MANADOPOST.ID- Saat Taliban berhasil mengambil alih istana kerajaan Afghanistan pada 17 Agustus lalu, Presiden Ashraf Ghani menyerahkan kekuasaannya begitu saja.
Dia melarikan diri ke Uni Emirat Arab (UEA). Beberapa pihak menyatakan bahwa dia membawa begitu banyak uang tunai terbang bersamanya. Namun Rabu (8/9) Ghani memberikan klarifikasi.
’’Meninggalkan Kabul adalah keputusan yang paling sulit dalam hidup saya,’’ ujarnya seperti dikutip oleh BBC.
Ghani meminta maaf karena dia tidak bisa membuat akhir yang berbeda untuk negaranya. Dia tidak bermaksud mengabaikan rakyatnya namun pergi merupakan satu-satunya jalan saat itu guna menghindari kerusuhan yang kian meluas.
1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile
Politikus 72 tahun itu juga menampik bahwa dia telah membawa uang senilai USD 169 juta atau setara dengan Rp 2,4 triliun.
’’Saya pergi untuk menyelamatkan Kabul dan 6 juta penduduk di dalamnya,’’tegasnya. Dia menyatakan tidak ingin perang di jalanan Kabul seperti tahun 1990-an dulu kembali terulang.(jawapos)
MANADOPOST.ID- Saat Taliban berhasil mengambil alih istana kerajaan Afghanistan pada 17 Agustus lalu, Presiden Ashraf Ghani menyerahkan kekuasaannya begitu saja.
Dia melarikan diri ke Uni Emirat Arab (UEA). Beberapa pihak menyatakan bahwa dia membawa begitu banyak uang tunai terbang bersamanya. Namun Rabu (8/9) Ghani memberikan klarifikasi.
’’Meninggalkan Kabul adalah keputusan yang paling sulit dalam hidup saya,’’ ujarnya seperti dikutip oleh BBC.
Ghani meminta maaf karena dia tidak bisa membuat akhir yang berbeda untuk negaranya. Dia tidak bermaksud mengabaikan rakyatnya namun pergi merupakan satu-satunya jalan saat itu guna menghindari kerusuhan yang kian meluas.
Politikus 72 tahun itu juga menampik bahwa dia telah membawa uang senilai USD 169 juta atau setara dengan Rp 2,4 triliun.
’’Saya pergi untuk menyelamatkan Kabul dan 6 juta penduduk di dalamnya,’’tegasnya. Dia menyatakan tidak ingin perang di jalanan Kabul seperti tahun 1990-an dulu kembali terulang.(jawapos)