34.4 C
Manado
Tuesday, 30 May 2023

Pemilu Suriah, Bashar al-Assad Menang Keempat Kalinya, Suara Capai 95,1 Persen

MANADOPOST.ID–Presiden Suriah Bashar al-Assad memenangi masa jabatan keempat dengan perolehan 95,1 persen suara dalam pemilu. Kemenangan itu, sekaligus menandai keempat kali Al-Assad memimpin negeri yang hancur oleh perang itu.

Lawan Assad dan negara-negara Barat menilai kemenangan itu ditandai oleh kecurangan. Pemerintah Assad mengatakan pemilihan pada Rabu (26/5) menunjukkan Suriah berfungsi normal meskipun ada konflik yang telah berlangsung selama satu dekade, yang telah menewaskan ratusan ribu orang dan mengusir 11 juta orang atau sekitar setengah populasi dari rumah mereka.

Ketua parlemen Suriah Hammouda Sabbagh mengumumkan hasil pada konferensi pers pada Kamis (27/5). ’’Jumlah pemilih sekitar 78 persen, dengan lebih dari 14 juta warga Suriah mengambil bagian,’’ ujar Sabbagh seperti dikutip Antara dari Reuters

Pemilu tetap berjalan meskipun ada proses perdamaian yang dipimpin oleh PBB yang menyerukan pemungutan suara di bawah pengawasan internasional yang akan membantu membuka jalan bagi konstitusi baru dan penyelesaian politik.

1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile
Baca Juga:  Evakuasi Warga Sipil, Ukraina Umumkan 10 Koridor Kemanusiaan

Para menteri luar negeri Prancis, Jerman, Italia, Inggris, dan Amerika Serikat mengatakan dalam sebuah pernyataan yang mengkritik Assad menjelang pemilu, bahwa pemungutan suara tidak akan bebas atau adil. Turki, musuh Assad, juga mengatakan pemilihan itu tidak sah.

Kemenangan tersebut mengantarkan Assad, 55, tujuh tahun lagi berkuasa dan memperpanjang pemerintahan keluarganya hingga hampir enam dekade. Ayahnya, Hafez al-Assad, memimpin Suriah selama 30 tahun hingga kematiannya pada 2000.

Tahun-tahun Assad sebagai presiden diwarnai oleh konflik yang dimulai pada 2011 dengan protes damai sebelum berubah menjadi konflik multidimensi yang telah memecah belah negara Timur Tengah dan menarik teman dan musuh asing.

“Terima kasih kepada semua warga Suriah atas rasa nasionalisme mereka yang tinggi dan partisipasi mereka yang penting. Untuk masa depan anak-anak Suriah dan kaum mudanya, mari kita mulai besok kampanye kerja kita untuk membangun harapan dan membangun Suriah,” tulis Assad di halaman kampanye Facebook-nya.

Baca Juga:  BUKAN RUSIA! USA Paling Banyak Invasi, China: Amerika Serikat Ancaman Sebenarnya di Dunia

Tantangan terbesar Assad, sekarang setelah ia mendapatkan kembali kendali ekonomi yang sedang merosot. Pengetatan sanksi AS, keruntuhan keuangan negara tetangga Lebanon, pandemi Covid-19 yang menghantam pengiriman uang dari warga Suriah di luar negeri dan ketidakmampuan sekutu Rusia dan Iran untuk memberikan bantuan yang cukup, berarti prospek pemulihan tampak buruk.

Pemungutan suara itu diboikot oleh pasukan pimpinan Kurdi yang didukung AS yang mengelola wilayah kaya minyak di timur laut dan di wilayah barat laut Idlib, daerah kantong pemberontak terakhir yang ada, di mana orang-orang mengecam pemilihan tersebut dalam demonstrasi besar pada Rabu.

Assad mencalonkan diri melawan dua kandidat yang tidak jelas. Mereka adalaah mantan wakil menteri kabinet Abdallah Saloum Abdallah dan Mahmoud Ahmed Marei, kepala partai oposisi kecil yang secara resmi disetujui. Marei mendapat 3,3 persen suara, sementara Saloum menerima 1,5 persen. (jawapos)

MANADOPOST.ID–Presiden Suriah Bashar al-Assad memenangi masa jabatan keempat dengan perolehan 95,1 persen suara dalam pemilu. Kemenangan itu, sekaligus menandai keempat kali Al-Assad memimpin negeri yang hancur oleh perang itu.

Lawan Assad dan negara-negara Barat menilai kemenangan itu ditandai oleh kecurangan. Pemerintah Assad mengatakan pemilihan pada Rabu (26/5) menunjukkan Suriah berfungsi normal meskipun ada konflik yang telah berlangsung selama satu dekade, yang telah menewaskan ratusan ribu orang dan mengusir 11 juta orang atau sekitar setengah populasi dari rumah mereka.

Ketua parlemen Suriah Hammouda Sabbagh mengumumkan hasil pada konferensi pers pada Kamis (27/5). ’’Jumlah pemilih sekitar 78 persen, dengan lebih dari 14 juta warga Suriah mengambil bagian,’’ ujar Sabbagh seperti dikutip Antara dari Reuters

Pemilu tetap berjalan meskipun ada proses perdamaian yang dipimpin oleh PBB yang menyerukan pemungutan suara di bawah pengawasan internasional yang akan membantu membuka jalan bagi konstitusi baru dan penyelesaian politik.

Baca Juga:  Evakuasi Warga Sipil, Ukraina Umumkan 10 Koridor Kemanusiaan

Para menteri luar negeri Prancis, Jerman, Italia, Inggris, dan Amerika Serikat mengatakan dalam sebuah pernyataan yang mengkritik Assad menjelang pemilu, bahwa pemungutan suara tidak akan bebas atau adil. Turki, musuh Assad, juga mengatakan pemilihan itu tidak sah.

Kemenangan tersebut mengantarkan Assad, 55, tujuh tahun lagi berkuasa dan memperpanjang pemerintahan keluarganya hingga hampir enam dekade. Ayahnya, Hafez al-Assad, memimpin Suriah selama 30 tahun hingga kematiannya pada 2000.

Tahun-tahun Assad sebagai presiden diwarnai oleh konflik yang dimulai pada 2011 dengan protes damai sebelum berubah menjadi konflik multidimensi yang telah memecah belah negara Timur Tengah dan menarik teman dan musuh asing.

“Terima kasih kepada semua warga Suriah atas rasa nasionalisme mereka yang tinggi dan partisipasi mereka yang penting. Untuk masa depan anak-anak Suriah dan kaum mudanya, mari kita mulai besok kampanye kerja kita untuk membangun harapan dan membangun Suriah,” tulis Assad di halaman kampanye Facebook-nya.

Baca Juga:  BUKAN RUSIA! USA Paling Banyak Invasi, China: Amerika Serikat Ancaman Sebenarnya di Dunia

Tantangan terbesar Assad, sekarang setelah ia mendapatkan kembali kendali ekonomi yang sedang merosot. Pengetatan sanksi AS, keruntuhan keuangan negara tetangga Lebanon, pandemi Covid-19 yang menghantam pengiriman uang dari warga Suriah di luar negeri dan ketidakmampuan sekutu Rusia dan Iran untuk memberikan bantuan yang cukup, berarti prospek pemulihan tampak buruk.

Pemungutan suara itu diboikot oleh pasukan pimpinan Kurdi yang didukung AS yang mengelola wilayah kaya minyak di timur laut dan di wilayah barat laut Idlib, daerah kantong pemberontak terakhir yang ada, di mana orang-orang mengecam pemilihan tersebut dalam demonstrasi besar pada Rabu.

Assad mencalonkan diri melawan dua kandidat yang tidak jelas. Mereka adalaah mantan wakil menteri kabinet Abdallah Saloum Abdallah dan Mahmoud Ahmed Marei, kepala partai oposisi kecil yang secara resmi disetujui. Marei mendapat 3,3 persen suara, sementara Saloum menerima 1,5 persen. (jawapos)

Most Read

Artikel Terbaru