MANADOPOST.ID – Tiongkok tengah berang. Tiongkok tidak terima karena Australia, Inggris dan AS menandatangani pakta keamanan yang diberi nama Aukus.
Salah satu isi dari kesepakatan itu adalah rencana untuk menyediakan kapal selam bersenjata nuklir di Australia dalam 18 bulan.
Tidak ada satupun dari tiga negara tersebut yang menyebut Tiongkok dalam pidatonya. Namun kesepakatan itu sudah dipahami secara luas sebagai tanggapan atas ekspansi dan agresi Beijing di Laut China Selatan dan terhadap Taiwan.
’’Ini adalah kesempatan bersejarah bagi tiga negara, dengan sekutu dan mitra yang berpikiran sama, untuk melindungi nilai-nilai bersama dan mempromosikan keamanan dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik,’’ bunyi pernyataan bersama AS, Inggris dan Australia.
1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian menyatakan bahwa keputusan untuk mengekspor teknologi kapal selam bertenaga nuklir yang sangat sensitif ke Australia adalah standar ganda yang sangat tidak bertanggung jawab.
’’Komunitas internasional, termasuk negara-negara tetangga, mempertanyakan komitmen Australia terhadap non-proliferasi nuklir,’’ tegas Zhao.
Dia menegaskan bahwa Tiongkok akan memantau situasi saat ini dengan cermat. Apa yang dilakukan oleh tiga negara tersebut menurut Zhao adalah mentalitas perang dingin kuno yang seharusnya ditinggalkan. ’’Jika tidak, mereka hanya akan berakhir dengan kerugian pada kepentingan mereka sendiri,’’ tegasnya. (Jawa Pos)
MANADOPOST.ID – Tiongkok tengah berang. Tiongkok tidak terima karena Australia, Inggris dan AS menandatangani pakta keamanan yang diberi nama Aukus.
Salah satu isi dari kesepakatan itu adalah rencana untuk menyediakan kapal selam bersenjata nuklir di Australia dalam 18 bulan.
Tidak ada satupun dari tiga negara tersebut yang menyebut Tiongkok dalam pidatonya. Namun kesepakatan itu sudah dipahami secara luas sebagai tanggapan atas ekspansi dan agresi Beijing di Laut China Selatan dan terhadap Taiwan.
’’Ini adalah kesempatan bersejarah bagi tiga negara, dengan sekutu dan mitra yang berpikiran sama, untuk melindungi nilai-nilai bersama dan mempromosikan keamanan dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik,’’ bunyi pernyataan bersama AS, Inggris dan Australia.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian menyatakan bahwa keputusan untuk mengekspor teknologi kapal selam bertenaga nuklir yang sangat sensitif ke Australia adalah standar ganda yang sangat tidak bertanggung jawab.
’’Komunitas internasional, termasuk negara-negara tetangga, mempertanyakan komitmen Australia terhadap non-proliferasi nuklir,’’ tegas Zhao.
Dia menegaskan bahwa Tiongkok akan memantau situasi saat ini dengan cermat. Apa yang dilakukan oleh tiga negara tersebut menurut Zhao adalah mentalitas perang dingin kuno yang seharusnya ditinggalkan. ’’Jika tidak, mereka hanya akan berakhir dengan kerugian pada kepentingan mereka sendiri,’’ tegasnya. (Jawa Pos)