zahid, sebagaimana dikutip Agence France-Presse. Dia menambahkan, PM yang baru akan mengarahkan negara untuk keluar dari pandemi yang terus memburuk di Malaysia. Diharapkan, situasi bisa membaik sebelum pemilu digelar.

Sejatinya UMNO cukup lama terbelah. Antara ingin tetap bersama pemerintah dan berdiri sendiri. Namun, kali ini mereka sudah satu suara. Ada beberapa hal yang membulatkan keputusan UMNO untuk keluar dari koalisi pemerintah. Di antaranya, kegagalan dalam penanganan pandemi dan tidak mampu membantu penduduk yang terdampak lockdown.

Baca Juga:  Malaysia Cabut Larangan Bepergian Warga ke Luar Negeri, Pendatang Boleh Karantina di Rumah  

Belakangan, Malaysia memang jadi pemberitaan gara-gara banyak penduduk yang tak mampu memenuhi kebutuhannya akibat lockdown berkepanjangan. Mereka mengibarkan bendera putih di depan rumah, tanda meminta bantuan kepada sejumlah organisasi yang berkeliling.

Sebanyak 38 di antara 115 anggota koalisi PN berasal dari UMNO. Partai atau koalisi butuh minimal 112 dukungan untuk bisa membentuk pemerintahan.

Muhyiddin belum berkomentar apa pun soal itu. Namun, Jaksa Agung Idrus Harun menjelaskan, PM dan para menteri kabinetnya bisa terus menjalankan pemerintahan. Sebab, belum ada bukti kuat bahwa dia tak lagi mendapat dukungan dari mayoritas anggota parlemen.

’’Berdasar pasal 43 (2) (a) Konstitusi Federal, penentuan apakah pemimpin mendapat kepercayaan mayoritas anggota parlemen akan ditentukan anggota parlemen itu sendiri dan bukan melalui pernyataan partai politik atau pemimpin partai politik mana pun,’’ tegasnya. Beberapa pengamat menilai Muhyiddin akan tetap berkuasa, tapi dalam jangka pendek. (Jawa Pos)

Baca Juga:  Anah Asuhnya Raih Medali Perunggu, Flandy Limpele: Ini Hadiah Anniversary Saya

Most Read

Artikel Terbaru