32.4 C
Manado
Sunday, 26 March 2023

Jaga Kesehatan! Sulawesi Utara Masuk Provinsi dengan Kasus Gagal Ginjal Tertinggi

MANADOPOST.ID– Penyakit gagal ginjal termasuk di antara sepuluh penyakit tidak menular dengan potensi kematian tertinggi di Indonesia. Kasus gagal ginjal juga mengakibatkan pembiayaan tinggi. Menurut catatan BPJS Kesehatan, nilainya mencapai Rp 1,9 triliun.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Eva Susanti menjelaskan, kasus ginjal kronis di dunia menduduki peringkat ke-11 penyakit yang menyebabkan kematian. Jumlah kasusnya 1.427.233 orang. Sementara itu, di Indonesia masuk peringkat ke-10. ”Ada 42.130 orang,” ujarnya.

Sejak 2018, lanjut dia, ada tren peningkatan. Itu menurut riset kesehatan dasar (riskesdas). Pada Riskesdas 2013, ada 2 persen permil. Kemudian, naik menjadi 3,8 persen permil pada Riskesdas 2018. ”Kalau kita lihat prevalensi penyakit gagal ginjal kronis pada usia lebih dari 15 tahun berdasar diagnosis dokter, 2018 ada 3,8 persen atau 739.208 jiwa,” katanya.

Baca Juga:  Ini Reaksi yang Terjadi Setelah Disuntik Vaksin Dosis Ketiga Moderna

Dia mengungkapkan, provinsi yang tertinggi adalah Kalimantan Utara, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah. Kemudian, NTB, Aceh, Jawa Barat, Maluku, DKI Jakarta, Bali, dan DI Jogjakarta. ”Ini penyumbang prevalensi gagal ginjal di Indonesia,” imbuhnya.

1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile

Di beberapa provinsi kasusnya lebih tinggi daripada rata-rata nasional karena beberapa hal. ”Ini erat kaitannya dengan gaya hidup,” katanya. Namun, Eva mengaku belum ada penelitian lebih lanjut.

Selanjutnya, yang terbanyak berikutnya terjadi pada usia 65 sampai 74 tahun. Pasien laki-laki lebih banyak daripada perempuan. ”Indonesia miliki bonus demografi. Kita lihat di usia 35 sudah banyak yang gagal ginjal kronis,” katanya. Pemerintah berupaya mengurangi melalui deteksi dini. Selain itu, ada gerakan masyarakat hidup sehat (Germas).

Baca Juga:  Mengenal Germas: Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dari Kementerian Kesehatan

Dokter ahli nefrologi Wachid Putranto mengatakan, stadium penyakit ginjal kronis akan terus naik. Pada stadium lima, pasien harus cuci darah karena ginjal tidak maksimal berfungsi. ”Penyebab gagal ginjal kronis adalah diabetes, hipertensi. Penyebab lainnya ada glomerulonefritis dan kista pada ginjal. Saya amati ada tren penggunaan analgesik jangka panjang,” bebernya. (lyn/c6/fal/jawapos)

MANADOPOST.ID– Penyakit gagal ginjal termasuk di antara sepuluh penyakit tidak menular dengan potensi kematian tertinggi di Indonesia. Kasus gagal ginjal juga mengakibatkan pembiayaan tinggi. Menurut catatan BPJS Kesehatan, nilainya mencapai Rp 1,9 triliun.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Eva Susanti menjelaskan, kasus ginjal kronis di dunia menduduki peringkat ke-11 penyakit yang menyebabkan kematian. Jumlah kasusnya 1.427.233 orang. Sementara itu, di Indonesia masuk peringkat ke-10. ”Ada 42.130 orang,” ujarnya.

Sejak 2018, lanjut dia, ada tren peningkatan. Itu menurut riset kesehatan dasar (riskesdas). Pada Riskesdas 2013, ada 2 persen permil. Kemudian, naik menjadi 3,8 persen permil pada Riskesdas 2018. ”Kalau kita lihat prevalensi penyakit gagal ginjal kronis pada usia lebih dari 15 tahun berdasar diagnosis dokter, 2018 ada 3,8 persen atau 739.208 jiwa,” katanya.

Baca Juga:  Angin Kencang, Pohon Besar Tumbang di Jalan Menuju ‘Gedung Putih’ Sulut 

Dia mengungkapkan, provinsi yang tertinggi adalah Kalimantan Utara, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah. Kemudian, NTB, Aceh, Jawa Barat, Maluku, DKI Jakarta, Bali, dan DI Jogjakarta. ”Ini penyumbang prevalensi gagal ginjal di Indonesia,” imbuhnya.

Di beberapa provinsi kasusnya lebih tinggi daripada rata-rata nasional karena beberapa hal. ”Ini erat kaitannya dengan gaya hidup,” katanya. Namun, Eva mengaku belum ada penelitian lebih lanjut.

Selanjutnya, yang terbanyak berikutnya terjadi pada usia 65 sampai 74 tahun. Pasien laki-laki lebih banyak daripada perempuan. ”Indonesia miliki bonus demografi. Kita lihat di usia 35 sudah banyak yang gagal ginjal kronis,” katanya. Pemerintah berupaya mengurangi melalui deteksi dini. Selain itu, ada gerakan masyarakat hidup sehat (Germas).

Baca Juga:  Kandow Cs Suksesor Greysia Polii di Pelatnas

Dokter ahli nefrologi Wachid Putranto mengatakan, stadium penyakit ginjal kronis akan terus naik. Pada stadium lima, pasien harus cuci darah karena ginjal tidak maksimal berfungsi. ”Penyebab gagal ginjal kronis adalah diabetes, hipertensi. Penyebab lainnya ada glomerulonefritis dan kista pada ginjal. Saya amati ada tren penggunaan analgesik jangka panjang,” bebernya. (lyn/c6/fal/jawapos)

Most Read

Artikel Terbaru