MANADOPOST.D – Gunung Cumbre Vieja di La Palma, Kepulauan Canary, Spanyol memuntahkan isi perutnya. Lava yang keluar sejak Minggu (19/9) sekitar pukul 15.00 itu telah menghancurkan sekitar 100 rumah dan satu sekolah. Tinggi lahar diperkirakan mencapai 6 meter.
’’Jilatan lava ini telah membakar apapun yang dilaluinya. Rasanya tragis melihat begitu banyak rumah yang kini menjadi abu,’’ ujar salah satu pejabat La Palma Mariano Hernandez Zapata seperti dikutip Agence France-Presse. Sekitar 5 ribu penduduk dan 500 turis telah diungsikan.
Gunung tersebut terakhir kali meletus pada 1971. Gempa dengan skala kecil mulai terjadi sejak 11 September. Sejak itu ada puluhan ribu gempa yang terjadi. Gempa terkuat dengan berkekuatan hampir empat magnitudo.
Lembaga vulkanologi Involcan menegaskan bahwa lava mengalir dengan kecepatan 700 meter per jam dan temperaturnya mencapai seribu derajat Celsius. Jelang terjadinya letusan, otoritas setempat sudah memperingatkan penduduk untuk mengungsi. Namun banyak yang memilih bertahan dan harus diperingatkan di detik terakhir.
1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile
’’Polisi hanya memberi kami tiga menit untuk mengambil barang-barang. Semuanya terjadi begitu cepat,’’ ujar Angie Chaux salah satu penduduk La Palma.
Gara-gara letusan tersebut, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez membatalkan lawatannya ke New York, AS terkait agenda Sidang Umum PBB. Dia memilih berkunjung ke La Palma untuk melihat situasi.
Sanchez menegaskan bahwa otoritas setempat terus memonitor kobaran api imbas dari lava. Tim dari militer dan sipil telah dikerahkan untuk membantu penduduk. Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa. Erupsi diperkirakan baru berhenti total sekitar 3 bulan mendatang.
Sama seperti beberapa negara Eropa lainnya, Spanyol juga mengalami kebakaran semak dan hutan yang cukup parah. Belum diketahui apakah letusan gunung ini juga akan menyebabkan kebakaran berkepanjangan. (Jawa Pos)
MANADOPOST.D – Gunung Cumbre Vieja di La Palma, Kepulauan Canary, Spanyol memuntahkan isi perutnya. Lava yang keluar sejak Minggu (19/9) sekitar pukul 15.00 itu telah menghancurkan sekitar 100 rumah dan satu sekolah. Tinggi lahar diperkirakan mencapai 6 meter.
’’Jilatan lava ini telah membakar apapun yang dilaluinya. Rasanya tragis melihat begitu banyak rumah yang kini menjadi abu,’’ ujar salah satu pejabat La Palma Mariano Hernandez Zapata seperti dikutip Agence France-Presse. Sekitar 5 ribu penduduk dan 500 turis telah diungsikan.
Gunung tersebut terakhir kali meletus pada 1971. Gempa dengan skala kecil mulai terjadi sejak 11 September. Sejak itu ada puluhan ribu gempa yang terjadi. Gempa terkuat dengan berkekuatan hampir empat magnitudo.
Lembaga vulkanologi Involcan menegaskan bahwa lava mengalir dengan kecepatan 700 meter per jam dan temperaturnya mencapai seribu derajat Celsius. Jelang terjadinya letusan, otoritas setempat sudah memperingatkan penduduk untuk mengungsi. Namun banyak yang memilih bertahan dan harus diperingatkan di detik terakhir.
’’Polisi hanya memberi kami tiga menit untuk mengambil barang-barang. Semuanya terjadi begitu cepat,’’ ujar Angie Chaux salah satu penduduk La Palma.
Gara-gara letusan tersebut, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez membatalkan lawatannya ke New York, AS terkait agenda Sidang Umum PBB. Dia memilih berkunjung ke La Palma untuk melihat situasi.
Sanchez menegaskan bahwa otoritas setempat terus memonitor kobaran api imbas dari lava. Tim dari militer dan sipil telah dikerahkan untuk membantu penduduk. Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa. Erupsi diperkirakan baru berhenti total sekitar 3 bulan mendatang.
Sama seperti beberapa negara Eropa lainnya, Spanyol juga mengalami kebakaran semak dan hutan yang cukup parah. Belum diketahui apakah letusan gunung ini juga akan menyebabkan kebakaran berkepanjangan. (Jawa Pos)