MANADOPOST.ID – Rusia takut dengan kebenaran. Tudingan itu dilontarkan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Itu dikarenakan regulator media Rusia, Roskomnadzor, melarang media-media lokal memuat wawancara dengan dirinya. Jika melanggar maka akan diberi peringatan dan dijatuhi sanksi.
Koran independen Novaya Gazeta menjadi korban. Ia mendapatkan 2 kali peringatan. Mereka kemarin (28/3) memutuskan untuk menangguhkan publikasi baik dalam bentuk cetak maupun online hingga perang di Ukraina berakhir. Media yang berbasis di Moskow itu melakukan wawancara dengan Zelensky sehari sebelumnya.
Novaya Gazeta memang dikenal sebagai media yang kerap mengkritik pemerintah. Pemimpin Redaksi Novaya Gazeta, Dmitry Muratov tahun lalu menerima penghargaan Nobel perdamaian bersama jurnalis Filipina Maria Ressa. Muratov mengumumkan bahwa hadiah penghargaan tersebut akan digunakan untuk mendukung pengungsi Ukraina.
Dalam wawancara yang disorot tersebut, Zelensky menegaskan bahwa Ukraina siap menyandang status sebagai negara netral, tanpa nuklir dan memberi jaminan keamanan dalam kesepakatan damai dengan Rusia. Itu adalah poin-poin yang diinginkan oleh Rusia sebelum memulai perang di Ukraina.
1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile
Zelensky juga ingin mendiskusikan masalah Krimea dan Donbas. Sebagian wilayah Donbas yang dikuasai oleh pemberontak Pro-Rusia menyatakan merdeka, sedangkan Krimea dicaplok oleh Moskow sejak 2014 lalu.
Pemimpin 44 tahun itu ingin agar perang selesai secepatnya dan penduduknya kembali hidup normal. PBB memperkirakan saat ini sudah ada 1.100 penduduk sipil tewas akibat pertempuran. Jumlah riil di lapangan bisa jadi jauh lebih banyak karena beberapa kota tidak bisa diakses karena sengitnya pertempuran.
’’Kesepakatan apa pun harus diajukan kepada rakyat Ukraina dalam sebuah referendum,’’ tegasnya seperti dikutip CNN. Zelensky menegaskan bahwa dia tidak ingin membahas masalah denazifikasi dan demiliterisasi dengan Rusia. Rencananya pembicaraan damai antara Rusia-Ukraia digelar di Istanbul, Turki hari ini (29/3). (Jawa Pos)
MANADOPOST.ID – Rusia takut dengan kebenaran. Tudingan itu dilontarkan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Itu dikarenakan regulator media Rusia, Roskomnadzor, melarang media-media lokal memuat wawancara dengan dirinya. Jika melanggar maka akan diberi peringatan dan dijatuhi sanksi.
Koran independen Novaya Gazeta menjadi korban. Ia mendapatkan 2 kali peringatan. Mereka kemarin (28/3) memutuskan untuk menangguhkan publikasi baik dalam bentuk cetak maupun online hingga perang di Ukraina berakhir. Media yang berbasis di Moskow itu melakukan wawancara dengan Zelensky sehari sebelumnya.
Novaya Gazeta memang dikenal sebagai media yang kerap mengkritik pemerintah. Pemimpin Redaksi Novaya Gazeta, Dmitry Muratov tahun lalu menerima penghargaan Nobel perdamaian bersama jurnalis Filipina Maria Ressa. Muratov mengumumkan bahwa hadiah penghargaan tersebut akan digunakan untuk mendukung pengungsi Ukraina.
Dalam wawancara yang disorot tersebut, Zelensky menegaskan bahwa Ukraina siap menyandang status sebagai negara netral, tanpa nuklir dan memberi jaminan keamanan dalam kesepakatan damai dengan Rusia. Itu adalah poin-poin yang diinginkan oleh Rusia sebelum memulai perang di Ukraina.
Zelensky juga ingin mendiskusikan masalah Krimea dan Donbas. Sebagian wilayah Donbas yang dikuasai oleh pemberontak Pro-Rusia menyatakan merdeka, sedangkan Krimea dicaplok oleh Moskow sejak 2014 lalu.
Pemimpin 44 tahun itu ingin agar perang selesai secepatnya dan penduduknya kembali hidup normal. PBB memperkirakan saat ini sudah ada 1.100 penduduk sipil tewas akibat pertempuran. Jumlah riil di lapangan bisa jadi jauh lebih banyak karena beberapa kota tidak bisa diakses karena sengitnya pertempuran.
’’Kesepakatan apa pun harus diajukan kepada rakyat Ukraina dalam sebuah referendum,’’ tegasnya seperti dikutip CNN. Zelensky menegaskan bahwa dia tidak ingin membahas masalah denazifikasi dan demiliterisasi dengan Rusia. Rencananya pembicaraan damai antara Rusia-Ukraia digelar di Istanbul, Turki hari ini (29/3). (Jawa Pos)