MANADOPOST.ID – Di Afghanistan, bukan hanya perempuan yang khawatir dengan berkuasanya Taliban. Para seniman bernasib serupa. Mural-mural yang bergambar perempuan tanpa hijab serta yang dianggap melanggar langsung dihapus Taliban.
’’Hal yang paling saya dan seniman lain takutkan adalah tidak bisa mengekspresikan diri kami dan tidak bisa mengkritik penguasa,’’ tegas kurator seni Omaid Sharifi seperti dikutip CNN.
Dia adalah salah seorang pendiri ArtLords, kelompok inisiatif yang mengubah dinding-dinding pelindung ledakan menjadi kanvas kreativitas seniman. Sudah ada lebih dari 100 mural milik ArtLords yang dihapus Taliban.
Sejatinya ini bukan pertama kali Taliban berbuat demikian. Ketika mereka berkuasa dulu, lukisan dan situs warisan budaya di seluruh negeri dirusak. Pada 1996, Taliban menghancurkan mesin air mancur ikonik di Herat.
1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile
Pada 2001, mereka juga meledakkan dua patung Buddha kolosal di Lembah Bamiyan yang berusia 1.500 tahun. Sebagian besar bentuk musik dilarang dan televisi dinyatakan tidak Islami.
Kini para seniman harus menghancurkan karya-karya mereka sendiri agar tidak mendapatkan hukuman dari Taliban. Terutama lukisan-lukisan yang menampilkan perempuan. Beberapa seniman membakarnya diam-diam. (Jawa Pos)
MANADOPOST.ID – Di Afghanistan, bukan hanya perempuan yang khawatir dengan berkuasanya Taliban. Para seniman bernasib serupa. Mural-mural yang bergambar perempuan tanpa hijab serta yang dianggap melanggar langsung dihapus Taliban.
’’Hal yang paling saya dan seniman lain takutkan adalah tidak bisa mengekspresikan diri kami dan tidak bisa mengkritik penguasa,’’ tegas kurator seni Omaid Sharifi seperti dikutip CNN.
Dia adalah salah seorang pendiri ArtLords, kelompok inisiatif yang mengubah dinding-dinding pelindung ledakan menjadi kanvas kreativitas seniman. Sudah ada lebih dari 100 mural milik ArtLords yang dihapus Taliban.
Sejatinya ini bukan pertama kali Taliban berbuat demikian. Ketika mereka berkuasa dulu, lukisan dan situs warisan budaya di seluruh negeri dirusak. Pada 1996, Taliban menghancurkan mesin air mancur ikonik di Herat.
Pada 2001, mereka juga meledakkan dua patung Buddha kolosal di Lembah Bamiyan yang berusia 1.500 tahun. Sebagian besar bentuk musik dilarang dan televisi dinyatakan tidak Islami.
Kini para seniman harus menghancurkan karya-karya mereka sendiri agar tidak mendapatkan hukuman dari Taliban. Terutama lukisan-lukisan yang menampilkan perempuan. Beberapa seniman membakarnya diam-diam. (Jawa Pos)