MANADOPOST.ID – Setelah sempat dihentikan akibat hantaman pandemi pada tahun sebelumnya, akhirnya pelaksanaan pengucapan di Kota Bitung bisa dilakukan tahun ini.
Namun biasanya masyarakat Bitung merayakan pengucapan pada tanggal 8 atau 10 Oktober kini pengucapan di Bitung dipercepat. Dimana pada tahun ini pelaksanaan pengucapan Bitung akan berlangsung 26 September.
Hal tersebut diungkapkan Wali Kota Bitung Ir Maurits Mantiri MM, saat diwawancarai, Rabu (22/9).
Maurits mengatakan, dipercepatnya pelaksanaan pengucapan pada 26 September berdasarkan hasil rapat koordinasi antara Pemkot Bitung, Pemprov Sulut serta daerah-daerah lain.
1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile
“Dimana gubernur sudah menegaskan pengucapan wajib dilakukan serentak pada 26 September baik Bitung, Minahasa maupun daerah lain yang akan merayakan pengucapan,” beber dia.
Maurits pada kesempatan itu mengatakan, pengucapan dilaksanakan serentak agar tidak terjadi keramaian dimana orang-orang dari daerah saling berkunjung. Hal itu berpotensi menimbulkan kemacetan dan kerumunan.
“Karena kalau dilaksanakan serentak sudah tidak ada lagi saling berkunjung, semua daerah merayakan pengucapan masing-masing,” jelasnya.
Meski begitu, Om Kumis sapaan akrabnya tetap mengingatkan pada seluruh masyarakat Bitung yang ingin merayakan pengucapan wajib memperhatikan protokoler kesehatan.
MANADOPOST.ID – Setelah sempat dihentikan akibat hantaman pandemi pada tahun sebelumnya, akhirnya pelaksanaan pengucapan di Kota Bitung bisa dilakukan tahun ini.
Namun biasanya masyarakat Bitung merayakan pengucapan pada tanggal 8 atau 10 Oktober kini pengucapan di Bitung dipercepat. Dimana pada tahun ini pelaksanaan pengucapan Bitung akan berlangsung 26 September.
Hal tersebut diungkapkan Wali Kota Bitung Ir Maurits Mantiri MM, saat diwawancarai, Rabu (22/9).
Maurits mengatakan, dipercepatnya pelaksanaan pengucapan pada 26 September berdasarkan hasil rapat koordinasi antara Pemkot Bitung, Pemprov Sulut serta daerah-daerah lain.
“Dimana gubernur sudah menegaskan pengucapan wajib dilakukan serentak pada 26 September baik Bitung, Minahasa maupun daerah lain yang akan merayakan pengucapan,” beber dia.
Maurits pada kesempatan itu mengatakan, pengucapan dilaksanakan serentak agar tidak terjadi keramaian dimana orang-orang dari daerah saling berkunjung. Hal itu berpotensi menimbulkan kemacetan dan kerumunan.
“Karena kalau dilaksanakan serentak sudah tidak ada lagi saling berkunjung, semua daerah merayakan pengucapan masing-masing,” jelasnya.
Meski begitu, Om Kumis sapaan akrabnya tetap mengingatkan pada seluruh masyarakat Bitung yang ingin merayakan pengucapan wajib memperhatikan protokoler kesehatan.