MANADOPOST.ID – Malala Yousafzai tak lagi melajang. Peraih nobel perdamaian tahun 2014 lalu itu Selasa (9/11) menikah dengan Asser Malik. Upacara pernikahan dilangsungkan secara sederhana di Birmingham, Inggris. Malala mengumumkan kabar bahagia tersebut via akun Twitternya.
’’Hari ini menandai hari paling berharga di hidup saya. Saya dan Asser (Malik) telah mengikat tali pernikahan untuk menjadi pasangan seumur hidup,’’ cuitnya. Unggahan itu disertai dengan foto seremonial pernikahannya. Lebih dari 227 ribu tanda suka menghiasi cuitan itu.
Malala tidak menyebut secara detail siapa Malik. CNN menyebutnya sebagai manager operasional untuk Dewan Kriket Pakistan dari kota Lahore. Media lain menyatakan bahwa dia adalah manager umum di Pusat Kinerja Atas Dewan Kriket Pakistan.
Doa dan ucapan selamat memenuhi media sosial Malala. Salah satunya dari artis Priyanka Chopra Jonas. Tapi tak semuanya senang dengan pernikahan tersebut. Beberapa pihak justru kaget. Itu karena Juli lalu ketika diwawancara oleh majalah Vogue, Malala menyatakan bahwa dia tidak yakin bakal menikah.
1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile
’’Saya masih tidak mengerti kenapa orang harus menikah. Jika Anda menginginkan seseorang di hidup Anda, kenapa harus menandatangani surat nikah? Kenapa tidak menjadi pasangan saja?’’ ujarnya saat itu.
Penulis, aktivis dan feminis Taslima Nasrin adalah salah satu yang sedikit kecewa dengan pernikahan Malala. ’’Saya pikir dia pergi ke Oxford University untuk belajar, jatuh cinta dengan pria Inggris yang progresif di sana dan berfikir untuk menikah tapi tidak sebelum berusia 30 tahun,’’ cuit Nasrin. Cuitannya ini memicu pro dan kontra. Dia dianggap ikut campur dalam urusan personal orang lain.
Malala menjadi pemberitaan setelah ditembak di kepala oleh militan Tehreek-e-Taliban di Pakistan pada 2012 lalu. Saat itu dia masih berusia 15 tahun. Meski masih kecil, Malala memang kerap menjadi narasumber beberapa media terkait situasi di negaranya. Termasuk larangan bagi perempuan untuk mengenyam pendidikan.
Malala kini dikenal sebagai aktivis pendidikan untuk perempuan. Tahun lalu dia lulus dari Oxford jurusan filosofi, politik dan ekonomi. Dia memiliki lembaga non profit bernama Malala Fund. (Jawa Pos)
MANADOPOST.ID – Malala Yousafzai tak lagi melajang. Peraih nobel perdamaian tahun 2014 lalu itu Selasa (9/11) menikah dengan Asser Malik. Upacara pernikahan dilangsungkan secara sederhana di Birmingham, Inggris. Malala mengumumkan kabar bahagia tersebut via akun Twitternya.
’’Hari ini menandai hari paling berharga di hidup saya. Saya dan Asser (Malik) telah mengikat tali pernikahan untuk menjadi pasangan seumur hidup,’’ cuitnya. Unggahan itu disertai dengan foto seremonial pernikahannya. Lebih dari 227 ribu tanda suka menghiasi cuitan itu.
Malala tidak menyebut secara detail siapa Malik. CNN menyebutnya sebagai manager operasional untuk Dewan Kriket Pakistan dari kota Lahore. Media lain menyatakan bahwa dia adalah manager umum di Pusat Kinerja Atas Dewan Kriket Pakistan.
Doa dan ucapan selamat memenuhi media sosial Malala. Salah satunya dari artis Priyanka Chopra Jonas. Tapi tak semuanya senang dengan pernikahan tersebut. Beberapa pihak justru kaget. Itu karena Juli lalu ketika diwawancara oleh majalah Vogue, Malala menyatakan bahwa dia tidak yakin bakal menikah.
’’Saya masih tidak mengerti kenapa orang harus menikah. Jika Anda menginginkan seseorang di hidup Anda, kenapa harus menandatangani surat nikah? Kenapa tidak menjadi pasangan saja?’’ ujarnya saat itu.
Penulis, aktivis dan feminis Taslima Nasrin adalah salah satu yang sedikit kecewa dengan pernikahan Malala. ’’Saya pikir dia pergi ke Oxford University untuk belajar, jatuh cinta dengan pria Inggris yang progresif di sana dan berfikir untuk menikah tapi tidak sebelum berusia 30 tahun,’’ cuit Nasrin. Cuitannya ini memicu pro dan kontra. Dia dianggap ikut campur dalam urusan personal orang lain.
Malala menjadi pemberitaan setelah ditembak di kepala oleh militan Tehreek-e-Taliban di Pakistan pada 2012 lalu. Saat itu dia masih berusia 15 tahun. Meski masih kecil, Malala memang kerap menjadi narasumber beberapa media terkait situasi di negaranya. Termasuk larangan bagi perempuan untuk mengenyam pendidikan.
Malala kini dikenal sebagai aktivis pendidikan untuk perempuan. Tahun lalu dia lulus dari Oxford jurusan filosofi, politik dan ekonomi. Dia memiliki lembaga non profit bernama Malala Fund. (Jawa Pos)