23.4 C
Manado
Sunday, 2 April 2023

IDI Lebih Baik Hadapi Tantangan Debat Unhas Daripada Menghadap Petinggi Militer

MANADOPOST.ID— Respons keras ditunjukkan pihak Unhas terkait tudingan salah seorang pengurus IDI, Rianto Setiabudy, yang menyebut disertasi dokter Terawan Putranto tentang “cuci otak” tidak kredibel.

Bahkan disebutkan, adanya dugaan tekanan yang diterima para pembimbing dokter Terawan sehingga lulus dalam disertasi berisi metode “cuci otak” tersebut.

Alih-alih menanggapi tantangan tersebut, PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) malah mengunjungi Panglima TNI Andika Perkasa di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta pada Selasa, 5 April 2022.

Kunjungan tersebut diungkap dokter Arif Budi Satria, ahli bedah RSU Pusat Surakarta melalui akun twitternya.

1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile

Menanggapi pertemuan tersebut, Ketua Umum Forum Pimred Siber Indonesia, Bernadus Wilson Lumi mengatakan bahwa pertemuan PB IDI ke Panglima TNI bukan saat yang tepat.

Baca Juga:  Tindaklanjuti Instruksi Presiden, Kapolri: Polisi Tanamkan Nilai Tribrata dan Catur Prasetya

“Bukan saat yang tepat jika IDI melakukan audiensi ke Panglima TNI disaat sedang menjadi sorotan masyarakat,” kata Wilson Lumi, Rabu, (13/4).

Menurutnya, pertemuan tersebut terkesan mencari dukungan ke Panglima TNI, kendati katanya bertujuan untuk sinergitas IDI dengan TNI untuk ketahanan kesehatan.

“IDI saat ini tengah menjadi sorotan, oleh sebab itu lebih baik para pengurus membenahi masalah internal terlebih dahulu. Apakah kunjungan itu karena IDI khawatir jika akan terbentuk Ikatan Dokter Militer seperti usulan Hendro Priyono?” sergah Wilson.

Daripada menghadap Panglima TNI, lanjut Wilson Lumi, lebih baik PB IDI melayani tantangan debat yang dilontarkan pihak Unhas.

“Unhas itu universitas tertua di wilayah timur Indonesia dan telah meluluskan banyak dokter dengan kualitas yang tidak diragukan,” ucap Bernardus Wilson Lumi yang juga mantan Stafsus Bidang Media di TNP2K dimasa pemerintahan SBY-Boediono.

Baca Juga:  IDI KALANG KABUT? Rekomendasi Pemecatan Terawan, Izin Praktik Potensi Diambil Alih Pemerintah

Sebagai orang Sulawesi Wilson merasa terusik jika PB IDI meragukan kredibilitas Universitas Hasanudin dan meminta agar pengurus IDI intropeksi diri karena di dalam tubuh PB IDI banyak kepentingan yang bermain.(*)

MANADOPOST.ID— Respons keras ditunjukkan pihak Unhas terkait tudingan salah seorang pengurus IDI, Rianto Setiabudy, yang menyebut disertasi dokter Terawan Putranto tentang “cuci otak” tidak kredibel.

Bahkan disebutkan, adanya dugaan tekanan yang diterima para pembimbing dokter Terawan sehingga lulus dalam disertasi berisi metode “cuci otak” tersebut.

Alih-alih menanggapi tantangan tersebut, PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) malah mengunjungi Panglima TNI Andika Perkasa di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta pada Selasa, 5 April 2022.

Kunjungan tersebut diungkap dokter Arif Budi Satria, ahli bedah RSU Pusat Surakarta melalui akun twitternya.

Menanggapi pertemuan tersebut, Ketua Umum Forum Pimred Siber Indonesia, Bernadus Wilson Lumi mengatakan bahwa pertemuan PB IDI ke Panglima TNI bukan saat yang tepat.

Baca Juga:  Angkat Bicara Terkait Pemberhentian Terawan, Menko PMK: Terobosan dan Inovasi Sangat Penting

“Bukan saat yang tepat jika IDI melakukan audiensi ke Panglima TNI disaat sedang menjadi sorotan masyarakat,” kata Wilson Lumi, Rabu, (13/4).

Menurutnya, pertemuan tersebut terkesan mencari dukungan ke Panglima TNI, kendati katanya bertujuan untuk sinergitas IDI dengan TNI untuk ketahanan kesehatan.

“IDI saat ini tengah menjadi sorotan, oleh sebab itu lebih baik para pengurus membenahi masalah internal terlebih dahulu. Apakah kunjungan itu karena IDI khawatir jika akan terbentuk Ikatan Dokter Militer seperti usulan Hendro Priyono?” sergah Wilson.

Daripada menghadap Panglima TNI, lanjut Wilson Lumi, lebih baik PB IDI melayani tantangan debat yang dilontarkan pihak Unhas.

“Unhas itu universitas tertua di wilayah timur Indonesia dan telah meluluskan banyak dokter dengan kualitas yang tidak diragukan,” ucap Bernardus Wilson Lumi yang juga mantan Stafsus Bidang Media di TNP2K dimasa pemerintahan SBY-Boediono.

Baca Juga:  Tersebar di 10 Rumah Sakit, Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Bertambah Jadi 180 Orang

Sebagai orang Sulawesi Wilson merasa terusik jika PB IDI meragukan kredibilitas Universitas Hasanudin dan meminta agar pengurus IDI intropeksi diri karena di dalam tubuh PB IDI banyak kepentingan yang bermain.(*)

Most Read

Artikel Terbaru