MANADOPOST.ID– Sampah medis Covid-19 dari rumah tangga dibuang sembarangan. Info yang didapat Manado Post, di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumompo banyak ditemukan sampah medis rumah tangga seperti masker.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Manado Yanti Putri mengatakan, sampah medis Covid-19 rumah tangga sangat berbahaya. “Sesuai Surat Edaran 3/2021 dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan ditindaklanjuti Pemerintah Provinsi Sulut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) diminta mengawasi sampah medis Covid-19 dari rumah tangga. Karena sangat berbahaya,” ujarnya.
Menurut dia, sesuai surat edaran semua gugus tugas yang ada di kecamatan dan kelurahan harus bisa membuat Depo khusus sampah medis rumah tangga. “Kalau pelaku usaha pasti mereka memiliki pihak ketiga untuk menghancurkan sampah medis. Untuk fasilitas pelayanan kesehatan dan rumah isolasi memiliki incenerator medis,” ungkapnya.
Untuk sementara katanya, DLH hanya bisa memberikan pelaporan ke Provinsi Sulut setiap minggu untuk penanganan sampah medis Covid-19. Nanti gubernur meneruskan ke KLH berapa banyak sampah medis rumah tangga. “Kami sarankan warga gunakan masker tidak sekali pakai. Untuk mengurangi sampah medis. Kalau perlu sampah medis sudah tidak digunakan seperti masker jangan dibuang. Tapi disemprot disinfektan dan disimpan tiga hari kemudian digunting dan di bawa ke Depo,” pungkasnya. (ite)
MANADOPOST.ID– Sampah medis Covid-19 dari rumah tangga dibuang sembarangan. Info yang didapat Manado Post, di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumompo banyak ditemukan sampah medis rumah tangga seperti masker.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Manado Yanti Putri mengatakan, sampah medis Covid-19 rumah tangga sangat berbahaya. “Sesuai Surat Edaran 3/2021 dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan ditindaklanjuti Pemerintah Provinsi Sulut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) diminta mengawasi sampah medis Covid-19 dari rumah tangga. Karena sangat berbahaya,” ujarnya.
Menurut dia, sesuai surat edaran semua gugus tugas yang ada di kecamatan dan kelurahan harus bisa membuat Depo khusus sampah medis rumah tangga. “Kalau pelaku usaha pasti mereka memiliki pihak ketiga untuk menghancurkan sampah medis. Untuk fasilitas pelayanan kesehatan dan rumah isolasi memiliki incenerator medis,” ungkapnya.
Untuk sementara katanya, DLH hanya bisa memberikan pelaporan ke Provinsi Sulut setiap minggu untuk penanganan sampah medis Covid-19. Nanti gubernur meneruskan ke KLH berapa banyak sampah medis rumah tangga. “Kami sarankan warga gunakan masker tidak sekali pakai. Untuk mengurangi sampah medis. Kalau perlu sampah medis sudah tidak digunakan seperti masker jangan dibuang. Tapi disemprot disinfektan dan disimpan tiga hari kemudian digunting dan di bawa ke Depo,” pungkasnya. (ite)
