MANADOPOST.ID – Kepanikan terjadi di lingkungan Kantor Wali Kota Bitung, Selasa (25/4).
Bagaimana tidak, sirine peringatan dini tsunami dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di halaman Kantor Wali Kota Bitung berbunyi berulang-ulang kali.
BMKG mengeluarkan peringatan telah terjadi gempa bumi dengan kekuatan 8,2 sr di Kota Bitung serta berpotensi terjadinya tsunami dan mengimbau masyarakat segera menyelamatkan diri.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bitung, ketika menerima informasi dari BMKG langsung melapor ke Wali Kota Bitung Maurits Mantiri dan Wakil Wali Kota Hengky Honandar serta memerintahkan segera lakukan evakuasi kepada semua SKPD.
Seketika itu juga, terlihat para pegawai dan tenaga honorer berlarian keluar dari dalam ruangan untuk menyelamatkan diri dan juga menuju ke titik kumpul yang telah ditentukan.
Ledakan kuat berkali-kali terdengar dari dalam ruangan kantor, bahkan memicu terjadinya percikan api. Suasana kepanikan dan teriakan minta tolong terdengar di beberapa ruangan kantor.
Wali Kota Bitung menginstruksikan kepada kepala pelaksana (Kalaks) BPBD untuk segera melakukan asesmen di gedung-gedung perkantoran dan melaporkan hasilnya. Gerak cepat dilakukan BPBD, Sat Pol-PP, serta dinas kesehatan dalam hal ini tim reaksi cepat (TRC) yang kemudian mulai mengevakuasi korban yang terjebak di lantai IV dengan kondisi tertimpa atap.
Kondisi serupa juga dialami masyarakat Kota Bitung terlebih yang ada di pesisir pantai. Dalam pantauan lewat radio panggil, Wali Kota Bitung memerintahkan para camat agar melaporkan perkembangan di wilayah masing-masing dan segera untuk mengevakuasi masyarakat. Wali Kota Bitung mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti arahan yang sudah disampaikan.
“Ini adalah simulasi penanggulangan bencana yang dilakukan oleh Pemkot Bitung, sebagai kesigapan dalam menangani bencana yang terjadi di Kota Bitung,” ujar Mantiri.
Lanjutnya, Indonesia merupakan negeri dengan potensi bencana alam sangat tinggi khususnya untuk bencana gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami karena terletak pada pertemuan tiga lempeng/kerak bumi aktif. “Sehingga kegiatan-kegiatan simulasi seperti ini agar terus dilakukan,” tambahnya.(mpg)