29.4 C
Manado
Tuesday, 21 March 2023

Situasi Tak Kunjung Membaik, PBB Sebut Ekonomi Myanmar Krisis

MANADOPOST.ID – Situasi yang tidak kunjung membaik di Myanmar berdampak buruk pada perekonomian negara. Myanmar kini krisis.

Pejabat kemanusiaan PBB di Myanmar Andrew Kirkwood mengungkapkan bahwa sebelum kudeta terjadi, PBB memberikan bantuan kemanusiaan untuk menyelamatkan hidup 1 juta penduduk. Bantuan itu untuk mereka yang benar-benar di ambang kelaparan. Namun jumlah itu tidak cukup.

Di area-area yang terdampak konflik, setidaknya 3 juta penduduk membutuhkan bantuan serupa. Artinya penduduk yang mengalami kemiskinan naik tiga kali lipat hanya dalam kurun 8,5 bulan saja. Mereka mayoritas ada di Chin, Kachin, Kayin, Kayah, dan wilayah utara Shan.

Lebih lanjut, Kirkwood menjelaskan saat ini 20 juta penduduk Myanmar hidup di bawah garis kemiskinan. Itu setara dengan separo populasi di negara tersebut. Tingkat kemiskinan itu tidak pernah terjadi dalam 20 tahun terakhir. Mereka belum masuk dalam daftar penduduk yang dibantu oleh PBB.

Baca Juga:  Kota Ini Jadi Medan Tempur Utama Ukraina-Rusia, Semua Penduduk Diinstruksikan Mengungsi
1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile

’’Krisis yang kita lihat saat ini adalah efek majemuk dari banyak hal,’’ ujar pejabat yang sudah 2 dekade tinggal di Myanmar tersebut seperti dikutip The Straits Times.

Pendemi Covid-19 juga berdampak pada perekonomian. Selain itu ditambah dengan konflik yang tidak pernah berakhir di Myanmar. Pertempuran antara pemerintah dan beberapa etnis terjadi sejak dulu. Kudeta militer yang terjadi 1 Februari lalu kian memperburuk situasi. Kirkwood menyebutnya sebagai krisis yang berlapis. (Jawa Pos)

MANADOPOST.ID – Situasi yang tidak kunjung membaik di Myanmar berdampak buruk pada perekonomian negara. Myanmar kini krisis.

Pejabat kemanusiaan PBB di Myanmar Andrew Kirkwood mengungkapkan bahwa sebelum kudeta terjadi, PBB memberikan bantuan kemanusiaan untuk menyelamatkan hidup 1 juta penduduk. Bantuan itu untuk mereka yang benar-benar di ambang kelaparan. Namun jumlah itu tidak cukup.

Di area-area yang terdampak konflik, setidaknya 3 juta penduduk membutuhkan bantuan serupa. Artinya penduduk yang mengalami kemiskinan naik tiga kali lipat hanya dalam kurun 8,5 bulan saja. Mereka mayoritas ada di Chin, Kachin, Kayin, Kayah, dan wilayah utara Shan.

Lebih lanjut, Kirkwood menjelaskan saat ini 20 juta penduduk Myanmar hidup di bawah garis kemiskinan. Itu setara dengan separo populasi di negara tersebut. Tingkat kemiskinan itu tidak pernah terjadi dalam 20 tahun terakhir. Mereka belum masuk dalam daftar penduduk yang dibantu oleh PBB.

Baca Juga:  Tersinggung Dengan Ucapan Blinken, Hamas Berjanji Tak Sentuh Bantuan Untuk Gaza

’’Krisis yang kita lihat saat ini adalah efek majemuk dari banyak hal,’’ ujar pejabat yang sudah 2 dekade tinggal di Myanmar tersebut seperti dikutip The Straits Times.

Pendemi Covid-19 juga berdampak pada perekonomian. Selain itu ditambah dengan konflik yang tidak pernah berakhir di Myanmar. Pertempuran antara pemerintah dan beberapa etnis terjadi sejak dulu. Kudeta militer yang terjadi 1 Februari lalu kian memperburuk situasi. Kirkwood menyebutnya sebagai krisis yang berlapis. (Jawa Pos)

Most Read

Artikel Terbaru