MANADOPOST.ID–Meski kondisi pandemi Covid-19 di Kota Tomohon, berangsur-angsur menunjukkan tren positif. Ketersediaan fasilitas kesehatan penunjang pastinya punya peran vital. Semisal keberadaan Laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) yang berada di RSUD Anugerah Kota Tomohon, dari informasi yang dihimpun kini tersendat operasionalnya. Dikatakan Plt Direktur Utama RSUD Anugerah dr Simon Pati melalui Kepala Bagian Tata Usaha dr Novri Tuerah, pasca mundurnya dua orang Analis Laboratorium belum lama ini. Praktis, pelaksanaan test PCR di Kota Sejuk terhenti sementara.
“Test PCR di laboratorium RSUD Anugerah Tomohon, sebelumnya sudah pernah beroperasi. Hanya saja, belum lama ini, ada dua orang Analis Laboratorium yang mengundurkan diri. Sementara waktu memang belum bisa beroperasi,” ungkap Tuerah ketika dikonfirmasi Manado Post, belum lama ini.
“Belum melayani untuk sementara, tapi ini bukan berlaku secara berkelanjutan. Ini hanya sementara kok,” sambung dia.
Diakui Tuerah, persoalan insentif yang diterima tenaga kesehatan tersebut. Jadi latar belakang, mereka memilih untuk mengabdikan kompetensinya di tempat lain. Wajar, dengan profesi yang termasuk jarang tersebut. Para Analis Laboratorium yang dipekerjakan lewat skema tenaga honorer tersebut. Hanya menerima bayaran tak lebih Rp.3.000.000 perbulannya.
“Tapi sudah dikoordinasikan dan dikomunikasikan dengan kepala daerah. Jadi nantinya, mereka yang nantinya melamar sebagai Analis Laboratorium baru. Selain mendapatkan gaji tetap, ada tambahan insentif lainnya. Dan hal ini sudah disetujui pak wali kota,” kata Tuerah.
Diketahui, pembangunan Laboratorium PCR di RSUD Anugerah Kota Tomohon dibanderol dengan anggaran sebesar Rp.7,7 Miliar. Diambil dari pos anggaran Dana Insentif Daerah (DID) Dinas Kesehatan Tahun Anggaran 2020 lalu. Selain menjadi Laboratorium PCR perdana yang dimiliki di kabupaten/kota. Jumlah sampling PCR yang bisa dilayani di fasilitas kesehatan, diklaim mampu menyelesaikan 70 test tiap harinya.
Julius Laatung