32.4 C
Manado
Sunday, 26 March 2023

Indonesia Bersiap Hadapi Kemungkinan 100 Ribu Kasus Positif Covid-19 Per Hari

MANADOPOST.ID— Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyatakan bahwa Indonesia kini berada pada kondisi skenario terburuk yang diperhitungkan beberapa hari sebelumnya. Yakni 50 ribu kasus per hari.

Hanya butuh kurang lebih 1 minggu pertumbuhan kasus positif sudah mencapai kondisi terburuk yang diantisipasi pemerintah. Selama 2 hari terakhir, kasus positif mengalami lonjakan dengan pertumbuhan diatas 50 ribu per hari. Pada 14 Juli lalu, 54 ribu kasus positif. Kemudian pada kemarin (15/7) pertumbuhan kasus positif berada di angka 56.757

“Kami (sekarang,red) sudah masuk di worst case scenario. Yang sudah kita duga. Kita berharap jangan lebih dari 60 ribu (kasus positif per hari,Red),” jelas Luhut kemarin (15/7) karena jika kasus naik diatas 60 ribu, kata Luhut. Pemerintah harus membuat perhitungan-perhitungan baru lagi.

Baca Juga:  Indonesia Turun Kelas, Pendapatan Per Kapita Jadi USD3.870 dari USD4.050

Meski demikian, Luhut mengatakan bahwa pihaknya kini sudah mulai merancang jika nantinya kasus positif menanjak naik hingga 100 ribu kasus per hari. “Kalau bicara worst case scenario yang 60 ribu atau lebih (kapasitas respon,Red) kita itu saya rasa cukup oke. Kita tidak berharap sampai 100 ribu. Tapi itupun sudah kami rancang kalau terjadi,” jelasnya.

1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile

Luhut mengatakan, bahwa kasus mulai tidak terkendali ketika varian delta masuk. Peningkatan kasus Covid-19 di Jawa Bali didominasi varian delta. ”Dimana varian delta ini menurut yang saya baca sekitar 6 kali lebih cepat dari varian Alpha yang ada di masa PSBB 1 dan 2 jadi kita menghadapi musuh yang beda,” katanya.

Baca Juga:  Puluhan Juta Warga Tiongkok Antre Tes Covid, Makanan Mulai Diborong

Luhut mengatakan, delta juga menyebabkan peningkatan tidak hanya di Indonesia namun negara-negara lain. Serta menyebabkan efikasi vaksin menurun. Bahkan yang dinilai paling hebat sekalipun seperti pfizer. “Jadi biar kita paham bahwa varian delta ini tidak musa (mudah/bisa) dikendalikan,” jelasnya.(jawapos)

MANADOPOST.ID— Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyatakan bahwa Indonesia kini berada pada kondisi skenario terburuk yang diperhitungkan beberapa hari sebelumnya. Yakni 50 ribu kasus per hari.

Hanya butuh kurang lebih 1 minggu pertumbuhan kasus positif sudah mencapai kondisi terburuk yang diantisipasi pemerintah. Selama 2 hari terakhir, kasus positif mengalami lonjakan dengan pertumbuhan diatas 50 ribu per hari. Pada 14 Juli lalu, 54 ribu kasus positif. Kemudian pada kemarin (15/7) pertumbuhan kasus positif berada di angka 56.757

“Kami (sekarang,red) sudah masuk di worst case scenario. Yang sudah kita duga. Kita berharap jangan lebih dari 60 ribu (kasus positif per hari,Red),” jelas Luhut kemarin (15/7) karena jika kasus naik diatas 60 ribu, kata Luhut. Pemerintah harus membuat perhitungan-perhitungan baru lagi.

Baca Juga:  PEDAS BANGET! Politisi PDIP Sindir Oki Setiana Dewi, Singgung Nyali Suami dan Penghasilan Fantastis

Meski demikian, Luhut mengatakan bahwa pihaknya kini sudah mulai merancang jika nantinya kasus positif menanjak naik hingga 100 ribu kasus per hari. “Kalau bicara worst case scenario yang 60 ribu atau lebih (kapasitas respon,Red) kita itu saya rasa cukup oke. Kita tidak berharap sampai 100 ribu. Tapi itupun sudah kami rancang kalau terjadi,” jelasnya.

Luhut mengatakan, bahwa kasus mulai tidak terkendali ketika varian delta masuk. Peningkatan kasus Covid-19 di Jawa Bali didominasi varian delta. ”Dimana varian delta ini menurut yang saya baca sekitar 6 kali lebih cepat dari varian Alpha yang ada di masa PSBB 1 dan 2 jadi kita menghadapi musuh yang beda,” katanya.

Baca Juga:  Cegah Penyebaran Covid-19, Pasar Ulu dan Ondong Ditutup

Luhut mengatakan, delta juga menyebabkan peningkatan tidak hanya di Indonesia namun negara-negara lain. Serta menyebabkan efikasi vaksin menurun. Bahkan yang dinilai paling hebat sekalipun seperti pfizer. “Jadi biar kita paham bahwa varian delta ini tidak musa (mudah/bisa) dikendalikan,” jelasnya.(jawapos)

Most Read

Artikel Terbaru