29.4 C
Manado
Tuesday, 21 March 2023

BAHAYA! Teroris yang Ditangkap Makin Banyak, Rutan Khusus Napi Terorisme Kelebihan Kapasitas

MANADOPOST.ID–Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar mengungkapkan rumah tahanan (rutan) yang diperuntukan bagi tersangka dan terdakwa tindak pidana terorisme sudah mengalami kelebihan kapasitas.

Menurut Boy, kelebihan kapasitas atau overload ini lantaran makin bertambahnya orang-orang yang ditangkap terkait kasus terorisme.

“Kemudian juga jumlah terduga teroris yang ditangkap dan narapidana tindak pidana semakin bertambah. Pada akhirnya kita juga mengalami juga overload pada rutan-rutan yang berkaitan dengan penampung menampung kejahatan para tersangka terorisme,” ujar Boy dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR, Selasa (25/1).

“Jumlah terduga teroris yang ditangkap dan narapidana tindak pidana semakin bertambah,” tambahnya.

1491945 Adx_ManadoPost_InPage_Mobile

Boy menjelaskan penambahan terduga pelaku terorisme disebabkan upaya pencegahan kasus teror yang maksimal. Serta upaya penegakan hukum di level pencegahan. Sehingga banyak yang ditangkapi.

Baca Juga:  Terus bergerak, Densus 88 Polri Tangkap 10 Terduga Teroris di Sumut dan Sumsel

“Karena adanya kebijakan upaya-upaya pencegahan yang maksimal ya atau preventif strike yang penegakan hukum mulai dari level-level pencegahan,” katanya.

Selain itu, Boy juga membeberkan adanya titik operasi penindakan terhadap terorisme. Hal itu yang menyebabkan keterbatasan sarana dan pra sarana.

“Terdapat titik operasi penemuan tersebut yang relatif sulit diakses karena terbatasnya sarana prasarana karena ini juga berkaitan dengan kegiatan operasi di lapangan yang katakanlah seperti di salah satunya adalah di Poso,” pungkasnya.(Jawapos)

MANADOPOST.ID–Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar mengungkapkan rumah tahanan (rutan) yang diperuntukan bagi tersangka dan terdakwa tindak pidana terorisme sudah mengalami kelebihan kapasitas.

Menurut Boy, kelebihan kapasitas atau overload ini lantaran makin bertambahnya orang-orang yang ditangkap terkait kasus terorisme.

“Kemudian juga jumlah terduga teroris yang ditangkap dan narapidana tindak pidana semakin bertambah. Pada akhirnya kita juga mengalami juga overload pada rutan-rutan yang berkaitan dengan penampung menampung kejahatan para tersangka terorisme,” ujar Boy dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR, Selasa (25/1).

“Jumlah terduga teroris yang ditangkap dan narapidana tindak pidana semakin bertambah,” tambahnya.

Boy menjelaskan penambahan terduga pelaku terorisme disebabkan upaya pencegahan kasus teror yang maksimal. Serta upaya penegakan hukum di level pencegahan. Sehingga banyak yang ditangkapi.

Baca Juga:  PON Papua Bakal Bebas dari Ancaman KKB, Ini Alasan Panitia

“Karena adanya kebijakan upaya-upaya pencegahan yang maksimal ya atau preventif strike yang penegakan hukum mulai dari level-level pencegahan,” katanya.

Selain itu, Boy juga membeberkan adanya titik operasi penindakan terhadap terorisme. Hal itu yang menyebabkan keterbatasan sarana dan pra sarana.

“Terdapat titik operasi penemuan tersebut yang relatif sulit diakses karena terbatasnya sarana prasarana karena ini juga berkaitan dengan kegiatan operasi di lapangan yang katakanlah seperti di salah satunya adalah di Poso,” pungkasnya.(Jawapos)

Most Read

Artikel Terbaru