24.4 C
Manado
Wednesday, 22 March 2023

Hati-hati! Diare di Bitung Renggut Nyawa Satu Bayi

MANADOPOST.ID – Di Kota Bitung terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) diare. Pasalnya, satu bayi di Kota Bitung, terinformasi meninggal dunia di Rumah Sakit Manembo-Nembo, Senin (30/1). Kasus tersebut dibenarkan Dinas Kesehatan Kota Bitung.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr Victor Tumbuan saat dikonfirmasi menjelaskan, bayi yang meninggal tersebut berumur 3 bulan 4 hari.

“Sangat disayangkan, bayi tersebut meninggal karena dehidrasi berat,” jelasnya, Rabu (1/2). Menurut Tumbuan, Dinas Kesehatan Kota Bitung dan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), sudah melakukan penyelidikan ke RS Manembo-nembo.

“Waktu dilakukan diskusi penelusuran mengenai kasus tersebut, bayi yang meninggal ini terlambat dibawa ke rumah sakit. Karena saat dibawa ke rumah sakit sudah dalam keadaan dehidrasi berat atau kekurangan cairan,” ulasnya.

1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile

Terkait dengan kasus tersebut, sampai saat ini pihaknya sudah melakukan semua tindakan-tindakan pencegahan penyelidikan dan untuk sementara bayi meninggal ini, Dinas Kesehatan Kota Bitung mencoba cari tahu keluarga penyebabnya apakah sumber air minumkah atau makanan. Namun pihak keluarga belum bisa memberikan pernyataan, alasannya masih dalam keadaan berduka.

Baca Juga:  Banyak Utang Malah Bayar Lahan Stadion Bermasalah, Jacobus Kritik Manajemen Keuangan Pemkot Bitung

“Tapi dari keterangan rumah sakit yang didapatkan adalah, status bayi ini sejak 3 minggu tidak lagi mendapat ASI eksklusif, sudah menggunakan susu biasa dan kemudian juga dan itu, yang sangat disayangkan bahwa penanganan di rumah tidak maksimal,” urainya.

Kemungkinan, dengan adanya kasus tersebut menurut Tumbuan, Kota Bitung mengarah ke Kejadian Luar Biasa (KLN) diare, merujuk peraturan dari Kementerian Kesehatan. Karena di tahun-tahun sebelumnya, tidak ada kasus sampai meninggal dunia.

“Kasus itu tiba-tiba muncul saat ini, satu bayi meninggal dunia. Namun saya bukan yang berkompeten menyatakan KLB ini, nanti dari pada pimpinan yang akan menjelaskan lebih lanjut,” tambahnya.

Padahal lanjutnya, kasus diare di Kota Bitung, sudah berangsur menurun sesuai dari dari tiga rumah sakit di Kota Bitung. Apalagi pihaknya bersama dengan seluruh Puskesmas di Kota Bitung all out turun ke wilayah untuk pencegahan.

“Sangat disayangkan karena diare sebenarnya secara medis, tidak boleh sampai menyebabkan kematian karena seharusnya diare bila ditangani dengan baik, itu bisa dilakukan di rumah dengan pemberian oralit atau dengan cairan yang cukup diberikan seperti ASI maka tidak akan sampai berakhir di rumah sakit,” imbuhnya.

Baca Juga:  Demi Ambil Kupon Pasar Murah, Lansia di Bitung Rela Berdesakan Sampai Pingsan

Sementara itu, dr Sunny Rumawung selaku tenaga kesehatan senior, mengimbau bagi keluarga yang mempunyai bayi ataupun balita, untuk lebih hati-hati dan teliti dalam memperhatikan asupan makanannya.

“Karena jika mengkomsumsi makanan yang tidak baik/steril maka salah satu penyakit yang bisa terjadi adalah diare,” jelasnya.

Lanjut Rumawung, diare bisa disebabkan oleh virus, bakteri dan lain-lain. Dan jika ada anggota keluarga apalagi bayi dan anak-anak Buang Air Besar (BAB) lebih dari biasanya, 5-7 kali atau lebih per hari, dengan konsistensi lembek dan cair apalagi diikuti dengan demam, letih dan kulit menjadi kering, maka segera dibawa ke dokter, Puskesmas atau Rumah Sakit.

“Penanganan pertama jika ditemukan seperti demikian di rumah, maka segera diberikan oralit, sering minum air putih ataupun memberi makanan yang lembek seperti bubur. Hal ini bertujuan untuk menghindari dehidrasi. Jangan menunda-nunda karena diare bisa mengakibatkan kematian. Ingatkan juga anak-anak kita untuk rajin cuci tangan sebelum makan,” imbau Rumawung. (franky sumaraw)

MANADOPOST.ID – Di Kota Bitung terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) diare. Pasalnya, satu bayi di Kota Bitung, terinformasi meninggal dunia di Rumah Sakit Manembo-Nembo, Senin (30/1). Kasus tersebut dibenarkan Dinas Kesehatan Kota Bitung.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr Victor Tumbuan saat dikonfirmasi menjelaskan, bayi yang meninggal tersebut berumur 3 bulan 4 hari.

“Sangat disayangkan, bayi tersebut meninggal karena dehidrasi berat,” jelasnya, Rabu (1/2). Menurut Tumbuan, Dinas Kesehatan Kota Bitung dan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), sudah melakukan penyelidikan ke RS Manembo-nembo.

“Waktu dilakukan diskusi penelusuran mengenai kasus tersebut, bayi yang meninggal ini terlambat dibawa ke rumah sakit. Karena saat dibawa ke rumah sakit sudah dalam keadaan dehidrasi berat atau kekurangan cairan,” ulasnya.

Terkait dengan kasus tersebut, sampai saat ini pihaknya sudah melakukan semua tindakan-tindakan pencegahan penyelidikan dan untuk sementara bayi meninggal ini, Dinas Kesehatan Kota Bitung mencoba cari tahu keluarga penyebabnya apakah sumber air minumkah atau makanan. Namun pihak keluarga belum bisa memberikan pernyataan, alasannya masih dalam keadaan berduka.

Baca Juga:  Jadi Perpanjangan Tangan Program Pemerintah, PWRI Diharapkan Bangun Kota Bitung

“Tapi dari keterangan rumah sakit yang didapatkan adalah, status bayi ini sejak 3 minggu tidak lagi mendapat ASI eksklusif, sudah menggunakan susu biasa dan kemudian juga dan itu, yang sangat disayangkan bahwa penanganan di rumah tidak maksimal,” urainya.

Kemungkinan, dengan adanya kasus tersebut menurut Tumbuan, Kota Bitung mengarah ke Kejadian Luar Biasa (KLN) diare, merujuk peraturan dari Kementerian Kesehatan. Karena di tahun-tahun sebelumnya, tidak ada kasus sampai meninggal dunia.

“Kasus itu tiba-tiba muncul saat ini, satu bayi meninggal dunia. Namun saya bukan yang berkompeten menyatakan KLB ini, nanti dari pada pimpinan yang akan menjelaskan lebih lanjut,” tambahnya.

Padahal lanjutnya, kasus diare di Kota Bitung, sudah berangsur menurun sesuai dari dari tiga rumah sakit di Kota Bitung. Apalagi pihaknya bersama dengan seluruh Puskesmas di Kota Bitung all out turun ke wilayah untuk pencegahan.

“Sangat disayangkan karena diare sebenarnya secara medis, tidak boleh sampai menyebabkan kematian karena seharusnya diare bila ditangani dengan baik, itu bisa dilakukan di rumah dengan pemberian oralit atau dengan cairan yang cukup diberikan seperti ASI maka tidak akan sampai berakhir di rumah sakit,” imbuhnya.

Baca Juga:  Banyak Perusahaan 'Nakal' di Bitung, DLH Ditantang Berani Tindak Tegas

Sementara itu, dr Sunny Rumawung selaku tenaga kesehatan senior, mengimbau bagi keluarga yang mempunyai bayi ataupun balita, untuk lebih hati-hati dan teliti dalam memperhatikan asupan makanannya.

“Karena jika mengkomsumsi makanan yang tidak baik/steril maka salah satu penyakit yang bisa terjadi adalah diare,” jelasnya.

Lanjut Rumawung, diare bisa disebabkan oleh virus, bakteri dan lain-lain. Dan jika ada anggota keluarga apalagi bayi dan anak-anak Buang Air Besar (BAB) lebih dari biasanya, 5-7 kali atau lebih per hari, dengan konsistensi lembek dan cair apalagi diikuti dengan demam, letih dan kulit menjadi kering, maka segera dibawa ke dokter, Puskesmas atau Rumah Sakit.

“Penanganan pertama jika ditemukan seperti demikian di rumah, maka segera diberikan oralit, sering minum air putih ataupun memberi makanan yang lembek seperti bubur. Hal ini bertujuan untuk menghindari dehidrasi. Jangan menunda-nunda karena diare bisa mengakibatkan kematian. Ingatkan juga anak-anak kita untuk rajin cuci tangan sebelum makan,” imbau Rumawung. (franky sumaraw)

Most Read

Artikel Terbaru