24.4 C
Manado
Wednesday, 22 March 2023

Lahan Dataran Tinggi di Minut Dilirik Investor Tanaman Stevia, Ini Keuntungan Petani


MANADOPOST.ID—Lahan di dataran tinggi Minahasa Utara (Minut) dilirik untuk pengembangan tumbuhan baru dengan nilai ekonomis tinggi, Stevia. Hal itu diungkapkan CEO PT Bejana Kasih Sempurna Oktavianus Minanga selaku investor bubidaya tanaman asal Paraguay itu.

Didampingi Kepala Dinas Pertanian Minut Wangke Karundeng, survei lokasi uji coba penanaman Stevia dilakukan, Kamis (1/7). Dijelaskan Minanga, budidaya Stevia dapat dilakukan di tanah lembap dengan ketinggian di atas 600 meter permukaan darat. “Kami telah berhasil di Minahasa. Bahkan sudah panen perdana, awal bulan lalu. Jadi kami melihat ada kecocokan tanaman ini dengan tanah di wilayah Sulut, khususnya di Minahasa ini,” jelas dia.

Sebelumnya Minut tidak masuk wilayah pengembangan Stevia. Namun atas permintaan Kadis Pertanian sehingga pihaknya melakukan survei lapangan. Hasilnya, dia merasa cocok di beberap lokasi. “Makanya kami juga akan mencoba di wilayah dataran lebih rendah. Target kita di Minahasa Raya ini 40 ribu hektar,” terangnya.

Baca Juga:  TAB ‘Bubar’, 19 Personel Segera Dirombak, Ini Alasan Bupati Minut Joune Ganda

Nantinya, tanah yang cocok akan dites terlebih dahulu. Pihaknya akan berinvestasi dalam bentuk pemberian bibit dan pupuk hingga akhirnya membeli hasilnya dari petani untuk diekspor dan dikembangkan ke Korea. “Karena memang kami bekerjasama dengan perusahaan di Korea. Pengembangan bibitnya yang paling unggul. Perusahaan kami satu-satunya yang bisa mengelola di Indonesia bibit itu,” tuturnya.

1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile

Selain itu, setelah pengembangan di 40 ribu hektar lahan terpenuhi, pihaknya akan membangun pabrik di wilayah KEK Likupang. Agar tidak perlu lagi mengirimkannya ke Korea. “Sulut ini menjadi daerah pertama pengembangan Stevia di Indonesia karena memang struktur tanah dan kelembapannya cocok. Kalau ini berjalan sukses, keuntungan di petani bisa mencapai 7 triliun untuk periode hingga panen raya banyak milenial yang akan bertani,” beber dia.

Baca Juga:  RKKP Remaja Sinone GMIM Siap Digelar, Prokes Bakal Dijaga Ketat

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Minut Wangke Karundeng mengatakan telah menyampaikan rekomendasi beberapa lokasi yang dirasa cocok. Nantinya bila sudah diinvestasikan, pihaknya bakal memberikan pendampingan. “Untuk infrastrukturnya tentu akan kita kembangkan bersama lintas OPD. Di masa pandemi ini, tanaman ekonomis ini bisa sangat berdampak bagi para petani. Apalagi Stevia ini banyak kegunaannya. Bisa menggantikan tebu untuk dijadikan pemanis dan juga bisa jadi obat untuk beberap penyakit,” pungkasnya. (jen)


MANADOPOST.ID—Lahan di dataran tinggi Minahasa Utara (Minut) dilirik untuk pengembangan tumbuhan baru dengan nilai ekonomis tinggi, Stevia. Hal itu diungkapkan CEO PT Bejana Kasih Sempurna Oktavianus Minanga selaku investor bubidaya tanaman asal Paraguay itu.

Didampingi Kepala Dinas Pertanian Minut Wangke Karundeng, survei lokasi uji coba penanaman Stevia dilakukan, Kamis (1/7). Dijelaskan Minanga, budidaya Stevia dapat dilakukan di tanah lembap dengan ketinggian di atas 600 meter permukaan darat. “Kami telah berhasil di Minahasa. Bahkan sudah panen perdana, awal bulan lalu. Jadi kami melihat ada kecocokan tanaman ini dengan tanah di wilayah Sulut, khususnya di Minahasa ini,” jelas dia.

Sebelumnya Minut tidak masuk wilayah pengembangan Stevia. Namun atas permintaan Kadis Pertanian sehingga pihaknya melakukan survei lapangan. Hasilnya, dia merasa cocok di beberap lokasi. “Makanya kami juga akan mencoba di wilayah dataran lebih rendah. Target kita di Minahasa Raya ini 40 ribu hektar,” terangnya.

Baca Juga:  Hearing PAW Batal, Diduga Ada Intervensi DPD dan DPW NasDem

Nantinya, tanah yang cocok akan dites terlebih dahulu. Pihaknya akan berinvestasi dalam bentuk pemberian bibit dan pupuk hingga akhirnya membeli hasilnya dari petani untuk diekspor dan dikembangkan ke Korea. “Karena memang kami bekerjasama dengan perusahaan di Korea. Pengembangan bibitnya yang paling unggul. Perusahaan kami satu-satunya yang bisa mengelola di Indonesia bibit itu,” tuturnya.

Selain itu, setelah pengembangan di 40 ribu hektar lahan terpenuhi, pihaknya akan membangun pabrik di wilayah KEK Likupang. Agar tidak perlu lagi mengirimkannya ke Korea. “Sulut ini menjadi daerah pertama pengembangan Stevia di Indonesia karena memang struktur tanah dan kelembapannya cocok. Kalau ini berjalan sukses, keuntungan di petani bisa mencapai 7 triliun untuk periode hingga panen raya banyak milenial yang akan bertani,” beber dia.

Baca Juga:  Dengah-Luntungan Pimpin PSSI Minut, Begini Komitmen Bupati JG

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Minut Wangke Karundeng mengatakan telah menyampaikan rekomendasi beberapa lokasi yang dirasa cocok. Nantinya bila sudah diinvestasikan, pihaknya bakal memberikan pendampingan. “Untuk infrastrukturnya tentu akan kita kembangkan bersama lintas OPD. Di masa pandemi ini, tanaman ekonomis ini bisa sangat berdampak bagi para petani. Apalagi Stevia ini banyak kegunaannya. Bisa menggantikan tebu untuk dijadikan pemanis dan juga bisa jadi obat untuk beberap penyakit,” pungkasnya. (jen)

Most Read

Artikel Terbaru