MANADOPOST.ID- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyederhanakan exit tes bagi pasien positif Covid-19. Bila sebelumnya perlu dua kali tes PCR dengan hasil negatif untuk bisa keluar dari jeratan status warna hitam di aplikasi PeduliLindungi, maka kini tak lagi.
Sebagai informasi, status warna hitam di dalam aplikasi PeduliLindungi menandakan pemilik akun tersebut dilarang berkegiatan di tempat umum. Alasannya beragam, mulai dari positif Covid-19, memiliki riwayat kontak erat dengan kasus positif kurang dari 10 hari, hingga baru datang dari luar negeri.
Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan Setiaji mengatakan, pasien cukup tes PCR sekali pada H+5. Jika hasil exit test PCR tersebut negatif, maka status di PeduliLindungi akan secara otomatis berubah menjadi hijau. Penyederhanaan tersebut akan dimulai kemarin malam (22/2), pukul 23.59 WIB.
Seperti diketahui, sebelumnya, exit test PCR harus dilakukan dua kali bagi pasien Covid-19. Yakni, pada H+5 atau hari ke-6 setelah dinyatakan positif Covid-19. Apabila hasil negatif, maka harus dilanjutkan untuk tes PCR kedua di hari berikutnya hingga kemudian status di aplikasi PeduliLindunginya berubah.
”Mulai 22 Februari, nanti malam, untuk exit test PCR ke-2 ini tidak diperlukan. Cukup sekali saja melakukan exit test PCR dan hasilnya harus negatif,” ujarnya dalam temu media, kemarin (22/2).
Lalu, bagi pasien yang tidak melakukan tes PCR sebagai syarat exit test tetap bisa mengubah status warna di aplikasi PeduliLindungi miliknya. Hanya saja perlu menunggu hingga waktu isolasi selesai, yaitu H+10. ”Nanti otomatis akan menjadi hijau,” katanya.
Setiaji mewanti-wanti, tes yang diakui untuk mengubah warna status PeduliLindungi adalah swab PCR. Bukan antigen. Sebab, hingga kini PCR merupakan gold standard untuk tes deteksi Covid-19.
Di sisi lain, Setiaji juga menyampaikan bahwa pihaknya membuka kanal pengaduan baru untuk mempercepat layanan telemedicine. Masyarakat kini bisa mengakses whatsapp Kemenkes di 081110500567. Saat ingin mengakses layanan ini, cukup tulis kalimat halo/ hai, lalu akan segera mendapat balasan. Dalam balasan tersebut, akan ada menu-menu untuk layanan aduan, mulai dari vaksinasi COvid-19 hingga telemedicine isoman.
Diakuinya, layanan ini dibuat lantaran banyak keluhan masyarakat yang kerap menanyakan mengenai tidak mendapat whatsapp ketika positif, lalu tidak terdaftar di paket isoman, hingga belum mendapat kiriman obat. ”Ini satu fitur baru yang diharapkan bisa mempercepat layanan telemedicine bagi yang belum mendapatkan,” pungkasnya. (mia/jawapos)