MANADOPOST.ID – Serangan pasukan Rusia kian melemah. Tapi Ukraina juga sudah luluh lantak. Meneruskan perang makin membuat kota-kota di Ukraina menjadi abu.
Menteri Ekonomi Ukraina Yulia Svyrydenko memperkirakan 8 ribu kilometer jalan dan 10 juta meter persegi permukiman telah hancur karena perang. Nilai kerusakan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi dan lainnya mencapai USD 564,9 miliar atau setara Rp 8,1 kuadriliun.
Mariupol adalah kota yang menderita kerusakan terparah. Kota itu diblokade oleh Rusia sejak beberapa hari lalu dan dibombardir dari berbagai penjuru. Wali Kota Mariupol Vadym Boichenko khawatir pasukan Ukraina di wilayahnya hanya mampu bertahan beberapa hari saja. Itu karena tidak ada lagi makanan dan air bersih.
Sebelum serangan Rusia, ada 400 ribu penduduk menghuni kota pelabuhan tersebut. Kini hanya ada sekitar 160 ribu penduduk sipil yang tersisa. Kemarin ada 26 bus yang siap membawa penduduk untuk mengungsi, tapi pasukan Rusia tidak memberikan jalan.
1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile
’’Penduduk Mariupol harus dievakuasi sepenuhnya. Rusia bermain-main dengan kami. Kami berada di tangan penjajah,’’ ujarnya. (Jawa Pos)
MANADOPOST.ID – Serangan pasukan Rusia kian melemah. Tapi Ukraina juga sudah luluh lantak. Meneruskan perang makin membuat kota-kota di Ukraina menjadi abu.
Menteri Ekonomi Ukraina Yulia Svyrydenko memperkirakan 8 ribu kilometer jalan dan 10 juta meter persegi permukiman telah hancur karena perang. Nilai kerusakan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi dan lainnya mencapai USD 564,9 miliar atau setara Rp 8,1 kuadriliun.
Mariupol adalah kota yang menderita kerusakan terparah. Kota itu diblokade oleh Rusia sejak beberapa hari lalu dan dibombardir dari berbagai penjuru. Wali Kota Mariupol Vadym Boichenko khawatir pasukan Ukraina di wilayahnya hanya mampu bertahan beberapa hari saja. Itu karena tidak ada lagi makanan dan air bersih.
Sebelum serangan Rusia, ada 400 ribu penduduk menghuni kota pelabuhan tersebut. Kini hanya ada sekitar 160 ribu penduduk sipil yang tersisa. Kemarin ada 26 bus yang siap membawa penduduk untuk mengungsi, tapi pasukan Rusia tidak memberikan jalan.
’’Penduduk Mariupol harus dievakuasi sepenuhnya. Rusia bermain-main dengan kami. Kami berada di tangan penjajah,’’ ujarnya. (Jawa Pos)