MANADOPOST.ID-Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan perang besar bisa terjadi kapanpun di Eropa. Zelenksy mengatakan bahwa Rusia telah mengumpulkan “hampir 200.000 tentara di perbatasan Ukraina dan ribuan kendaraan tempur”.
“Dengarkan kami. Rakyat Ukraina menginginkan perdamaian. Pihak berwenang Ukraina menginginkan perdamaian,” katanya.
Dia menjelaskan kepemimpinan di Moskow telah menyetujui “langkah maju” untuk segera menyerang Ukraina. “Ke wilayah negara lain. Dan langkah ini bisa menjadi awal dari perang besar di benua Eropa,” terangnya.
Dia juga mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin belum menjawab panggilannya untuk mengadakan pembicaraan.
Zelensky menegaskan dirinya tidak akan memberikan perintah untuk memulai serangan di wilayah Donbas timur Ukraina. Zelensky mengatakan pemicu invasi Rusia dapat terjadi “kapan saja,” dalam pidato yang diposting di akun Facebook resminya Kamis pagi waktu setempat.
“Seluruh dunia mengatakan ini bisa terjadi kapan saja sekarang. Pemicunya bisa muncul kapan saja,” katanya, berbicara kepada orang-orang Rusia dalam bahasa Rusia. “Anda diberitahu bahwa api ini akan membebaskan rakyat Ukraina. Tapi orang Ukraina bebas,” lanjutnya.
“Ukraina dalam berita Anda dan Ukraina pada kenyataannya adalah dua negara yang berbeda. Perbedaan utama mereka di antara mereka adalah bahwa milik kita nyata,” ujarnya.
Zelensky kemudian menolak tuduhan bahwa orang Ukraina adalah neo-Nazi dan membenci budaya Rusia.
“Anda diberi tahu bahwa kami adalah Nazi. Bagaimana sebuah negara yang memberikan 8 juta nyawa untuk memerangi Nazisme dapat mendukungnya? Bagaimana saya bisa menjadi seorang Nazi? Beri tahu kakek saya tentang itu. Dia, melalui seluruh perang, berada di infanteri Tentara Soviet dan meninggal sebagai kolonel di Ukraina yang merdeka,” tambahnya.
“Anda diberi tahu bahwa kami membenci budaya Rusia? Bagaimana seseorang bisa membenci budaya? Setiap budaya? Tetangga selalu memperkaya satu sama lain secara budaya, tetapi itu tidak membuat mereka menjadi satu, tidak membubarkan kami di dalam Anda,” lanjutnya.
“Kita berbeda. Tapi itu bukan alasan untuk menjadi musuh,” tegasnya. “Kami ingin menentukan sejarah kami sendiri. Dalam kedamaian, ketenangan dan kejujuran,” tandasnya.(okz)