29.4 C
Manado
Tuesday, 21 March 2023

Angela Pangemanan Jadi Dokter di Usia 20 Tahun, Kerap Dianggap Remeh dan Dicap Bocil

MANADOPOST.ID – Hari ini (16/2) Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi menggelar pelantikan dan pengambilan sumpah untuk dokter spesialis, dokter, dokter gigi dan ners.

Dari sederet nama yang dilantik, ada Angela Pangemanan. Namanya viral beberapa hari terakhir. Soalnya, Angela berhasil mendapat gelar dokter (dr) di usia 20 tahun. Kok bisa?

Angela bukanlah tipikal anak kedokteran pada umumnya. Umur 14 tahun yang lazimnya masih berjibaku dengan pelajaran SMP, ia malah sudah masuk kuliah. “Saya masuk SD terlalu cepat. Waktu umur 10 tahun sudah masuk SMP. Lalu dapat kelas akselerasi. Jadi sekolahnya dua tahun. Nah, di SMA masuk aksel lagi,” curhat perempuan dengan nama lengkap Angela Aprilia Pangemanan ini.

Ketika mendapat kesempatan masuk kelas percepatan saat SMA, Angela awalnya masih ragu. Menurut dia, masa putih abu-abu terlalu sayang dilewatkan hanya dua tahun. “Orangtua berhasil yakinkan untuk masuk aksel lagi,” ungkap putri dari pasangan Janry Pangemanan dan Grace Kandou ini.

Baca Juga:  OMG! Hari Ini 15 Warga Manado Positif Covid-19
1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile

Menjadi mahasiswi dengan usia terlalu dini, Angela kerap dicap bocil atau bocah kecil. “Ya karena masih muda kan. Sering dianggap remeh lah. Makanya minder kalau ditanya umur,” cerita perempuan kelahiran Jakarta 19 April 2001 ini.

Perbedaan usia juga membuat Angela harus bisa adaptasi pertemanan. Angela menyesuaikan pola pikir dan keadaan teman-teman yang lebih tua darinya.

“Saya kan orangnya ekstrovert, jadi kalau berteman dengan orang itu mudah. Apalagi dari berbagai kalangan umur. Tanpa sadar, hal itu juga sebenarnya mengajari saya untuk bagaimana bicara dan bertingkah sesuai dengan kelompok umur tertentu,” jawab anak bungsu dari tiga bersaudara ini.

Meski tidak menikmati masa muda seperti anak-anak yang lain, Angela tetap bersyukur apa yang menjadi pilihannya. “Tidak ada penyesalan kok. Enjoy aja,” kata perempuan berambut ash grey ini.

Baca Juga:  Andrei Angouw Pantau Revitalisasi Sungai di Sumompo Manado

Soal sindiran orang, Angela tidak mau membalas. Ia hanya bisa buktikan lewat hasil akhir. “Thank God ternyata saya mampu. Tidak apa-apa saya dianggap enteng. Tapi bersyukur saya boleh lewatin semua pendidikan dengan lancar. I catch up pretty quickly dan buktikan kalau masih muda begini saja bisa lakukan hal lebih baik dari usia yang lebih tua,” jawabnya.

Ketika ditanya langkah selanjutnya setelah menjadi dokter, begini jawab Angela. “Belum berpikir sejauh itu. Masih live in the moment. Sesuai kehendak Tuhan mau tempatkan Angela dimana,” jawabnya. (tkg)

MANADOPOST.ID – Hari ini (16/2) Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi menggelar pelantikan dan pengambilan sumpah untuk dokter spesialis, dokter, dokter gigi dan ners.

Dari sederet nama yang dilantik, ada Angela Pangemanan. Namanya viral beberapa hari terakhir. Soalnya, Angela berhasil mendapat gelar dokter (dr) di usia 20 tahun. Kok bisa?

Angela bukanlah tipikal anak kedokteran pada umumnya. Umur 14 tahun yang lazimnya masih berjibaku dengan pelajaran SMP, ia malah sudah masuk kuliah. “Saya masuk SD terlalu cepat. Waktu umur 10 tahun sudah masuk SMP. Lalu dapat kelas akselerasi. Jadi sekolahnya dua tahun. Nah, di SMA masuk aksel lagi,” curhat perempuan dengan nama lengkap Angela Aprilia Pangemanan ini.

Ketika mendapat kesempatan masuk kelas percepatan saat SMA, Angela awalnya masih ragu. Menurut dia, masa putih abu-abu terlalu sayang dilewatkan hanya dua tahun. “Orangtua berhasil yakinkan untuk masuk aksel lagi,” ungkap putri dari pasangan Janry Pangemanan dan Grace Kandou ini.

Baca Juga:  Dubes Djauhari Oratmangun, Diplomat Handal Berdarah Kawanua, Dianugerahi Gelar Profesor oleh DUFL

Menjadi mahasiswi dengan usia terlalu dini, Angela kerap dicap bocil atau bocah kecil. “Ya karena masih muda kan. Sering dianggap remeh lah. Makanya minder kalau ditanya umur,” cerita perempuan kelahiran Jakarta 19 April 2001 ini.

Perbedaan usia juga membuat Angela harus bisa adaptasi pertemanan. Angela menyesuaikan pola pikir dan keadaan teman-teman yang lebih tua darinya.

“Saya kan orangnya ekstrovert, jadi kalau berteman dengan orang itu mudah. Apalagi dari berbagai kalangan umur. Tanpa sadar, hal itu juga sebenarnya mengajari saya untuk bagaimana bicara dan bertingkah sesuai dengan kelompok umur tertentu,” jawab anak bungsu dari tiga bersaudara ini.

Meski tidak menikmati masa muda seperti anak-anak yang lain, Angela tetap bersyukur apa yang menjadi pilihannya. “Tidak ada penyesalan kok. Enjoy aja,” kata perempuan berambut ash grey ini.

Baca Juga:  AA-RS Terus Tawarkan Program

Soal sindiran orang, Angela tidak mau membalas. Ia hanya bisa buktikan lewat hasil akhir. “Thank God ternyata saya mampu. Tidak apa-apa saya dianggap enteng. Tapi bersyukur saya boleh lewatin semua pendidikan dengan lancar. I catch up pretty quickly dan buktikan kalau masih muda begini saja bisa lakukan hal lebih baik dari usia yang lebih tua,” jawabnya.

Ketika ditanya langkah selanjutnya setelah menjadi dokter, begini jawab Angela. “Belum berpikir sejauh itu. Masih live in the moment. Sesuai kehendak Tuhan mau tempatkan Angela dimana,” jawabnya. (tkg)

Most Read

Artikel Terbaru